2022-08-25 04:01:36
KAMIS, 25 AGUSTUS 2022
1 PETRUS 3:19–22
MAZMUR 86:11–17
“Pada waktu malam aku ingat kepada nama-Mu, ya TUHAN;
aku hendak berpegang pada Taurat-Mu.”
ALLAH ITU PANJANG SABAR
Surat 1 Petrus 3:19 telah menghadirkan masalah penafsiran
bagi para sarjana Alkitab selama berabad-abad. Beberapa orang merasa bahwa Kristus berkhotbah kepada orangorang yang belum diselamatkan dan memberi tahu mereka bahwa rencana keselamatan sungguh telah tergenapi. Yang
lain percaya bahwa Tuhan sedang berkhotbah kepada orang-orang yang sudah diselamatkan dari zaman-zaman sebelumnya. Dan beberapa orang merasa bahwa ayat-ayat tersebut sebenarnya mengajarkan bahwa roh Kristus ada
dalam diri Nuh saat dia berkhotbah kepada orang banyak pada zamannya. Kita tidak mungkin untuk memeriksa beragam penafsiran ini.
Tetapi ada beberapa poin yang jelas dan penting saat kita terus mempertimbangkan pandangan Kristen tentang penderitaan. Pertama, kita melihat kesabaran Allah dalam menghadapi umat manusia yang tidak taat. Sambil Nuh
membangun bahtera, dia berkhotbah tentang kebenaran
Allah dan perlunya manusia untuk bertobat (2Ptr. 2:5).
Meskipun manusia mengejek, Allah memberi mereka kesempatan selama 120 tahun untuk mendengar berita keselamatan (Kej. 6:3).
Teladan kesabaran Tuhan ini tetap ada bersama kita sampai sekarang. Kedatangan-Nya kembali telah ditetapkan di masa depan untuk memberikan kesempatan kepada
orang-orang untuk mendengar pesan Injil. Allah mengasihi dan dengan sabar menunggu orang-orang yang mencemooh dan menganiaya orang-orang yang
menyampaikan berita ini (2Ptr. 3:9).
Seiring dengan panjang sabarnya Allah, kita melihat kesetiaan Nuh dalam memberitakan. Melalui tahun-tahun panjang yang penuh ejekan itu, Nuh hanya mendapatkan
hasil yang sedikit dari pekerjaannya. Dalam kenyataannya, ketika hukuman yang telah lama diprediksi itu tiba, hanya delapan orang yang selamat. Sungguh jumlah yang kecil
untuk pelayanan yang begitu lama!Tentunya, menurut standar manusia, pelayanan Nuh akan dianggap gagal.
Namun Allah menganggapnya sebagai pengkhotbah besar
akan kebenaran (Ibr. 11:7).
Kita harus mengingat nasihat Tuhan bahwa relatif sedikit dari jutaan orang di dunia ini yang mau menerima jalan keselamatan yang sempit (Mat. 7:13–14). Namun, kita
harus terus bersaksi tentang satu-satunya jalan ini, yaitu
Yesus Kristus (Yoh. 14:6). Tuhan tidak akan menilai pelayanan kita dengan dasar manusiawi berupa hasil yang bisa dilihat, tetapi berdasarkan ketaatan dan kesetiaan
kepada-Nya.
RENUNGKAN: Dengan dasar apakah Tuhan akan menghakimi pelayananku?
DOAKAN: Bapa, tolonglah aku untuk berbelas kasih untuk menyelamatkan orang-orang yang aku kasihi yang belum diselamatkan, karena Engkau “menghendaki supaya jangan ada yang binasa” (2Ptr. 3:9).
1.3K viewsMartin Siregar, 01:01