Get Mystery Box with random crypto!

Resume Bincang Santai HAN: 'Setiap Anak Istimewa dengan Keunik | Rumah Keluarga Indonesia, Pekanbaru

Resume Bincang Santai HAN: "Setiap Anak Istimewa dengan Keunikannya"

Bersama Syahrul Padilah, M.Pd dan Elvira Rosya, S.Si - live on RKI Pekanbaru

Anak merupakan amanah dari Allah yang harapannya kelak menjadi penerus kebaikan, penyejuk mata yang mendoakan orangtuanya dan bermanfaat bagi semesta. Setiap anak istimewa karena merupakan produk ciptaan Allah SWT yang tidak pernah menciptakan produk gagal.

Bagaimana cara mengenali keistimewaan anak kita? Sesungguhnya orang tualah yang paling mengenali masing-masing anaknya. Lewat bonding yang baik akan memudahkan orang tua untuk menemukan potensi anaknya. Bonding yang baik bisa kita peroleh dengan memanfaatkan bahasa cinta anak, diantaranya:
1. Kata-kata mendukung
2. Sentuhan fisik
3. Pemberian Hadiah
4. Waktu bersama
5. Pelayanan

Jadwalkan 'dating' dengan masing-masing anak, agendakan ngobrol bareng, jalan bareng, dan makan bareng untuk membangun kedekatan.
Ayah dan Ibu bekerjasama, berbagi peran dan saling mendukung dalam mengasuh serta mendidik anak-anaknya. Secara rutin diskusikan serta evaluasi perkembangan anak.

Orang tua harus menjadi teman ngobrol yang asik bagi anak, supaya mudah dalam mengedukasi mereka. Manfaatkan quality time, misalnya waktu perjalanan menuju ke sekolah atau saat pulang ke rumah.

Setiap anak disupport agar sehat fisik dan mentalnya, merasa nyaman di dalam keluarga, supaya cerdas secara intrapersonal juga interpersonalnya. Role model utama dan pertama adalah orang tua. Ayah harus menjadi 'hero' dan kebanggaan bagi anak lelakinya serta 'first love' bagi anak perempuannya. Jika anak perempuan sudah kenyang dengan kasih sayang, pujian, rasa aman dari sosok ayahnya, maka ia tidak akan mencarinya di luar, insyaAllah imunitasnya sudah tinggi.

Adil adalah memberikan porsi cinta sesuai kebutuhan masing-masing anak. Bukan tentang persentase kasih sayang tetapi dari kecukupannya.

Mendidik itu proses yang panjang dan butuh kesabaran, butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat hasilnya. Bukan seperti membuat adonan donat, yang setelah mengembang, bisa langsung digoreng lantas dinikmati.

Supaya tidak khilaf membandingkan anak, orang tua harus paham bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda, tidak melulu melalui indikator akademis saja. Tugas orang tua adalah menemukan potensi anak tersebut, lalu membantu anak agar bersinar dengannya.

Orang tua adalah pakar parenting terbaik bagi putra-putrinya masing-masing. Sebab orang tua yang paling mengenali karakter, pola komunikasi dan bahasa cinta anak-anaknya.

Tentang gadget, anak-anak generasi Z tidak bisa dilarang untuk tidak memanfaatkan gadget, yang bisa kita upayakan adalah mengontrol durasi dan membangun komitmen dengan anak terkait penggunaan gadget. Terus lakukan monitoring, dan sekali lagi bonding yang baik adalah kunci.

Closing statement:

1. Anak merupakan amanah yang memiliki potensi berbeda-beda, karenanya jangan menyamaratakan anak. Tugas kita sebagai orang tua adalah menggali potensi masing-masing lalu mengasah dan mengembangkannya disamping terus belajar menjadi orang tua yang baik agar dapat mengantarkan mereka tumbuh sehat, cerdas, dan kuat agar kelak menjadi pemimpin bangsa yang rahmatan lil alamin.

2. Anak yang berkualitas hadir dari keluarga yang berkualitas (dari segi agama, komunikasi, manajemen rumah tangga dlsb). Nah, anak-anak yang berkualitas inilah yang akan menjadi penyangga peradaban kelak.

3. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya, atau menitipkan obsesinya kepada anak. Sebab anak memiliki potensinya sendiri. Orang tua hanya mendampingi, memfasilitasi dan mengarahkan, seumpama pelita yang menerangi jalan mereka agar tidak tersesat di belantara kehidupan.

Diresume oleh Atik- staf biro KPAK BPKK Pekanbaru