Get Mystery Box with random crypto!

المظلومة

Logo saluran telegram mazlumahcinta — المظلومة ا
Logo saluran telegram mazlumahcinta — المظلومة
Alamat saluran: @mazlumahcinta
Kategori: Tidak terkategori
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 413
Deskripsi dari saluran

Suara Ungkapan Fitrah Wanita.
Layanan Edukasi Islam dan Timur Tengah

Ratings & Reviews

4.00

2 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

1

4 stars

0

3 stars

1

2 stars

0

1 stars

0


Pesan-pesan terbaru 2

2021-10-26 08:03:19 Medrasatouna Store

https://chat.whatsapp.com/LUwkTSDOeWM93dp0AUdSyV

Menjual beragam kitab berbahasa Arab, Terjemah, dan buku-buku Islami lainnya.

✓Menyediakan buku-buku keIslaman dan buku Umum
✓ Menyediakan pakaian dan aksesoris Muslimah
✓ Tersedia satuan dan paket
✓Pembayaran: BRI, Mandiri, DANA
✓Reseller & Dropship silahkan
258 views05:03
Buka / Bagaimana
2021-10-12 05:22:52 TIDAK INGIN IBADAH, TIDAK USAH MAKAN

Makan untuk hidup, atau hidup untuk makan? Acapkali, pertanyaan ini kita dengar, atau baca. Sebenarnya, tak ada satupun yang benar dari keduanya. Makan yang hanya dimaksudkan untuk hidup, serta hidup yang hanya bertujuan untuk makan, adalah makan-hidup yang nirnilai.

Lantas, apa tujuan hidup, pun tujuan makan yang ideal? Ibadah, hanya ibadah. Ibadah adalah perintah akal. Bahkan, sebelum difirmankan secara tegas oleh Sang Ada dalam kitab suci-Nya (Az-zariyat, 57), akal telah mewajibkan ibadah.

Hal ini, sebagai konsekuensi logis dari defendensitas mutlak wujud diri. Bahwa wujud yang serba butuh, mesti menghamba pada wujud yang serba tak butuh. Maka, menghamba pada sesama wujud butuh, adalah penyimpangan (kemusyrikan).

Jangan halu, merasa mandiri, merasa bisa sendiri, melakukan segala-galanya seorang diri. Sadar atau tidak, tak terhitung berapa banyak wujud lain yang kita libatkan, untuk sekedar menikmati rebahan. Maka jangan sombong, bila nasi yang anda konsumsi masih disirami oleh keringat para petani yang justru mungkin sulit makan.

Manusia adalah wujud defenden, wujud yang butuh. Bahkan kata Mulla Sadra, manusia adalah defendensitas dan kebutuhan itu sendiri. Ibarat putih dengan warna putih, begitulah hubungan manusia dengan kebutuhan. Hubungan esensial, tak akan terpisah. "Antumul fuqoro'u ilallah...", begitu Firman-Nya (Al-fatir, 15).

Dalam hidup dan matinya, manusia butuh pada yang lain. Untuk hidup, manusia butuh pada manusia lain, butuh pada hewan dan tumbuhan, pada udara, listrik, air, dan sekarang, butuh pada internet. Bisa dibayangkan, betapa hidup serasa mati, bila internet, listrik atau air, mati walau sehari.

Pun, untuk mati, manusia butuh pada yang lain. Butuh pada makhluk atau benda lain untuk menghabisi nyawanya. Setelah nyawanya habis, ia butuh pada manusia lain untuk mengurus jasadnya, mendoakan jiwanya, dan menjaga apa yang ditinggalkannya.

Bahkan, jika anda ingin mati seperti matinya pepohonan yang mati lalu terlupakan, tetap saja anda butuh hal lain di luar diri anda, agar anda mati dan terlupakan.

Yah, manusia adalah makhluk yang butuh, bukan hanya untuk hidup, tapi juga untuk mati. Percuma berupaya abadi. Abadi tak menghilangkan kebutuhan anda, tak menyulap anda menjadi Tuhan yang tak butuh. Justru, semakin abadi anda, semakin abadi pula kebutuhan anda pada yang lain, khususnya pada Yang Maha Abadi.

Dengan memahami ini, akal menunduk bersimpuh sembari berkata, kita mesti menghamba hanya pada wujud yang layak dipertuhan. Kita mesti menempuh gerak perfeksi dengan ibadah. Menyembah-Nya sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya. Menyembah-Nya dengan cara yang dibuat sendiri, hakikatnya adalah menuhankan diri dan menghambakan Dia.

Jadi, hidup untuk makan, atau makan untuk hidup? Apapun jawabnya, pastilah benar, jika diujungi oleh ibadah. Hidup untuk makan, makan untuk beroleh energi, energi untuk melanjutkan hidup, lanjutkan hidup untuk ibadah. Atau singkatnya, makan untuk hidup, hidup untuk ibadah.

Tentu, akan ada efek-efek ibadah. Hingga bisa dikatakan misalnya, makan untuk hidup, hidup untuk ibadah, ibadah untuk hidup yang lebih hidup, yaitu kehidupan yang bernilai. Namun, efek-efek ibadah tersebut tak usah dijadikan motif, itu mencemari keikhlasan. Efek ibadah adalah urusan-Nya. Urusan kita adalah beribadah, titik.

Tidak ingin ibadah, tidak usah makan. Makan, berarti siap untuk ibadah. Kepada pendosa yang datang meminta nasehat agar tak lagi melakukan dosa, Imam Husain berkata;

"Lakukan lima hal ini, jika engkau bisa, maka berbuat dosalah sesukamu. Satu, jangan kau makan rizki Tuhan. Dua, keluarlah dari penguasaan Tuhan. Tiga, jangan sampai terlihat oleh Tuhan. Empat, jika malaikat maut datang mencabut nyawamu, tolaklah. Lima, jika engkau dimasukkan ke neraka, keluarlah".

Sederhananya, anda boleh tak ibadah, tapi berhentilah makan. Tidak makan berhari-hari, itu perih. Tapi tak seperih jiwa yang tak ibadah walau sehari.

~Alfit Lyceum
#salamharmonisasi
#filsafatharmonisasi
367 views02:22
Buka / Bagaimana
2021-10-04 16:44:34 RASUL BUKAN ANAK SEKOLAHAN

Dalam Surah Al-a'rof ayat 157 dan Surah Ankabut ayat 48, ditegaskan bahwa Rasul Saw adalah seorang ummi. Apa yang dimaksud dengan ummi? Apakah keummian Rasul Saw adalah ketidaksempurnaan beliau dan penjelas akan kejahilan beliau? Mari kita ulas.

Ummi berasal dari akar kata "umm" yang berarti ibu atau juga ummat, kemudian ditambahkan "ya nisbah" yang menerangkan relasi atau hubungan. Sehingga, ummi bisa dimaknai dengan makna berikut:

1. Seorang yang berasal dari orang-orang kecil, alias rakyat jelata. Jelas, Rasul Saw bukan dari kalangan pembesar, beliau adalah orang-orang kecil yang diikuti oleh orang-orang kecil.

2. Seorang yang kondisinya sama dengan bayi yang baru terlahir dari rahim ibunya. Dalam arti, bayi tersebut belum tersentuh oleh pelajaran-pelajaran dari sekolahan, belum diajari baca tulis.

Para mufassir kebanyakan memaknai keummian Rasul dengan makna yang kedua; yaitu Rasul yang tidak belajar baca tulis.

Sejarah mencatat bahwa tidak ada satupun manusia yang menjadi guru beliau Saw. Juga, tidak ada satupun sekolah yang di datangi Rasul Saw tuk menuntut ilmu. Tidak pernah sekalipun Rasul Saw duduk bersantai di bawah pohon kurma, sambil membaca kitab metafisika Aristoteles. Artinya, Rasul Saw tidak belajar ilmu dari satupun manusia dan sekolah. Sederhananya, Rasul adalah ummi, yakni bukan anak sekolahan.

Kendatipun begitu, kendatipun Rasul Saw bukan anak sekolahan, namun bukan berarti Rasul Saw adalah orang yang tak berilmu. Sebab memang, tidak ada kelaziman dari tak sekolah dengan bodoh. Sebagaimana tidak ada kelaziman antara sekolah dengan pintar. Banyak yang sekolah, tapi bodoh. Banyak yang tak sekolah, tapi berilmu.

Buktinya, di tengah keummiannya, Rasul hadir dengan mengajarkan seabrek ilmu ilahi. Rasul Saw yang tak berguru pada satupun manusia, menjadi guru untuk seluruh manusia. Beliau mengabarkan peristiwa masa lalu, hingga peristiwa masa depan. Beliau menjelaskan hakikat dunia dan akhirat, hakikat hidup dan kematian. Beliau Saw mengajarkan sebaik-baiknya pandangan dunia dan ideologi, yaitu pandangan dunia dan ideologi ilahi, sekaligus menghantam pandangan dunia dan ideologi materialis.

Di hadapan para ilmuwan Yahudi, Imam Ridho berkata, "Nabi kami adalah seorang yatim, miskin, penggembala domba. Tak ada satupun buku yang dibacanya, tak ada satupun guru tempatnya berguru. Dengan semua itu, ia datang dengan membawa kitab yang mengabarkan tentang para Nabi, orang-orang terdahulu, dan orang-orang kemudian".

Dari mana semua ilmu Rasul Saw? Tak lain dan tak bukan, dari Sumber Ilmu. Kita tahu, dalam epistemologi, membaca dan menulis, serta berguru pada seorang atau beberapa orang, adalah salah satu cara (bukan satu-satunya cara) dalam beroleh ilmu. Cara lainnya adalah dengan berguru langsung pada Wujud Ilmu.

Dalam perolehan ilmu, Rasul Saw berbeda dengan manusia lainnya. Jika manusia lain menempuh jalan bumi, Rasul Saw menempuh jalan langit. Rasul Saw adalah ummi dari manusia, yakni tak belajar dari manusia. Rasul beroleh ilmu tertinggi dari alam tertinggi. Karena itu, keummian Rasul adalah kesempurnaan baginya. Sebab, keummian Rasul bermakna sucinya Rasul dari ilmu manusia; ilmu manusia yang boleh jadi mengandung kesalahan.

Berkaitan dengan ini, Ibn Khaldun berkata:
"Nabi Saw itu ummi. Akan tetapi, ummi baginya adalah kesempurnaan. Sebab ilmu Rasul Saw diperolehnya dari alam atas. Beda dengan kita-kita ini. Umminya kita berarti jahilnya kita".

~Alfit Lyceum
#salamharmonisasi
#filsafatharmonisasi
302 views13:44
Buka / Bagaimana
2021-09-25 10:56:59 يَا ولدي مهما إختلفت الأديان والمذاهب والطرُق ، يبقى المعشوق والمقصود واحد ، لا إله غيره ولا محبوب سِواه.

جلال الدين الرومي

Wahai anakku!
tak peduli apapun perbedaan antar dan dalam agama, sekte, mazhab, maupun metode,
Yang Dicintai dan Yang Dituju hanya dan tetap SATU,
tidak ada TUHAN selain DIA, dan
tidak ada KEKASIH selain DIA.

O my son!
no matter the difference amongst religions, sects, and methods,
The Beloved and The Intended remain ONE,
there is no GOD but HIM, and
there is no Beloved but HIM.

Jalaluddin Rumi


https://t.me/logikaagamasuci
305 views07:56
Buka / Bagaimana
2021-09-22 11:51:17
Buku Motivasi Islam Bikess
Harga: 25.000
Tebal: x + 158 halaman
Pengiriman dari Bandung
Pemesanan wa.me/6283132721872
279 views08:51
Buka / Bagaimana
2021-09-12 22:48:31 Sharing The Bride Of Knowledge
Tentang Arti Mimpi
Miss. Ren Dina


Okey... Bismillah
Jadi biasanya banyak nih yang japri saya nanya "miss saya mimpi anu anu anu. Artinya apa miss?"

Saya biasanya cuma jawab "insya Allah baik". Ya kan?

Jadi gini ...
Setelah membaca ragam riwayat-riwayat para ulama terkait takwil/tafsir mimpi, saya menyadari bahwa masing-masing orang memiliki tafsir mimpinya masing-masing.

Saya dan kalian punya makna mimpi yang berbeda. Ibumu dan kamu sendiri pun memiliki takwil mimpi yang berbeda. Pokoknya masing-masing orang berbeda.

Kenapa bisa beda?
Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda, "... mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagiab kenabian." ((HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, dari sahabat Abu Hurairah)

Coba kalian perhatikan...
Poin hadis itu:
• Mimpi seorang muslim nyaris mendekati kebenaran
• Mimpi seorang mukmin merupakan 1 bagian dari 46 kenabian. Dengan kata lain, mimpinya orang mukmin pasti benar.

Nah... Kebenaran mimpi diukur dari seberapa dekat kita kepada Allah SWT. Semakin kita dekat pada Allah maka tafsir mimpi kita akan semakin mudah ditafsirkan dan semakin mudah juga untuk dipahami.

Misal:
• A bermimpi istrinya mengandung anak lelaki
• B juga memimpikan hal yang sama

Dari segi keimanan, A lebih baik daripada B. Maka tafsir mimpi A adalah benar bahwa dia akan memiliki anak. Sedangkan tafsir mimpi si B ternyata dia akan kehilangan anaknya.

Mimpinya sama, tapi karena perbedaan kualitas keimanan maka takwilnya berbeda.

Lantas gimana dengan buku tafsir mimpi? Seperti kitab Al-Ahlam karya Ibnu Sirrin?

Tidak ada yang salah dengan tafsir-tafsir itu. Hanya saja jangan "baper" dulu jika membaca takwil mimpimu, khususnya kalau mentakwilkan mimpi berkenaan dengan jodoh.

Kita gak tau keimanan kita sebesar apa, sekuat apa. Kita gak punya alat yang bisa ngukur kadar keimanan. Jadi, saran saya, kalau membaca tafsir mimpi, jika artinya baik maka aminkan. Jika artinya buruk maka minta ke Allah semoga itu tidak terjadi dan arti mimpi itu tidak benar.

--- Sekian ---

Medrasatouna
355 views19:48
Buka / Bagaimana
2021-09-12 10:05:35
7 buku wudhu dan sholat hanya 50.000. Free Siwak. Pengiriman dari Surabaya.

Hubungi wa.me/6283132721872
Tersedia beragam buku dan paket buku Islami lainnya

#Perpustakaan_Medrasatouna
253 views07:05
Buka / Bagaimana
2021-08-30 02:02:55 "Jangan mencaci waktu, karena waktu adalah Dia", sabda sang Nabi.

Waktu berjalan terus, tanpa kita bisa menahan. Melintas di depan mata kita, tanpa kita bisa mencegahnya. Kita sama sekali tak berdaya di depan waktu yang tak berhenti berlari. Keberadaan kita seperti tiada, di depannya. Kadang, malah, terasa waktu seperti meledek kita:
"Apa yg bisa kau lakukan atasku, manusia. Aku tinggalkan kau, tak henti-henti. Sehingga persediaanmu akanku, terus menipis, tanpa kau bisa berbuat apa-apa. Sedang kau makin tua, makin lemah, makin pelupa, makin murung."
Meski sebetulnya bukan tak ada cara kita menghentikan waktu, dan menjadikannya abadi. Yakni, mengikatnya dengan amal-amal baik kita. Waktu yg diikat amal-amal baik menjadi, seperti firman Sang Waktu, menjadi lestari, menjadi baaqiyaatush-shaalihaati. Seolah dia terus berputar lagi. Perpetual. Dahri.
Kalau tidak, kalau kita biarkan dia berlalu begitu saja, bukan saja kita terus kehilangan waktu. Lebih sering bekas yang kita tinggalkan akibat cara kita memakai waktu itu justru menciptakan beban baru dalam hidup kita. Maka, bukan saja waktu kita makin habis, tapi beban kita makin berat, kita pun makin lembam, lebih tak mampu lagi menangkap waktu. Maka dia makin cepat lagi meninggalkan kita dalam keadaan kita tak bisa berbuat apa-apa. Hampir-hampir melongo saja. Sampai habis semuanya. Dan halaman-halaman buku hidup kita tak lagi tersisa. Kita pun sirna dari kehidupan. Karena tanpa waktu, kita tiada. Sampai, entah kapan, kita siuman lagi. Ketika kita harus melihat kenyataan: Apakah waktu berada di pihak kita, menyimpan kebahagiaan dan ketentraman sebagai buah cara kita memperlakukannya sebelumnya. Atau dia justru melawan kita. Menjadikan hidup kita di alam jaga yang baru ini penuh sengsara. Agar jangan kita nelangsa sambil mengeluh tanpa daya: Yaa laytanii kuntu turaabaa... "(Andai saja aku hanyalah tanah belaka)...

Haidar Baghir
320 views23:02
Buka / Bagaimana
2021-08-29 03:33:49 Apa yang kita ketahui itu terbatas, sedangkan yang tidak kita ketahui itu tak berhingga. Secara intelektual kita berdiri di satu pulai kecil di tengah-tengah lautan ketidaktahuan tak berbatas. Tugas kita di setiap generasi adalah mereklamasi untuk memperluas daratan.

- T.H Huxley -
296 views00:33
Buka / Bagaimana
2021-08-19 12:11:31 KELAS BAHASA INGGRIS UNTUK PEMULA

PASTI BISA

✓ Cocok untuk umur berapa saja. Penjelasan mudah dan ringkas
✓ Dilaksanakan via WA
✓ Target pertemuan 45 hari
✓ Metode conversation, mengulas fungsi, struktur, dan situasi kalimat
✓ Bayar secara sukarela (via BRI, Mandiri, DANA)

Hubungi: wa.me/6283132721872
By: Medrasatouna
334 views09:11
Buka / Bagaimana