Get Mystery Box with random crypto!

Menebar Kajian Sunnah

Logo saluran telegram kajianislamchannel — Menebar Kajian Sunnah M
Logo saluran telegram kajianislamchannel — Menebar Kajian Sunnah
Alamat saluran: @kajianislamchannel
Kategori: Agama
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 40.79K
Deskripsi dari saluran

Pembina : • Ustaz Wiwit Hardi P
• Ustaz Yulian Purnama

Ratings & Reviews

3.00

3 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

0

4 stars

2

3 stars

0

2 stars

0

1 stars

1


Pesan-pesan terbaru 4

2023-05-02 09:52:35
2.4K views06:52
Buka / Bagaimana
2023-05-02 09:52:24 PUASA SUNNAH AYYAMUL BIDH

Disunnahkan puasa 3 hari setiap bulannya, yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 bulan Hijriyyah.

Namanya adalah Puasa Ayyamul Bidh karena bulan berwarna putih ketika purnama.

Niatnya?
Cukup di dalam hati ingin puasa ayyamul bidh.

Keutamaannya banyak, di antaranya sebagai
[1] bekal akhirat,
[2] seperti puasa sebulan (jika dikerjakan rutin setiap bulan, seperti puasa setahun),
[3] lalu baik untuk kesehatan.

Di antara dalilnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa 3 hari di setiap bulannya seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari No. 1979)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang pelaksanaannya kepada Sahabat Abu Dzar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa 3 hari di setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).”
[HR. Tirmidzi No. 761 dan An Nasai No. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan]

PUASA AYYAMUL BIDH PADA BULAN SYAWAL 1444 H (13, 14 dan 15 Syawal 1444 H) bertepatan dengan hari

1. Kamis (4 Mei 2023)
2. Jum'at (5 Mei 2023)
3. Sabtu (6 Mei 2023)

Silakan dishare dan semoga bermanfaat

Admin KajianIslamChannel

IG dan TG @kajianislamchannel

#kajianislamchannel #kajianislam_channel #puasaayyamulbidh #puasasunnahayyamulbidh #ayyamulbidhsyawal1444
2.4K views06:52
Buka / Bagaimana
2023-04-20 13:07:55 Sunnah-Sunnah Di Hari Idul Fitri

* Mandi. Dalilnya:

أن رجلا سأل عليا ، رضي الله عنه ، عن الغسل ، فقال : غتسل كل يوم إن شئت ، قال : لا بل الغسل, قال اغتسل كل يوم جمعة ، ويوم الفطر ، ويوم النحر ، ويوم عرفة

“Seorang lelaki bertanya kepada Ali radhiallahu’anhu tentang mandi, ia menjawab: ‘Mandilah setiap hari jika engkau mau’. Lelaki tadi berkata: ‘bukan itu, tapi mandi yang benar-benar mandi’. Ali menjawab: ‘Mandi di hari Jum’at, Idul Fitri, Idul Adha dan hari Arafah’” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Al Irwa 1/177).

Batasan minimal mandinya adalah meratakan air ke seluruh tubuh disertai kumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air ke hidung). Yang sempurna adalah mandi dengan urutan sebagaimana dalam hadits Aisyah.

* Memakai pakaian yang terbaik. Sebagaimana diriwayatkan dari Nafi’:

أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِي الْعِيدَيْنِ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ

“Ibnu Umar biasa mengenakan bajunya yang terbaik pada Idul Fitri dan Idul Adha” (HR. Al Baihaqi 6143, dishahihkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 2/510).

* Makan sebelum berangkat shalat Id. Dan disunnahkan makan kurma dengan jumlah ganjil. Dalilnya hadits Anas bin Malik:

كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يغدو يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan kurma terlebih dahulu, dan beliau makan kurma dengan jumlah ganjil” (HR. Bukhari).

Juga hadits Buraidah:

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلم لا يخرجُ يومَ الفطرِ حتَّى يَطعَم ، ويومَ النحرِ لا يأكل حتَّى يرجعَ فيأكلَ من نَسِيكتِهِ

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat, lalu makan dengan daging sembelihannya” (HR. Muslim 1308).

* Mengambil jalan yang berbeda ketika pergi shalat Id. Dalilnya hadits Jabir:

كان النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا كان يوم عيدٍ خالَفَ الطريقَ

“Nabi Shallallahu’alahi Wasallam biasanya ketika hari Id mengambil jalan yang berbeda antara pulang dan pergi” (HR. Bukhari 986).


* Bertakbir dengan suara keras ketika menuju lapangan hingga shalat dimulai. Ini diambil dari ayat:

وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Agar kalian menyempurnakan hitungannya, dan kalian bertakbir kepada Allah atas hidayah yang Allah berikan. Dan agar kalian bersyukur" (QS. Al Baqarah: 185).

* Para wanita haid dan yang ada halangan shalat tetap menghadiri shalat id, walaupun tidak ikut shalat. Sebagaimana hadits dari Ummu ‘Athiyyah radhiallahu’anha :

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نخرج ذوات الخدور يوم العيد قيل فالحيض قال ليشهدن الخير ودعوة المسلمين قال فقالت امرأة يا رسول الله إن لم يكن لإحداهن ثوب كيف تصنع قال تلبسها صاحبتها طائفة من ثوبها

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan wanita yang dipingit (juga wanita yang haid) pada hari Ied, untuk menyaksikan kebaikan dan seruan kaum muslimin. Kemudian seorang wanita berkata: ‘Wahai Rasulullah jika diantara kami ada yang tidak memiliki pakaian, lalu bagaimana?’. Rasulullah bersabda: ‘Hendaknya temannya memakaikan sebagian pakaiannya‘” (HR. Abu Daud, no.1136. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).

Wallahu a'lam.

Ust. Yulian Purnama

@kajianislamchannel
1.1K views10:07
Buka / Bagaimana
2023-03-26 11:00:26 Kamar kosong rawan ditempati setan

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

فِرَاشٌ لِلرَّجُلِ، وَفِرَاشٌ لِأَهْلِهِ، وَالثَّالِثُ لِلضَّيْفِ، وَالرَّابِعُ لِلشَّيْطَانِ

"Kamar pertama untuk laki-laki (dan istrinya), kamar kedua untuk keluarganya, kamar ketiga untuk tamu, kamar keempat untuk setan" (HR. Muslim no. 2084).

An Nawawi menjelaskan:

مَعْنَاهُ أَنَّ مَا زَادَ عَلَى الْحَاجَةِ فَاتِّخَاذُهُ إِنَّمَا هُوَ لِلْمُبَاهَاةِ، وَالِالْتِهَاءِ بِزِينَةِ الدُّنْيَا. وَمَا كَانَ بِهَذِهِ الصِّفَةِ فَهُوَ مَذْمُومٌ، وَكُلُّ مَذْمُومٍ يُضَافُ إِلَى الشَّيْطَانِ؛ لِأَنَّهُ يَرْتَضِيهُ وَيُحَسِّنُهُ، وَقِيلَ إِنَّهُ عَلَى ظَاهِرِهِ، وَإِنَّهُ إِذَا كَانَ لِغَيْرِ حَاجَةٍ، كَانَ لِلشَّيْطَانِ عَلَيْهِ مَبِيتٌ وَمَقِيلٌ

"Maknanya, kamar yang berlebihan dari kebutuhan, maka itu biasanya untuk berbangga, dan berbuat kesia-siaan dengan perhiasan dunia. Dan pemilik kamar kosong yang demikian sifatnya, ia tercela, dan setiap yang tercela maka dinisbatkan kepada setan. Karena setan pasti senang dan menganggap bagus sifat seperti itu.

Pendapat yang kedua, makna hadits sebagaimana zahirnya. Yaitu kamar yang melebihi kebutuhan akan menjadi tempat menginap dan tempat qailulah (tidur siang) setan" (Syarah Shahih Muslim, 14/59).

Solusinya, jika buat rumah jangan berlebihan sehingga ada kamar yang tidak termanfaatkan. Jika sudah terlanjur ada kamar yang tidak termanfaatkan maka diusahakan untuk dimanfaatkan.

Wallahu a'lam.

@kajianislamchannel
1.3K views08:00
Buka / Bagaimana
2023-03-21 11:08:44 Hadits Palsu Anjuran Bermaafan Sebelum Ramadhan

Yaitu hadits yang banyak tersebar di internet, yang berbunyi sebagai berikut:

"Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya"

[selesai]

Namun anehnya, hampir semua orang yang menuliskan hadits ini tidak ada yang menyebutkan periwayat hadits. Hadits ini pun tidak ada di kitab-kitab hadits. Bahkan tidak kami temukan hadits di atas versi bahasa Arabnya. Maka hadits ini adalah HADITS PALSU.

Sebagian orang yang menyebutkan hadits ini, mereka mengklaim bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Ahmad (2/246, 254). Ternyata pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) juga pada kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254) ditemukan hadits berikut:

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي : إسناده جيد

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.”

Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.

Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), juga oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).

Hadits ini berbeda dengan hadits palsu di atas, walaupun dalam lafadznya ada kemiripan.

Sehingga tidak benar orang yang mengatakan bahwa ada anjuran bermaaf-maafan sebelum Ramadhan dengan dasar hadits palsu di atas.

Semoga Allah ta'ala memberi taufik.

@kajianislamchannel
2.0K views08:08
Buka / Bagaimana
2023-03-04 15:12:12
860 views12:12
Buka / Bagaimana
2023-03-04 15:11:55 PUASA SUNNAH AYYAMUL BIDH

Disunnahkan puasa 3 hari setiap bulannya, yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 bulan Hijriyyah.

Namanya adalah Puasa Ayyamul Bidh karena bulan berwarna putih ketika purnama.

Niatnya?
Cukup di dalam hati ingin puasa ayyamul bidh.

Keutamaannya banyak, di antaranya sebagai
[1] bekal akhirat,
[2] seperti puasa sebulan (jika dikerjakan rutin setiap bulan, seperti puasa setahun),
[3] lalu baik untuk kesehatan.

Di antara dalilnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa 3 hari di setiap bulannya seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari No. 1979)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang pelaksanaannya kepada Sahabat Abu Dzar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa 3 hari di setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).”
[HR. Tirmidzi No. 761 dan An Nasai No. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan]

PUASA AYYAMUL BIDH PADA BULAN SYA'BAN 1444 H (13, 14 dan 15 Sya'ban 1444 H) bertepatan dengan hari

1. Senin (6 Maret 2023)
2. Selasa (7 Maret 2023)
3. Rabu (8 Maret 2023)

Silakan dishare dan semoga bermanfaat

Admin KajianIslamChannel

IG dan TG @kajianislamchannel

#kajianislamchannel #kajianislam_channel #puasaayyamulbidh #puasasunnahayyamulbidh #ayyamulbidhsyaban1444
927 views12:11
Buka / Bagaimana
2023-02-09 19:23:37 SIAP DIUJI ALLAH KETIKA HIJRAH

Hijrah disini artinya meninggalkan kehidupan yang jauh dari agama menuju kehidupan baru yang berusaha serius menerapkan ajaran agama.

Mungkin banyak dengar cerita saudara-saudara kita yang hijrah, meninggalkan riba, meninggalkan musik, meninggalkan pekerjaan haram, meninggalkan bid'ah, meninggalkan maksiat, kemudian mereka diberi kemudahan-kemudahan setelah hijrah, rezeki lancar, hidup juga makmur.

Namun itu hanya sebagian dari kisah-kisah hijrah. Disamping kisah-kisah gemerlap itu, ada kisah-kisah lain. Ada yang setelah hijrah kemudian berseloroh: "mengapa hidup saya lebih susah ketika sudah hijrah?". Ada yang diuji dengan seretnya rezeki. Ada yang harus mengalami konflik rumah-tangga. Ada yang diuji dengan gangguan dari keluarganya atau teman-temannya.

Saya katakan, memang begitulah sunnatullah, yang siap hijrah akan diuji! Allah Ta'ala berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al Ankabut: 2).

Yang setelah hijrah diberi nikmat dan mudahnya rezeki itu pun ujian, apakah ia bisa tetap istiqomah dengan nikmat tersebut, ataukah menjadikannya luntur dan futur?

Yang jelas, setelah hijrah, siap diuji oleh Allah. Harus siap, harus berani, demi menggapai ridha-Nya dan jannah-Nya.

Surga itu butuh diperjuangkan. Harus bersabar. Tujuan akhir kita adalah akhirat, dunia itu sebentar, akhirat itu abadi. Dunia itu hina, kemenangan di akhirat itu kemuliaan!

Semoga Allah memberi taufiq.

@kajianislamchannel
1.0K views16:23
Buka / Bagaimana
2023-02-02 18:35:31
E-Book Baru: "20 Konflik Rumah Tangga Dan Solusinya"

Download: http://bit.ly/20-konflik
1.5K views15:35
Buka / Bagaimana
2023-02-02 16:20:49
1.8K views13:20
Buka / Bagaimana