Get Mystery Box with random crypto!

HARI ASYURO, ANTARA SUNAH DAN HIKMAH Hari Asyura, selain memi | Abdullah Haidir

HARI ASYURO, ANTARA SUNAH DAN HIKMAH

Hari Asyura, selain memiliki dimensi ibadah dengan disunahkan puasa Asyuro di dalamnya, juga memiliki dimensi sejarah yang sangat agung. Justeru puasa Asyuro dilatarbelakangi oleh peristiwa sejarah tersebut. Al-Quran memerintahkan kita untuk mengingatkan peristiwa agung ini, karena dia termasuk ‘Ayyaamullah’; Hari-hari Allah sebagaimana firmanNya,

وَذَكِّرْهُمْ بِاَيّٰىمِ اللّٰهِ ۗ

“…. dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah…” (QS. Ibrahim: 5)

Para ulama tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud hari-hari Allah adalah hari dimana Allah menolong hamba-hambaNya yang berada di jalan kebenaran dan membinasakan pelaku dan penyokong kebatilan. Hari Asyuro termasuk di dalamnya. Karena di hari ini Allah selamatkan Nabi Musa alaihissalam dan kaumnya dari kekejaman Firaun, sekaligus membinasakan Fir’aun dan bala tentaranya di laut merah.

Banyak hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tersebut yang sangat penting kita jadikan sebagai bekal kehidupan;

1. Jangan sombong dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki, apalagi menggunakannya untuk menzalimi manusia dan berbagai angkara murka. Jika Allah berkehendak, seketika semua itu lenyap, kekuatan berganti kehinaan, kekuaasaan berganti azab. Firaun binasa justeru di puncak kekuasaannya dan kesombongannya.

2. Seorang muslim hendaknya tidak sekedar asyik dengan agenda dan kepentingan pribadinya. Hendaknya dia peduli problematika masyarakat, terlebih jika disana ada mereka yang dizalimi. Nabi Musa alaihissalam, jika mau hidup enak, sangat mudah baginya. Dia kecil dan tumbuh di istana dengan segala fasilitasnya. Namun beliau lebih memilih membela kaumnya yang dizalimi dengan segala resiko yang ada.

3. Dakwah tauhid memang utama. Namun jangan sampai abai dengan problematika sosial yang sedang terjadi. Nabi Musa alaihissalam, selain mendakwah tauhid kepada Fir’aun, juga menuntut Fir’aun untuk meninggalkan kezalimannya terhadap Bani Israil. Jangan sampai orang-orang yang berdakwah tauhid terkesan abai dengan berbagai kezaliman yang terjadi, apalagi sampai nyinyir terhadap mereka yang sedang berusaha menghadapi kezaliman.

4. Ikhtiar dan keyakinan akan kebenaran yang dibawa harus selalu beriringan. Nabi Musa sudah berikhtiar semaksimal mungkin agar selamat dari kezaliman Fir’aun dengan melakukan berbagai sebab, sementara keyakinannya kepada pertolongan Allah sangat tinggi. Ikhtiar tanpa keyakinan kuat kepada Allah dapat merusak iman, namun keyakinan tanpa ikhtiar maksimal, merusak tawakkal.

5. Bersyukur kepada Allah atas capaian dan Raihan yang didapat dengan semakin taat dan tunduk kepada Allah. Nabi Musa bersyukur kpada Allah atas kemenangannya dengan beribadah puasa.

Selamat puasa Asyuro, tunaikan sunahnya, raih hikmahnya.