Get Mystery Box with random crypto!

Sirah Nabawiyah for Muslimah

Logo saluran telegram sirahnabawiyahformuslimah — Sirah Nabawiyah for Muslimah S
Logo saluran telegram sirahnabawiyahformuslimah — Sirah Nabawiyah for Muslimah
Alamat saluran: @sirahnabawiyahformuslimah
Kategori: Tidak terkategori
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 333
Deskripsi dari saluran

Meniti jalan menuju surga-Nya, dengan mengkaji sejarah perjalanan hidup Rasul beserta para sahabat, dalam membangun peradaban Islam. Sharing minimal 1x sepekan (AHAD). Diambil dari Buku Sirah Nabawiyah, karya DR. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy

Ratings & Reviews

3.33

3 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

1

4 stars

0

3 stars

1

2 stars

1

1 stars

0


Pesan-pesan terbaru

2022-06-19 17:51:57 mengangungkan Kabah.”

Nabi saw memerintahkan para panglima pasukannya agar tidak memerangi kecuali orang yang memerangi mereka dan enam orang lelaki serta empat wanita. Nabi saw memerintahkan membunuh mereka dimana saja mereka didapatkan. Mereka itu adalah :Ikrimah bin Abu Jahal, Habbar bin Al Aswad, Abdullah bin Saad bin Abu Sarah,Muqis bin Dhababah Al Laitsi, Huwairits bin Nuqaid, Abdullah bin Hilal, Hindun binti Utbah, Sarah mantan budak Amer binHisyam, Fartanai dan Qarinah (kedua wanita terakhir ini di masa dahulu selalu menyanyikan lagu-lagu penghinaan kepada Nabi saw).




Insya Allah pekan depan kita akan lanjutkan membahas kelanjutannya. Stay tune di channel ini ya, Sahabat. Boleh juga disebar linknya agar makin banyak muslimah yang mendapatkan manfaatnya. Terima kasih

Wallahu A’lam bish-shawab.
Channel khusus Kajian Sirah Nabawiyah for Muslimah :
https://t.me/sirahnabawiyahformuslimah
65 views14:51
Buka / Bagaimana
2022-06-19 17:51:57 Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) (2)

Ibnu Ishaq berkata diriwayatkandari Abbas tentang rincian Islamnya Abu Sofyan:
Keesokan harinya aku bawa Abu Sofyan menghadap Rasulullah saw dan setelah melihatnya Rasulullah saw berkata : “Celaka wahai Abu Sofyan, tidakkah tiba saatnya bagi anda untuk mengetahui sesungguhnya tidak ada ilah kecuali Allah?” Abu Sofyan menyahut, ”Alangkah penyantunnya engkau, alangkah mulianya engkau dan alangkah baiknya engkau! DemiAllah aku telah yakin seandainya ada ilah selain Allah niscaya dia telah membelaku.”Nabi saw bertanya lagi :”Tidakkah tiba saatnya bagi anda untuk mengetahui bahwa aku adalah Rasul Allah?” Abu Sofyan menjawab,”Sungguh engkau sangat penyantun, pemurah dan suka menyambung keluarga. DemiAllah, mengenai hal yang satu ini sampai sekarang di dalam diriku masih ada sesuatu yang mengganjal,” Abbas ra menukas,”Celaka! Masuk Islamlah dan bersaksilah tiada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, sebelum lehermu dipenggal,” Kemudian Abu Sofyan mengucapkan syahadah dengan benar dan masuk Islam.

Abbas ra melanjutkan : Kemudian aku katakan,”Wahai Rasulullah saw, sesungguhnya Abu Sofyan adalah seorang yang menyukai kebanggan diri maka buatlah sesuatu kebanggaan untuk dirinya,”
Nabi saw menjawab, ”Ya, barangsiapa yang masuk rumah Abu Sofyan ia selamat,barangsiapa yang menutup pintu rumahnya ia selamat, dan barangsiapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram ia selamat.”

Ketika Rasulullah saw hendak bergerak menuju Mekkah,beliau berkata kepada Abbas ra,”Tahanlah Abu Sofyan di mulut lembah sampai ia menyaksikan tentara-tentara Allah lewat didepannya,” Abbas melanjutkan kisahnya : Kemudian aku tahan Abu Sofyan di tempat yang diperintahkan Rasulullah saw. Tak lama kemudian pasukan muslimin bergerak melewati jalan itu kabilah demi kabilah dengan panjinya masing-masing. Setiap melihat kabilah lewat, Abu Sofyan bertanya,”Hai Abbas, siapakah ini?” Jawabku,”Kabilah Sulaim,” Ia menyahut,’Ah, aku tidak punya urusan dengan kabilah Sulaim!” Begitulah seterusnya sampai Rasulullah saw lewat di tengah-tengah pasukan yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Ia menatap satu per satu dengan penuh kekaguman. Ia bertanya, ”Subhanallah, hai Abbas, siapakah mereka itu?” Kujawab,”Itulah Raasulullah saw di tengah-tengah kaum Muhajirin danAnshar. ”Ia berkata,”Tak ada orang dan kekuatan yang sanggup menandingi mereka! Demi Allah,hai Abu Fadhal, kemenakanmu kelak akan menjadi maharaja besar…” Aku menjawab : Hai Abu Sofyan, itu bukan kerajaan, melainkan kenabian.” Ia menyahut,”Kalau begitu, alangkah mulianya.”

Selanjutnya Abbas ra berkata kepadanya,”Selamatkanlah kaummu!” Kemudian Abu Sofyan segera pergi ke Mekkah sebelum Rasulullah saw memasukinya. Dengan suara keras Abu Sofyan berteriak : “Wahai orang-orang Quraisy, Muhammad datang kepada kalian membawa pasukan yang tak mungkin dapat kalian atasi. Karena itu, barangsiapa yang masuk rumah Abu Sofyan ia selamat!” Ketika mendengar ucapan Abu Sofyan seperti itu, istrinya yang bernama Hindun bin Utbah mendatanginya lalu memegang kumisnya seraya berkata,”Bunuhlah Al Humait ad Dasam Al Ahmas! Alangkah buruknya perbuatanmu sebagai pemimpin!”

Abu Sofyan menegaskan lagi : ”Celakalah kalian kalau bertindak menuruti nafsu. Muhammad datang membawa pasukan yang tak mungkin dapat kalian tandingi! Barangsiapa yang masuk rumah Abu Sofyan ia selamat”

Orang-orang Quraisy mencemooh teriakannya :”Celakalah engkau, hai Abu Sofyan! Apakah gunanya rumahmu bagi kami?”

Abu Sofyan menyahut,”Barangsiapa menutup pintu rumahnya ia selamat! Dan barangsiapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram ia selamat.”

Orang-orang Quraisy kemudian berpencaran, Sebagian pulang kerumah masing-masing dan sebagian lainnya pergi ke Masjidil Haram.

Disampaikan kepada Rasulullah saw bahwa ketika Saad bin Ubadah melewati Abu Sofyan di mulut lembah, ia berkata :
“Hari ini adalah hari pembantaian. Hari ini dibolehkan melakukan segala hal yang dilarang di Kabah.”

Kemudian Nabi saw membantah dengan sabdanya :
“Bahkan hari ini adalah hari kasih sayang, di hari ini Allah
45 views14:51
Buka / Bagaimana
2022-06-19 17:51:31 Materi #118 :Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah) (2)
36 views14:51
Buka / Bagaimana
2022-06-12 11:29:21 berkata,”Wahai Rasulullah saw, biarlah kupenggal leher di munafik itu,” Rasulullah saw cepat menjawab,”Sesungguhnya dia pernah turut serta Perang badar! Apakah engkau tahu, kalua-kalau Allah meninggikan martabat orang yang turut serta dalam Perang Badar, lalu Allah bertitah : berbuatlah sekehendak kalian, kalian kuampuni…”
Sehubungan dengan peristiwa tersebut turunlah firman Allah :
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang disampaikan kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu sendiri karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang, dan Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus (QS Mumtahanah : 1)

Rasulullah saw menunjuk Kaltsum bin Husain sebagai wakilnya di Madinah. Beliau berangkat pada Hari Rabu tanggal 10 Ramadhan setelah Ashar. Rasulullah saw memberitahukan kepada Orang-orang Arab di sekitar Madinah yang terdiri dari : Suku Aslam, Ghiffar, MAzinah, Jahinah dan lainnya kemudian bertemu dengan mereka semua di Zhahran tempat antara Mekkah dan Madinah. Jumlah kaum muslimin mencapai 10.000 orang. Kendatipun orang-orang Quraisy belum mengetahui berita sama sekali tetapi mereka sudah memperkirakan berdasrkan kegagalan misi Abu Sofyan ke Madinah. Kemudian mereka mengutus Abu Sofyan, Hakim bin Hazzam dan Badil bin Warqa, untuk mencari berita tentang sikap Rasulullah saw. Mereka berangkat menjalankan misinya sampai Ketika di dekat Zhahran mereka menyaksikan obor api yang sangat besar, seraya bertanya-tanya sesame mereka tentang api besar tersebut. Ketiga orang ini diketahui oleh para pengawal Rasulullah saw kemudian ditangkap dan dibawa menghadap kepada Raulullah saw, saat itulah Abu Sofyan menyatakan diri masuk Islam.

Insya Allah pekan depan kita akan lanjutkan membahas cerita masuk Islamnya Abu Sofyan. Stay tune di channel ini ya, Sahabat. Boleh juga disebar linknya agar makin banyak muslimah yang mendapatkan manfaatnya. Terima kasih

Wallahu A’lam bish-shawab.
Channel khusus Kajian Sirah Nabawiyah for Muslimah :
https://t.me/sirahnabawiyahformuslimah
72 views08:29
Buka / Bagaimana
2022-06-12 11:29:21 Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah)

Fathu Makkah ini terjadi pada Bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriah. Sebabnya adalah karena orang-orang dari Banu Bakar meminta bantuan personil dan senjata kepada para pemimpin Quraisy guna menyerang orang-orang Khuzaah (Khuzaah telah menyatakan diri berpihak kepada kaum muslimin sesuai perjanjian Hudaibiyah). Permintaan bantuan ini disambut oleh Quraisy dengan mengirim sejumlah militer Quraisy kepada mereka dengan cara menyamar. Diantara mereka terdapat Shafwan bin Umayyah, Huwaithib bin bdul Izzi dan Makraz bin Hafsh. Kemudian mereka bertemu dengan Banu Bakar di sebuah tempat bernama Al Watir lalu mengepung selama semalam Banu Khuzaah yang tengah tidur dengan tenang. Akhirnya mereka membunuh 20 orang lelaki dari Khuzaah. Setelah peristiwa ini, Amer bin Salim Al Khuzai Bersama 40 orang dari Khuzaah berangkat dengan menunggang kuda menemui Rasulullah saw guna melaporkan apa yang baru saja terjadi. Setelah mendengarkan laporan tersebut, Nabi saw berdiri dengan menyeret selendangnya seraya bersabda :
“Aku tidak akan ditolong jika aku tidak membantu Banu Kaab sebagaimana aku menolong diriku sendiri.”

Ditegaskan pula :
“Sesungguhnya awan mendung ini akan dimulai hujannya dengan kemenangan Banu Kaab.”
Quraisy menyesali tindakannya kemudian mengutus Abu Sofyan kepada Rasulullah saw guna meminta perpanjangan dan perbaruan “gencatan senjata”. Abu Sofyan menemui dan berbicara kepada Rasulullah saw tetapi beliau tidak menjawab sama sekali. Kemudian Abu Sofyan pergi menemui Abu Bakar meminta bantuannya untuk membicarakan persoalan yang dibawanya kepada Rasulullah saw, tetapi Abu Bakar menjawab, “Aku tidak bisa melakukannya.”
Ia lalu pergi menemui Umar bin Khattab untuk tujuan yang sama. Umar ra menjawab, “Apa? Aku harus memabantumu menghadapi Rasulullah? Demi Allah, sekiranya aku tahu engkau berbuat kesalahan walaupun sebutir pasir, tentu engkau kuperangi,”

Akhirnya Abu Sofyan Kembali ke Makkah tanpa membawa hasil apa-apa.
Sementara itu Rasulullah saw telah melakukan persiapan secara diam-diam seraya berdoa :
“Ya Allah, tutuplah mata-mata Quraisy agar mereka tidak melihatku kecuali secara tiba-tiba.”

Setelah Nabi saw mengumpulkan poasukan, Hatib bin Abi Baltaah mengirim surat kepada Quraisy yang isinya memperingatkan mereka dari ancaman serangan kaum muslimin. Ali ra berkata,”Kemudian Rasulullah saw mengutusku Bersama Zubair dan Miqdad. Nabi saw berpesan, “Berangkatlah sampai kalian tiba di kebun Khakh, karena di kebun itu ada seorang wanita yang sedang membawa surat. Ambillah surat itu darinya!” Ali ra melanjutkan : kemudian kami berangkat dengan menunggang kuda dan setibanya di tempa itu kami jumpai perempuan yang dimaksud Nabi saw. Kami katakana kepadanya : keluarkanlah surat yang kamu bawa,” Wanita itu menjawab,”Aku tidak membawa surat,” Akhirnya kami tekan,”Keluarkan surat itu, kalua tidak engkau akan kami telanjangi,” Ali ra berkata : kemudian Wanita itu terpaksa mengeluarkan surat yang dibawanya dari gulungannya. Kami kemudian segera pulang menyampaikan surat itu kepada Rasulullah saw. Ternyata surat itu dari Hatib bin Abi Baltaah kepada kaum musyrikin yang mengabarkan Sebagian rencana yang hendak dilakukan oleh nabi saw. Hatib kemudian dipanggil dan ditanya oleh Nabi saw,”Hai Hatib, apa maksud suratmu ini?” Ia menjawab,”Wahai Rasulullah saw, jangan buru-buru menghukum diriku. Aku mempunyai hubungan erat sekali dengan Quraisy (yakni aku pernah menjadi sekutu dari mereka tetapi bukan bagian dari mereka). Diantara orang-orang Muhajirin yang Bersama Anda banyak yang mempunyai sanak famili di Mekkah yang menjaga keluarga dan harta benda mereka. Sekalipun orang-orang Quraisy itu tidak mempunyai hubungan silsilah denganku, namun aku menginginkan supaya ada beberapa orang diant ara mereka yang mau menjaga kaum kerabatku. Aku berbuat demikian itu sama sekali bukan karena aku telah murtad dan bukan pula karena aku ingin menjadi kafir setelah akau memeluk Islam,” Kemudian Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya dia telah mengatakan yang sebenarnya kepada kalian,” Akan tetapi Umar
60 views08:29
Buka / Bagaimana
2022-06-12 11:16:28 Materi #117 Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Makkah)
52 views08:16
Buka / Bagaimana
2022-05-30 11:30:16 perbatasan Syam dan peristiwa-peristiwa yang dialami para sahabatnya. Ini termasuk perkara luar biasa yang banyak dikaruniakan Allah kepada kekasih-Nya.

Hadits itu sendiri menunjukkan betapa kasih sayang Nabi saw kepada sahabatnya. Bukan hal kecil seorang Nabi menangis di hadapan para sahabatnya saat menyampaikan berita para syuhada tersebut. Kita tentunya memahami bahwa menangisnya Rasulullah saw atas kematian mereka ini tidak bertentangan dengan sikap ridha terhadap qadha dan qadar Allah. Karena sebagimana dikatakan Nabi saw, mata ini bisa meneteskan air mata dan hati pun bisa bersedih. Itu adalah kelembutan alamiah dan rahmat yang difitrahkan Allah kepada mereka.

Keempat :
Hadits penyampaian Nabi saw tentang berita ketiga orang syuhada tersebut mencatat keutamaan khusus bagi Khalid bin Walid ra. Rasulullah saw di akhir sabdanya menegaskan kepada mereka : “Sehingga panji itu diambil oleh “pedang Allah” dan akhirnya mengalahkan mereka,”

Peristiwa ini merupakan peperangan pertama kalau diikuti oleh Khalid bin Walid dalam barisan kaum muslimin, sebab belum lama ia mnyatakan dirinya masuk Islam. Dari sini kita tahu bahwa Nabi saw-lah yang memberikan panggilan “pedang Allah” kepada Khalid bin Walid ra.

Di dalam peperangan ini Khalid ra telah menunjukkan suatu kegigihan yang sangat mengagumkan. Imam Bukhari meriwayatkan dari Khalid sendiri bahwa ia berkata : “Dalam Perang Mu’tah, sembilan bilah pedang patah ditanganku, sampai tidak ada peang yang tertinggal ditanganku kecuali sebilah pedang kecil dari Yaman.”.Ibnu Hajar berkata : Haidts ini menunjukkan bahwa kaum muslimin telah banyak membunuh musuh mereka.

Adapun tentang sebab ucapan kaum muslimin kepada pasukan mereka Ketika kembali ke Madinah : “Wahai orang-orang yang lari! Kalian lari di jalan Allah”, adalah karena mereka tidak mengejar terus orang-orang Romawi yang sudah kalah itu dan meninggalkan daerah yang telah direbut melalui peperangan; sebab hal semacam ini tidak lumrah di kalangan mereka dalam peperangan-peperangan yang lain. Khalid menilai cukup sampai sebatas itu saja kemudian kembali ke Madinah. Namun seperti kita ketahui tindakan tersebut merupakan langkah bijaksanan yang diambil oleh Khalid ra demi menjaga pasukan muslimin dan kesan kehebatan mereka (tentara muslimin) di hati orang-orang Romawi itu. Oleh sebab itu, Rasulullah saw membantah mereka dengan sabda beliau : “Mereka tidak lari (dari medan perang) tetapi mereka mundur untuk menyerang balik insya Allah.”

Insya Allah pekan depan kita akan membahas judul baru yaitu Penaklukkan Kota Mekkah Fathu Makkah. Stay tune di channel ini ya, Sahabat. Boleh juga disebar linknya agar makin banyak muslimah yang mendapatkan manfaatnya. Terima kasih

Wallahu A’lam bish-shawab.
Channel khusus Kajian Sirah Nabawiyah for Muslimah :
https://t.me/sirahnabawiyahformuslimah
92 views08:30
Buka / Bagaimana
2022-05-30 11:30:16 Perang Mu’tah (3)

Beberapa Ibrah

Diantara hal yang menimbulkan decak kekaguman dalam peperangan ini ialah perbedaan besar antara jumlah pasukan kaum muslimin dan jumlah pasukan Romawi yang didukung oleh orang-orang musyrikin Arab. Seperti kita ketahui, jumlah pasukan musyrikin itu mencapai 200 ribu personil, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Ishaq, Ibnu Saad dan kebanyakan penulis Sirah. Sedangkan jumlah pasukan kaum muslimin tidak mencapai tiga ribu. Ini berarti jumlah pasukan musyrikin dan Romawi tidak kurang dari 50 kali lipat jumlah pasukan muslimin.

Perbandingan jumlah yang sangat tidak seimbang ini jika kita renungkan menjadikan pasukan muslimin berada di hadapan mobilisasi pasukan secara besar-besaran dari Romawi dan sekutunya (musyrikin Arab), laksana parit kecil meghadapi lautan besar yang bergelombang. Dari segi peralatan dan senjata perang pun pasukan musyrikin jauh lebih besar dan canggih, sementara kaum muslimin justru tengah menghadapi kekurangan dan paceklik.

Anehnya, semua ini – padahal mereka berangkat tanpa Nabi saw dalam sebuah sariyah – tidak menggentarkan kaum muslimin bahkan semua kekuatan tersebut sama sekali tidak dijadikan masalah berat. Padahal kalau mereka melihat pasukan yang mengepungnya niscaya mereka akan seperti sebuah batu kecil di tengah padang pasir.

Kekaguman kita akan semakin bertambah besar manakala kita melihat kaum muslimin dengan tegar dan berani menghadapi peperangan yang tidak seimbang ini. Amir (panglima) perang mereka yang pertama, kedua dan ketiga gugur tetapi mereka tetap tegar menerjang pintu syahadah, sehingga Allah memasukkan rasa takut ke dalam hati pasukan musyrikin tanpa adanya sebab yang terlihat dan akhirnya pasukan muslimin berhasil memukul mundur pasukan musyrikin dan membunuh sejumlah besar tentara mereka.

Tetapi semua kekaguman dan keheranan ini akan segera sirna manakala kita mengingat apa yang dapat dilakukan oleh keimanan kepada Allah, sikap tawakal semata-mata kepada-Nya dan yakin akan janji-Nya.

Bahkan hal yang mengherankan bagi kaum muslimin – jika mereka benar-benar muslim – kalau mereka tidak seperti itu. Benar-benar suatu keanehan jika kaum muslimin menjadikan soal jumlah personil dan kecanggihan peralatan itu sebagai bahan pikiran mereka di samping janji kemenangan dan dukungan dari Allah atau surga kenikmatan yang abadi. Kaum muslimin – seperti dikatakan oleh Abdullah bin Rawahah – tidak berperang mengandalkan banyaknya jumlah pasukan atau besarnya kekuatan, tetapi semata-mata berdasarkan agama yang dikaruniakan Allah kepada kita.

Selain itu, peperangan ini mengandung sejumlah pelajaran yang penting, diantaranya :
Pertama :
Taushiah (pesan) Nabi saw tersebut menunjukkan bahwa seorang Khalifah atau pemimin kaum muslimin boleh mengangkat seorang Amir dengan suatu syarat atau beberapa Amir bagi kaum muslimin secara berurutan, sebagaimana dilakukan Rasulullah saw dalam pengangkatan Zaid kemudian Jafar dan Abdullah bin Rawahah. Para ulama berkata ; Yang benar, apabila seorang khalifah telah melakukan pengangkatan beberapa Amir maka pengangkatan semuanya dinyatakan sah dalam waktu yang sama secara serentak, tetapi tidak dilaksanakan kecuali sesuai urutan.

Kedua :
Taushiah Rasulullah saw juga menunjukkan disyariatkannya ijtiad kaum muslimin dalam memilih Amir, apabila Amir mereka tidak ada (meninggal). Atau seorang khalifah menyerahkan pemilihannya kepada mereka. Berkata Ath Thahawi : Ini adalah dasar yang menegaskan bahwa kaum muslimin wajib mengajukan seorang Imam guna menggantikan Imam yang tidak ada sampai ia datang.
Sebagaimana taushiah ini juga menunjukkan disyariatkannya beberapa ijtihad bagi kaum muslimin di masa hidup Rasulullah saw.

Ketiga :
Seperti kita ketahui bahwa nabi saw menyampaikan berita gugurnya Zaid, Jafar dan Ibnu Rawahah kepada para sahabatnya seraya kedua matanya meneteskan air mata, padahal jarak antara Nabi saw dan pasukan kaum muslimin sangat jauh.

Ini menunjukkan bahwa Allah telah melipat bumi untuk Nabi-Nya sehingga beliau bisa melihat keadaan kaum muslimin yang sedang berperang di
78 views08:30
Buka / Bagaimana
2022-05-30 11:29:46 Materi #116
Perang Mu’tah (3)
60 views08:29
Buka / Bagaimana
2022-05-15 15:51:31 Perang Mu’tah (2)

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas ra bahwa sebelum kaum muslimin mendengar berita gugurnya tiga orang panglima perang mereka, Rasulullah saw menyampaikan berita syahidnya Zaid, Jafar dan Ibnu Rawahah kepada mereka. Kemudian bersabda, “Zaid memegang panji kemudian gugur. Panji itu diambil oleh Jafar, dan ia pun gugur. Panji itu diambil oleh Ibnu Rawahah, ia pun gugur pula…” Saat itu beliau meneteskan air mata seraya melanjutkan sabdanya,”…Akhirnya panji itu diambil alih oleh “pedang Allah” (Khalid bin Walid) dan akhirnya Allah mengaruniakan kemenangan kepada mereka (kaum muslimin).”

Hadits ini seperti kita ketahui menunjukkan bahwa pada akhirnya Allah memberikan dukungan kemenangan kaum muslimin, tidak sebagaimana dikatakan oleh sebagian perawi Sirah bahwa kaum muslimin terpukul mundur dan kucar kacir sehingga setelah itu kembali ke Madinah. Barangkali maksud orang-orang yang mengatakan hal ini ialah bahwa kaum muslimin tidak mengejar tantara-tentara Romawi dan para pendukungnya pada saat kekalahan mereka, tapi cukup dengan mendesak mereka mundur dari posisi-posisi mereka, karena khawatir terhadap kaum muslimin, kemudian kembali ke Madinah. Tak pelak lagi ini merupakan strategi bijaksana yang diambil oleh Khalid bin Walid ra.

Ibnu Hajar berkata : di dalam Al Maghazi-nya – buku Sirah yang sangat terpercaya – Musa bin Uqbah menyebutkan : kemudian panji itu diambil oleh Abdullah bin Rawahah, dan ia pun gugur. Kemudian kaum muslimin mengangkat Khalid bin Walid (sebagai panglima perang) dan akhirnya Allah mengalahkan musuh dan memenangkan kaum muslimin. Imad bin Katsir berkata : dapat disimpulkan bahwa Khalid mengatur strategi dengan membawa mundur kaum muslimin dan bertahan. Kemudian keesokan harinya ia mulai mengubah posisi pasukan; yang tadinya di sayap kanan dipindahkan ke sayap kiri dan sebaliknya, untuk memberikan kesan kepada musuh bahwa kaum muslimin mendapatkan bala bantuan. Kemudian Khalid menyerang mereka dan berhasil memukul mundur tetapi Khalid tidak mengejar mereka dan melihat kembalinya kaum muslimin (ke Madinah) merupakan pampasan yang sangat besar.

Menjelang masuk kota Madinah, mereka disambut oleh Rasulullah saw dan anak-anak yang berhamburan menjemput mereka. Rasulullah saw bersabda : Ambillah anak-anak dan gendonglah mereka. Berikanlah kepadaku anak Jafar. Kemudian dibawalah Abdullah bin Jafar dan digendong oleh Nabi saw. Orang-orang meneriaki pasukan dengan ucapan :
“Wahai orang-orang yang lari! Kalian lari di jalan Allah.”
Tetapi Rasulullah saw membantah :
“Mereka tidak lari (dari medan perang) tetapi mundur untuk menyerang insya Allah.”

Insya Allah pekan depan kita akan membahas ibrah dari perang ini ya. Stay tune di channel ini, Sahabat. Boleh juga disebar linknya agar makin banyak muslimah yang mendapatkan manfaatnya. Terima kasih

Wallahu A’lam bish-shawab.
Channel khusus Kajian Sirah Nabawiyah for Muslimah :
https://t.me/sirahnabawiyahformuslimah
117 views12:51
Buka / Bagaimana