2023-07-01 03:52:12
Afirmasi Selalu TerwujudAfirmasi kita selalu terwujud, sebab pikiran menjadikan isinya sebagai goals yang dituju. Repotnya, isi pikiran tidak dikontrol, dibiarkan terisi begitu saja sehingga manakala terwujudnya, merasa sempit hati dan tertekan.
Contohnya begini, seorang gadis kecil pernah melihat ibunya menangis karena ayah menikah lagi. Ia menjadi benci dengan sikap ayah. Kebencian itu dipendam, sampai memiliki keyakinan "aku marah jika dikhianati" dimana konteks dikhianati adalah pasangan menikah lagi.
Setelah dewasa dimana media sosial mudah diakses dengan beragam informasinya, ia tertarik dengan tema selingkuh, ditinggalkan, disakiti, perceraian, ditandai dengan melihat/membaca konten itu sampai tuntas.
Maksudnya untuk mendapatkan hikmah atau pelajaran, tak sadar justru memprogram isi pikiran dengan konten itu. Maka ia pun mengalami apa yang ia pikirkan. Pasangannya menikah lagi.
Kisah ini adalah ilustrasi bagaimana afirmasi terwujud, yaitu berulang-ulang memasukkan informasi ke pikiran lalu menjadi program.
Lalu ketika ia ingin pasangannya kembali, ia berafirmasi hidup bahagia bersama pasangan, ia lupa: afirmasi positif itu baru saja ia lakukan.
Sementara afirmasi selingkuh, perceraian, istri disakiti, ibu menangis, sudah lama ia lakukan bahkan sejak kecil.
Jadi bukan afirmasi "hidup bahagia bersama pasangan yang setia" yang gagal, tapi afirmasi kebalikannya yang terwujud.
Lalu bagaimana memperbaikinya?
Apapun caranya, tidak instan. Sama seperti tidak instannya sebuah afirmasi negatif terwujud.
Meskipun tidak instan, tak punya pilihan juga. Artinya daripada hal negatif terjadi berlarut-larut, lebih baik memilih untuk mulai mengisi pikiran dengan hal baik.
Mulailah dengan menghapus imajinasi negatif di pikiran, dengan cara memaafkan dan ridho dengan takdir yang sudah terjadi.
Dalam kasus gadis tadi, maafkan ayah yang dulu pernah menikah lagi. Maafkan diri sendiri yang tak mampu menghibur dan menjaga ibu.
Indikasi sudah memaafkan adalah bila ingat kejadian itu, hati menjadi tenang, ringan, dan lega. Barulah mengisi pikiran dengan hal baik.
Insya Allah hidup berubah, sebab hidup selalu berjalan sesuai isi pikiran. Isi pikiran baik, hidup pun baik.
Wallahu'alam
Ahmad Sofyan Hadi---------------------------------------------------
Butuh bimbingan memprogram ulang pikiran?Mau diajari memprogram pikiran menjadi berlimpah?Mau dibimbing mewujudkan goals lebih mudah?Pelajari disini: https://member.kelasafirmasionline.com/aff/5/1481/?coupon=BEHINDSIGN
1.1K viewsAhmad Sofyan Hadi, 00:52