2021-12-17 04:59:39
Kajian Islam Umum Pesouna
Wanita Sebagai Basis Peradaban
Akhir-akhir ini dunia intelektual di Indonesia semakin diramaikan oleh kajian yang membahas tentang wanita dalam berbagai aspek, mulai dari akses keterbukaan publik, kesetaraan gender, dan juga dalam aspek perlindungan dan pendidikan. Bukan hanya wanita sebagai objek kajian, namun wanita sebagai subjek kajian juga semakin luas menyentuh berbagai elemen wanita di negeri ini, fenomena ini menunjukkan semakin besarnya kesadaran wanita, untuk turut bertanggung jawab menjadi representasi makna khalifah yang baik di muka bumi.
Namun meski demikian, masih banyak aspek dan topik tertentu yang belum tersentuh atau belum didemonstrasikan, sehingga banyak wanita yang masih belum memahami peran staregisnya dalam kehidupan, baik dalam kehidupan domestic seperti dalam keluarga, maupun peranannya dalam ranah publik, kondisi demikian turut disokong oleh berbagai pemahaman berkaitan dengan peran wanita yang sering kali disangsikan, baik kaitannya dengan doktrin agama, sosio kultur, dan atau pandangan psikologis. Itulah yang kami maksud wanita sebagai basis peradaban.
Sebagai Agama yang sempurna Islam telah memberikan banyak gambaran tentang peran strategis wanita dalam kehidupan sebagai basis peradaban di antaranya sebagaimana hadis yang berbunyi:
عن عبد الله ابن عمرو ابن عاص رضي الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المراة الصالحة ( رواه مسلم)
“Diceritakan dari Abdillah bin Amar bin Ash bahwa Nabi SAW. bersabda dunia adalah harta, dan harta terbaik di dunia adalah wanita yang salihah” (Muhyiddin An-Nawawi, Riyadu As-Shalihin, (Darul Hutub Al-Alamiyyah, 2000), h.78)
Hadis di atas tidak hanya menggambarkan betapa pentingnya keberadaan wanita yang positif untuk menjadi support hidup yang baik bagi seorang pria, namun hadis tersebut juga mengajak kita untuk berfikir betapa keberadaan wanita yang baik dan berkarakter itu sangat penting. Rasanya sangat wajar jika nabi memberikan ilustrasi yang demikian kontemplatif tentang posisi wanita, sebab jika melacak sejarah perjalanan agama Islam, Islam adalah agama yang lahir dengan posisi sangat menghormati dan memperjuangkan hak-hak wanita. Selain hadis di atas, pengaruh keberadaan wanita yang cukup signifikan dalam kehidupan tergambar sebagaimana hadis Nabi yang berbunyi
عن اسامة ابن زيد رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم ما تركت بعدى فتنة اضر على الرجال من النساء (اخرجه البخارى ومسلم والترمذى)
“setelah aku meninggal, aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih besar atas laki-laki dibandingkan seorang perempuan”
Hal esensial yang harus dipetik dari hadis ini adalah bahwa peran dan kebaradaan wanita memiliki pengaruh signifikan terhadap seorang laki-laki, yang lebih disebabkan oleh ketertarikan laki-laki pada wanita, dengan demikian wanita akan sangat mudah memberi pengaruh terhadap seorang pria, di mana wanita yang buruk tentu dapat dengan mudah memberikan pengaruh buruk terhadap seorang lelaki, begitupun sebaliknya wanita yang baik akan dengan mudahnya memberikan pengaruh yang baik pula pada seorang lelaki, artinya wanita yang memiliki karakter yang kuat akan dapat memberikan pengaruh positif dan kondusif pada lingkungan dan orang yang berada di sekitarnya. (Syaikh Musa Syahin Layin, Fathul Mun’im Bi Syarhi Sohih Muslim, (Darus Syuruq Kairo Mesir, 2002), Vol.10, h.290)
Selain peran wanita dalam kaitanya dengan relasi antar jenis di ranah publik, intensitas peran wanita juga mendapatkan posisi yang sangat krusial dalam ranah hubungan domestic kekeluargaan, terutama bersangkutan pada anak yang akan dilahirkan dari rahimnya, mengutip sebuah ayat yang termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 223
نسائكم حرث لكم فأتوا حرثكم انى شئتم
“Isteri-Isterimu adalah (seperti) ladang tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah ladang tempat kamu bercocok tanam tersebut bagaimana saja kamu kehendaki”
222 views01:59