Get Mystery Box with random crypto!

Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru

Logo saluran telegram rumahkeluargaindonesiapekanbaru — Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru R
Logo saluran telegram rumahkeluargaindonesiapekanbaru — Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru
Kategori: Tidak terkategori
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 1.25K
Deskripsi dari saluran

Rumah keluarga Indonesia, Inspiration for happy, healthy, smart family

Ratings & Reviews

3.67

3 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

1

4 stars

1

3 stars

0

2 stars

1

1 stars

0


Pesan-pesan terbaru 2

2022-05-30 04:03:41 Ketika Seorang Lelaki Datang Melamar Putriku

Oleh : Cahyadi Takariawan

Ketika seorang lelaki datang melamar putriku, apa yang akan aku katakan kepadany,a?

Bagaimana aku menjawabnya?

Yang jelas, aku tidak akan sekedar menjawab dengan boleh atau tidak boleh. Bukan jawaban ya atau tidak. Urusan ini, biar dijawab sendiri oleh putriku.

Lalu apa jawabanku? Simak di sini –
https://www.kompasiana.com/pakcah/6293933353e2c31e533b8b32/ketika-seorang-lelaki-datang-melamar-putriku

Dipersembahkan oleh
Rumah Keluarga Indonesia
660 views01:03
Buka / Bagaimana
2022-05-29 05:43:56 ANAK TANTRUM DIBIARKAN SAJA SAMPAI SELESAI, BENAR NGGAK?

Oleh: Eka Wardhana

Menurut saya, kurang tepat bila mendiamkan begitu saja anak yang tantrum. Terutama ketika ternyata tantrumnya frustatif. Anak yang frustasi tentu perlu ditolong bukan dibiarkan.

Setidaknya ada 6 langkah yang bisa dilakukan saat menghadapi anak tantrum, yaitu:

1. Mengalihkan

Orangtua bisa mengalihkan perhatian anak dengan benda yang disukai seperti kue atau mainan. Selain dengan benda, pengalihan juga bisa dilakukan dengan menunjukkan sesuatu yang menarik, misalnya: “Eh, lihat. Apa yang ada di sana ya?”

Pengalihan juga dengan memberikan pilihan, seperti: kita pulang lewat mana ya? Lewat taman atau lewat mal?

2. Dengan Berkata Lembut dan Tinggalkan

Katakan dulu dengan lembut, tanpa terpancing emosi, semisal: “Ayah/Ibu tidak bisa perhatikan kamu kalau kamu teriak-teriak seperti ini. Nanti kalau kamu sudah tenang, bilang ke Ayah/Ibu ya”

Setelah itu baru tinggalkan. Syaratnya: tempat harus aman, kalau di keramaian sangat beresiko anak hilang tentunya.

Tujuannya: agar anak segera menghentikan tantrum. Sebab anak itu tantrum karena ada yang melihat, bila tidak ada yang melihat tentu ia merasa tak guna melanjutkan tantrumnya.

3. Jangan Menuruti Kemauan Anak

Kalau dituruti, tantrumnya akan berulang di masa depan. Tetapi tetap lakukan dengan lembut, tidak terpancing emosi.

4. Gendong dan Bawa Pergi

Hal ini bila anak tantrum di tempat umum. Katakan: “Ayah/Ibu akan bawa kamu pergi dari sini, kecuali kalau kamu bisa tenang.”

Lalu gendong dan bawa ke tempat yang lebih sepi. Tujuannya agar tidak mengganggu orang lain dan kita juga bisa fokus menangani anak tanpa terganggu orang lain.

5. Berusaha Tetap Tenang

Meskipun kita sedang emosi, berusahalah tetap tenang. Kenapa? Karena anak akan meniru respon kita. Bila kita tetap tenang, anak akan belajar tenang dan mengendalikan emosi di kemudian hari.

6. Tunjukkan Cinta

Bila tantrum sudah lewat, bersikap biasa, tak perlu mengungkit-ngungkit apa yang telah lalu. Meskipun kita merasa dipermalukan anak. Tunjukkan cinta dengan memeluk, mencium dan bersikap biasa.

Dipersembahkan oleh Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru
460 views02:43
Buka / Bagaimana
2022-05-26 03:51:07 Kelak jika takdir ajal istrimu lebih cepat daripadamu, niscaya engkau akan kangen dengan kecerewetan istrimu. Mungkin engkau akan menangis menahan rindu terhadap hal-hal kecil yang biasa istrimu lakukan di masa hidupnya pada dirimu dan pada anak-anakmu, yang sekarang ini engkau sebut dengan istilah "ngomel."

Wahai para suami....jangan mudah engkau menceraikan istrimu. Atau sedikit-sedikit mengancam untuk menceraikan istrimu, setiap kali engkau sakit hati karena bertengkar.

Belajarlah dari Umar bin Khatab ra yang istrinya cerewet dan suka ngomel. Lalu ketika sahabatnya nyinyir bertanya mengapa engkau tidak menceraikan istrimu. Umar ra menjawab, "Bagaimana aku bisa menceraikan istriku yang telah mendidik dan membesarkan anak-anakku. Bukankah ia ibu dari anak-anakku?"

Wahai para suami....jangan juga suka memukul istri (melakukan KDRT) setiap kali engkau marah karena lidah istrimu yang pedas. Memang kebanyakan istri melakukan KDRT terhadap suaminya dengan lidahnya. Namun janganlah engkau membalasnya dengan tanganmu. Bersabarlah dan lembutlah.

Belajarlah dari Nabi Muhammad saw yang tidak pernah memukul istrinya, walau Al Qur'an membolehkannya. Beliau adalah sebaik-baiknya suami terhadap istri-istrinya, sehingga cinta mereka abadi di dunia dan akhirat.

Akhirnya....untuk para suami. Sampaikanlah puisi ini kepada istrimu sebagai tanda syukur dan cintamu kepadanya :

"Terima kasih istriku karena engkau mau menua bersamaku

Aku yang lemah dan banyak khilaf ini
Aku yang egois dan tak sabar untuk memahamimu
Aku yang hanya satu dari seribu manusia yg bisa engkau pilih untuk menjadi suamimu

Terima kasih istriku karena engkau mau menua bersamaku

Engkau yang baik dan pengertian
Engkau yang dalam doa diammu dan dalam teriak sayangmu hanya ingin agar aku bahagia
Engkau yang dalamnya lautanpun tak dapat mengalahkan dalamnya lautan cintamu kepadaku.

Terima kasih istriku karena engkau mau menua bersamaku

Walau sering tidak terucap.
Namun tatapan mata kita.. sentuhan raga kita..
Berkata jujur tentang cinta di antara kita.
Canda dan serius kita dilumuri oleh rasa syukur karena saling sayang di antara kita.
Bahkan benci dan marahan kita pun tak dapat mengalahkan rindu dan kangen kita.

Terima kasih karena engkau mau menua bersamaku.

Bersama tubuh ringkih ini
Bersama wajah yang makin keriput ini
Bersama masa lalu yang penuh suka dan duka
Bersama masa depan yang akan menunggu ajal

Terima kasih istriku...engkau tetap mau di sisiku
Menghabiskan asa yang tersisa
Meniti jalan ke surga
Meninggalkan warisan generasi sholih sholihah

Terima kasih istriku karena engkau mau menua bersamaku.
Semoga Tuhan sang pemilik cinta memberi karunia cinta ini sepanjang masa.

Dipersembahkan oleh Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru
532 views00:51
Buka / Bagaimana
2022-05-26 03:51:06 SURAT TERBUKA UNTUK PARA SUAMI...
(yang istrinya menyebalkan)

By. Satria hadi lubis

Wahai para suami....bersabarlah terhadap perilaku istrimu yang cerewet, yang seringkali engkau menahan sebal dalam hatimu karena kecerewetan dan keluh kesahnya. Tak habis pikir engkau, walau istrimu sudah engkau nasehati berulangkali kali agar hemat kata dan lebih sibuk berbuat kebaikan, tapi ia tetap "istiqomah" dengan kecerewetannya.

Belajarlah dari seorang ulama salaf yang istrinya suka ngomel, membahas apa saja yang kecil dan remeh selama 40 tahun. Lalu setelah istrinya meninggal, seorang sahabatnya bertanya kepada ulama tersebut mengapa engkau tahan punya istri yang cerewet dan suka mengomel. Lalu ulama tersebut menjawab : "Setiap manusia akan diuji. Aku diuji oleh istriku. Semoga kesabaranku menjadi pahala untuk menebus dosa-dosaku di masa lalu."

Wahai para suami....bersabarlah terhadap istrimu yang suka mengeluh tentang kurangnya uang belanja. Jangan tergoda untuk mencari nafkah yang tidak halal akibat rengekan istrimu tentang materi. Sebaliknya, janganlah pelit memberi nafkah. Berilah sesuai dengan kesanggupanmu, tanpa ditahan-tahan dan tanpa diminta terlebih dahulu.

Didiklah istrimu agar qona'ah dengan harta seperti qona'ahnya Fatimah Az Zahra yang suaminya, Ali bin Abu Tholib ra, miskin namun berbudi lembut dan berwibawa di mata istrinya. Istrimu akan segan denganmu jika engkau menunjukkan akhlaq yang baik, walau engkau berkekurangan harta.

Wahai para suami...bersabarlah terhadap istrimu yang menuduhmu selingkuh. Sedikit-sedikit engkau ditanya dengan nada curiga apakah engkau selingkuh. Mungkin istrimu takut kehilanganmu dan sangat mencintaimu.

Janganlah tergoda untuk membuktikan kecurigaan istrimu dengan malah berselingkuh. Walau mungkin engkau punya alasan lain, yaitu ketidakpuasan seksual dari istri, namun janganlah berselingkuh.

Engkau harus tahu selingkuh itu sangat menyakitkan istri. Istri bisa sakit hati bertahun-tahun walau engkau selingkuhnya 20 tahun yang lalu. Walau engkau sudah taubat dan sudah menjadi marbot mesjid.

Tetaplah setia dan sabar. Engkau hanya diminta menahan nafsu paling lama 40 tahun yang sebanding dengan satu jam saja di sisi Allah (lihat Qs. 22 ayat 47 : satu hari dalam perhitungan Allah sama dengan seribu tahun dalam perhitungan manusia). Tahanlah nafsumu dengan banyak ibadah dan produktif bekerja.

Nanti di surga engkau akan mendapat bidadari yang bisa engkau datangi kapan saja tanpa ada kecemburuan dari istrimu. Kesabaran selalu berbuah manis.

Wahai para suami....bersabarlah jika istrimu tidak mau diduakan. Tidak mau engkau poligami, walau engkau telah menyampaikan beberapa alasan yang syar'i dan ilmiah. Jangan engkau paksakan untuk poligami (ta'adud) jika istrimu jelas-jelas menolak, apalagi sampai istrimu mengancam untuk gugat cerai.

Pikirkanlah anak-anakmu yang akan tumbuh kembang secara abnormal jika engkau dan istrimu selalu bertengkar akibat tindakan nekadmu berpoligami. Apalagi jika engkau bercerai dengan istrimu. Lalu anak-anakmu besar dalam keluarga broken home.

Jangan juga diam-diam melakukan poligami. Sebab itu hanya akan menjadikanmu ahli dusta setiap kali engkau menggilir istrimu yang lain. Takutlah dengan hadits nabi bahwa ahli dusta akan menjadi ahli neraka.

Jika istrimu tak siap dipoligami maka akui sajalah bahwa engkau memang belum mampu mendidik istrimu dalam hal poligami. Atau bisa jadi engkau memang tidak diberi kemampuan oleh Allah swt untuk mendidik istrimu dalam hal tersebut. Mungkin Allah ingin agar takdirmu hanya beristri satu.

Ketahuilah....mampu berpoligami itu bukan hanya ukurannya materi, tapi juga mampu menjelaskan kepada istri sampai istrimu menerima untuk dimadu, walau mungkin belum ikhlas seratus persen.

Di atas itu semua....bersyukurlah wahai suami terhadap berbagai perilaku istrimu yang menyebalkan. Sebab ia adalah anugerah Allah yang wajib engkau pertahankan dan engkau jaga dengan baik. "Jagalah dirimu dan keluargaku dari api neraka..." (Qs. 66 ayat 6).
413 views00:51
Buka / Bagaimana
2022-05-22 02:12:18 Meminta Izin Untuk Berzina

Oleh: Atik, tim KPAK BPKK DPD Pekanbaru

Suatu hari, ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pemuda itu berkata: ”Wahai Rasulullah, izinkanlah aku berzina!"

Para sahabat yang saat itu sedang berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sontak marah pada pemuda itu karena besarnya rasa kecemburuan mereka pada agama ini.

Namun apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada pemuda tersebut? Beliau tidak menyikapi dengan amarah, tetapi mengajak sang pemuda untuk berdialog serta berpikir.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya, ”Mendekatlah kepadaku!"

Setelah ia mendekat, beliau pun bersabda, ”Duduklah!” Maka ia pun duduk.

Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, ”Sukakah engkau jika hal itu terjadi pada ibumu?”

”Tidak! Demi Allah, wahai Rasul," sahut pemuda tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Demikian juga seluruh manusia, mereka tidak suka jika zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka.”

Kemudian beliau bertanya lagi, ”Sukakah engkau jika hal itu terjadi pada anak perempuanmu?”

Lantas pemuda itu menjawab dengan jawaban yang serupa, pun saat beliau bertanya jika hal itu terjadi pada saudara perempuannya, bibinya, dan seterusnya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut, lalu berdoa,

اللّٰهُمَ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ

“Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, bersihkan hatinya, dan jagalah kemaluannya.” (HR. Ahmad)

Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina.

Dari kisah di atas, hikmah yang bisa kita petik diantaranya, Rasulullah mengedepankan dialog serta mengajak si pemuda untuk berpikir alih-alih marah saat mendengar pemuda tadi ingin bermaksiat.

Begitu pula semestinya kita sebagai orang tua, ajaklah anak-anak kita terutama yang sudah baligh untuk berdiskusi perihal masalah ini, perilaku apa saja yang mendekati zina, apa saja penyakit yang ditimbulkannya dari segi kesehatan, apa hukuman bagi pelakunya, bagaimana kedudukan dosa zina di hadapan Allah Ta'ala, merefleksikan kisah-kisah teladan dari AlQur'an semisal kisah nabi Yusuf yang hatinya takut serta menghadirkan Allah ketika digoda oleh majikannya untuk berzina, dan kisah-kisah lainnya.

Dengan diskusi seperti ini disertai dialog iman tentang pengawasan Allah yang Maha mendengar lagi Maha melihat setiap gerak-gerik semua makhluk ciptaan-Nya semoga mampu memahamkan ananda betapa pentingnya menjaga diri dari perbuatan zina.

Lantas, kita juga bisa mengadaptasi doa yang diucapkan rasulullah di atas, untuk mendoakan hal serupa bagi anak-anak kita, khususnya yang telah baligh. Agar Allah senantiasa mengampuni kekhilafan mereka, menyucikan hati mereka dan menjaga kemaluan mereka. Bukankah doa yang tulus dari orang tua bisa menjadi penjagaan bagi anak-anaknya?

Demikian, Wallahu Ta'ala A'lam.

Dipersembahkan oleh Rumah Keluarga Indonesia Pekanbaru
495 views23:12
Buka / Bagaimana
2022-05-21 01:31:31 PEMICU KEGELISAHAN

Oleh : KH. Aunur Rafiq Saleh Tamhid Lc

• Para peneliti di universitas Ohio menemukan bahwa ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangga dan hubungan yang tidak stabil antar suami-istri bisa meningkatkan munculnya hormon ketegangan dan menghambat sistem imun hingga menurunkan sel-sel T lymphocytes yang sangat penting bagi sistem imun.

• Dalam kajian sebelumnya terbukti bahwa orang yang hidup bersama wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah itu tingkat kegelisahan dan kecemasannya meningkat dan pada umumnya hidupnya tidak tenang dan tidak stabil. Karena itu, para ilmuwan menasehati agar menikah secara sah hingga hubungan suami-istri itu stabil, demi menjaga kesehatan masing-masing dari keduanya.

• Subhanallah! Allah telah menyampaikan nasehat ini 14 abad yang lalu di dalam firman-Nya:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum: 21)

***

Dipersembahkan oleh Rumah keluarga Indonesia, Pekanbaru
489 views22:31
Buka / Bagaimana
2022-05-17 17:31:06 Gambaran ideal memiliki pasangan yang selalu mengerti dan memahami dirinya, seringkali menjadi sumber kekecewaan. Karena seiring dengan perjalanan waktu, ditambah dengan kesibukan yang semakin padat, menyebabkan perhatian suami dan istri terpecah kepada banyak urusan.

Jika saat pengantin baru masih bisa fokus memperhatikan pasangan, maka setelah punya anak, bertambah banyak kegiatan dan agenda, orang tua atau mertua yang semakin renta juga butuh perhatian, akhirnya tidak bisa lagi fokus hanya memperhatikan pasangan.

Pada dasarnya yang diperlukan oleh suami dan istri adalah berusaha untuk saling mengerti dan saling memahami pasangan. Bukan hanya menunutut untuk dimengerti dan dipahami oleh pasangan. Jika yang muncul hanyalah tuntutan dan harapan sepihak, maka kekecewaan akan lebih mudah didapatkan.

“Engkau tidak pernah mengerti keadaanku”, merupakan ungkapan kekecewaan terhadap pasangan yang banyak terjadi dalam kehidupan pernikahan. Suami menuduh istri tidak mengerti kondisi dirinya; istri menuduh suami tidak mengerti keadaan dirinya. Keduanya saling tuduh menuduh, menuding pasangannya tidak mengerti tentang dirinya.

Yang diperlukan adalah usaha untuk semakin mendalami kondisi dan keadaan pasangan, agar semakin mengerti dan memahami. Namun jangan mudah kecewa jika harapan dimengerti belum kunjung terpenuhi.

Ada banyak sebab mengapa suami dan istri saling kecewa. Beberapa hal berikut ini sering menjadi sumber kekecewaan dalam kehidupan pernikahan.

Keempat, Berharap Pasangan Menjadi Sama Dengan Dirinya

Ada suami yang berharap istrinya memiliki karakter yang sama dengan dirinya; sebagaimana istri berharap suaminya memiliki karakter yang sama dengan dirinya. Harapan seperti ini juga berdasarkan kepada hal yang tidak realistis, mengingat karakter laki-laki dan karakter perempuan adalah dua hal yang khas.

Mereka tercipta dengan kromosom yang berbeda, hormon yang berkembang dalam diri mereka tidak sama, memiliki struktur otak yang berbeda, lalu bagaimana diminta menjadi sama? Tentu tidak realistis.

Sampai berapa lamapun suami istri hidup bersama dalam rumah tangga, akan tetap memiliki sisi-sisi yang berbeda dalam dirinya. Tidak akan pernah sama. Sampai akhir hidupnya, istri tetap menjadi perempuan yang lengkap dengan potensi keperempuanan dan ego keperempuanan.

Sebagaimana suami, sampai akhir hidupnya ia adalah seorang lelaki yang lengkap dengan potensi kelelakiannya dan ego kelelakiannya. Mereka tidak akan pernah berubah menjadi makhluk yang sama.

Yang bisa mereka lakukan adalah saling memahami dan menghormati dalam berbagai perbedaan yang tak bisa dihindari.

Dipersembahkan oleh Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru
565 views14:31
Buka / Bagaimana
2022-05-17 17:31:06 SUMBER KEKECEWAAN DALAM PERNIKAHAN

Oleh : Cahyadi Takariawan

Ada banyak sebab mengapa suami dan istri saling kecewa. Beberapa hal berikut ini sering menjadi sumber kekecewaan dalam kehidupan pernikahan.

Pertama, Berharap Kesempurnaan Pasangan

Apa yang anda bayangkan tentang sosok suami? Apa yang anda bayangkan tentang sosok istri? Setinggi apapun harapan anda kepada pasangan, harus dilandasi pemahaman bahwa dirinya adalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan. Sebagaimana diri anda sendiri juga manusia yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan.

Adalah hal yang mustahil untuk berharap kesempurnaan pasangan. Tidak ada manusia sempurna, maka jangan berharap memiliki pasangan yang sempurna tanpa cacat. Ketika pernikahan diilhami oleh kisah-kisah roman dari film, sinetron, novel, kadang menimbulkan harapan yang berlebihan. Kisah cinta dramatis dalam film Hollywood, sinetron, drama Korea, dan novel-novel percintaan pada umumnya, adalah sebuah citra buatan yang semu, tidak nyata.

Begitu kuat citra semu dari kisah roman yang didasarkan atas fantasi itu, hingga mempengaruhi perilaku banyak laki-laki dan perempuan di muka bumi. Tanpa sadar mereka tergiring untuk memiliki imajinasi dan harapan yang berlebihan terhadap pasangan. Seperti apakah sosok lelaki dan perempuan idaman, mereka ambil rujukannya dari novel, film dan sinetron fantasi.

Dampaknya mudah ditebak. Mereka cepat mengalami kekecewaan dan ketidakpuasan dalam kehidupan pernikahan. Karena diri dan pasangannya adalah nyata. Sementara kisah roman yang dibaca dan ditonton adalah semu.

Untuk itu, jangan berharap kesempurnaan dari pasangan. Karena rumus pernikahan yang berhasil tidaklah menghajatkan kesempurnaan. Pernikahan bahagia adalah tentang bagaimana seorang lelaki biasa saja --yang tidak sempurna-- mencintai seorang perempuan biasa saja --yang tidak sempurna, lalu keduanya bersedia berproses menuju kondisi yang lebih baik secara bersama. Kuncinya ada pada usaha atau proses menuju kondisi yang lebih baik secara bersama.

Tidak perlu ideal dan sempurna untuk bahagia. Kita bisa berbahagia di tengah berbagai kekurangan dan kelemahan yang kita miliki. Rasakan kehadiran cinta dan kebahagiaan dalam diri anda berdua.

Tanpa harus menunggu diri dan pasangan anda menjadi ideal dan sempurna.
Ada banyak sebab mengapa suami dan istri saling kecewa. Beberapa hal berikut ini sering menjadi sumber kekecewaan dalam kehidupan pernikahan.

Kedua, Berharap Pasangan Selalu Bersikap Sesuai dengan Keinginannya

Sering kali suami menuntut istri agar selalu bersikap yang sesuai dengan keinginannya; demikian pula istri menuntut suami agar selalu bersikap yang sesuai dengan keinginannya.

Tuntutan seperti itu tidak bisa selalu dipenuhi, karena semua manusia dewasa sudah memiliki jati diri hasil dari pengalaman hidup dan pendidikannya selama ini. Maka pasti ada sikap suami yang tidak sesuai keinginan istri, sebagaimana pasti ada sikap istri yang tidak sesuai dengan keinginan suami.

Kita selalu memiliki banyak keinginan dalam kehidupan sehari-hari, sampai kadang-kadang tidak bisa mendefinisikan apakah itu semata-mata keinginan sesaat, atau sebuah kebutuhan yang penting bagi diri kita. Yang menjadikan kecewa adalah, ketika pasangan sering tidak mengerti keinginan kita.

Suami berharap mendapat suatu perlakuan tertentu, ternyata itu tidak didapatkan dari sang istri. Sebaliknya istri berharap mendapatkan perlakuan tertentu dari suami, namun ternyata itu tidak pernah didapatkan.

Sikap pasangan yang sering tidak sesuai keinginan inilah yang menjadi sumber kekecewaan dalam pernikahan. Tumpukan kekecewaan jika tidak memiliki penyaluran, bisa muncul dalam bentuk ledakan emosi serta kemarahan.

Maka lahirlah konflik dan pertengkaran, akibat menumpuknya kekecewaan kepada pasangan.

Ada banyak sebab mengapa suami dan istri saling kecewa. Beberapa hal berikut ini sering menjadi sumber kekecewaan dalam kehidupan pernikahan.

Ketiga, Berharap Pasangan Selalu Mengerti Dirinya
438 views14:31
Buka / Bagaimana
2022-05-13 04:58:48 - Memisahkan tempat tidur saudara kandung yang berbeda gender sejak usia 10 tahun

- Membiasakan minta izin sebelum masuk ke kamar orang tua

- Kontrol dan batasi penggunaan gawai berinternet pada anak

- Perkuat peran Ayah dalam mensuplai ego, agar anak memiliki pola pikir kritis, berani dan tegas untuk berkata tidak

- Bertawakal: Perbanyak doa mohon penjagaan dari sebaik-baik Pemelihara.

Demikian,
Wallahu Ta'ala A'lam.

Dipersembahkan oleh:
Rumah Keluarga Indonesia
Pekanbaru
465 views01:58
Buka / Bagaimana
2022-05-13 04:58:48 Mendidik Fitrah Seksualitas
By: Atik ummu furqon

Tentang isu yang sedang ramai dibicarakan saat ini, sebagai seorang muslim, tentu kita akan tegas berkata: TIDAK untuk perilaku penyimpangan seksual tersebut. Jelas syariat melarangnya dalam kitab suci kita. Terkait individunya, kita tidak membenci, malah kalau bisa kita rangkul dan edukasi.

Namun perbuatan mereka yang terang-terangan seolah mengkampanyekan pemikiran agar kita mewajarkan perilaku mereka, menerima eksistensi mereka dst, bagaimana jika anak-anak kita kelak menyerap pemikiran tersebut? Bagaimana nasib anak-cucu kita berpuluh tahun mendatang? Adakah jaminan bahwa kelak keturunan kita tidak akan terjangkiti penyakit ini? Na'udzubillah.

Meski APA (American Psychological Association) menyatakan bahwa Lagibete tidak termasuk penyakit gangguan mental, tetapi sangat jelas menyalahi fitrah. Sebab Allah hanya menciptakan gender lelaki dan perempuan. Lantas menjadikannya berpasangan agar saling merasa tenteram juga untuk menegakkan peradaban melalui lahirnya keturunan dari pernikahan keduanya.

Seorang ilmuwan Jerman yang mengenalkan teori bahwa homoseksualitas itu bawaan tidaklah terbukti. Kemudian penelitian Dr. Michael Bailey & Dr. Richard Pillard di tahun 1991, terkait teori ini, menyimpulkan adanya pengaruh genetik tetapi gagal mengungkapkan faktor genetik sebagai penentu.

Riset ini menyatakan, 52 % pasangan kembar identik dari orang gay berkembang pula menjadi gay. Sementara hanya 22 % pasangan kembar biasa yang menunjukkan sifat tersebut. Sedangkan saudara biologis mempunyai kecenderungan 9,2 % dan saudara adopsi 10,5 %. Sedangkan gen di kromosom yang membawa sifat itu tak berhasil ditemukan.

Maka hal ini menunjukkan bahwa gay adalah kebiasaan dan perilaku menular akibat pergaulan juga lingkungan dan salah asuh dalam keluarga, bukan bawaan lahir.

Sebagai orang tua apa yang perlu kita upayakan untuk mendidik fitrah seksualitas anak-anak kita agar tumbuh paripurna?

Pertama kita harus memahami bahwa fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati. Menumbuhkan fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu (atau sosok pengganti)

Dalam pendidikan berbasis fitrah, tahapannya adalah:

Usia 0-2 tahun anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya karena ada proses menyusui.

Usia 3-6 tahun anak lelaki dan perempuan harus dekat dengan ayah dan ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional. Mereka bisa membedakan peran Ayah dan Ibu dalam keluarga. Sejak usia 3 tahun, anak sudah mesti ajeg dengan identitas seksualnya.

Usia 7-10 tahun, anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah supaya menghayati peran kelelakian dan peran keayahan di pentas sosial, begitupun anak perempuan lebih didekatkan kepada ibu agar peran keperempuanan dan keibuannya bangkit.

Usia 11-14 tahun, anak lelaki didekatkan ke ibunya agar masa balighnya yang sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis ini dapat memahami perasaan, pikiran dan sikap perempuan secara empati dari sosok perempuan terdekatnya yakni ibunya sendiri. Demikian juga anak perempuan didekatkan pada Ayahnya, agar menjadi sosok ideal pertama sekaligus tempat curhat baginya.

Usia di atas 15 tahun, anak sudah baligh dan siap untuk menempa potensi peran keayahbundaan.


Fitrah seksualitas yang tumbuh paripurna kelak akan menjadi peran keayahbundaan yang sejati. Peran keayahan sejati bagi anak lelaki dan peran keibuan sejati bagi anak perempuan. Mereka masing-masing akan beradab kepada pasangannya dan anak keturunannya.

Ikhtiar lainnya yang bisa kita upayakan,

- Bentengi diri dan keluarga dengan pemahaman serta pengamalan ilmu agama

- Suburkan fitrah keimanan ananda

- Mengenalkan rasa malu dan konsep aurat sejak dini secara perlahan

- Tidak memakaikan pakaian juga aksesoris perempuan pada anak lelaki dan sebaliknya, meski sekadar bercanda

- Mengenalkan sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh pada anatomi tubuh anak
451 views01:58
Buka / Bagaimana