2022-03-15 16:19:15
*Fiqih Puasa (33)*
*Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Puasa*
Menyegerakan berbuka jika bulatan penuh matahari telah benar-benar dipastikan tenggelam seluruhnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ (متفق عليه)
Maknanya: “Orang-orang senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka” (Muttafaq ‘alaihi).
Berbuka dengan kurma sebelum melakukan shalat Maghrib. Jika tidak ada, maka disunnahkan berbuka dengan air.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُورٌ (رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ)
Maknanya: “Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, hendaklah berbuka dengan kurma, dan jika tidak menemukan kurma, maka hendaklah berbuka dengan air karena sesungguhnya air itu suci dan menyucikan” (HR Abu Dawud)
Sahur walaupun hanya dengan seteguk air putih, dan mengakhirkannya sampai akhir malam. Waktu sahur adalah mulai pertengahan malam sampai dengan terbit fajar. Makan atau minum yang dilakukan sebelum pertengahan malam tidak terhitung sebagai sahur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maknanya: “Makanlah sahur karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat barakah” (HR Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أمرنا معاشر الأنبياء بتعجيل الفطر وتأخير السحور (رواه البيهقي)
Maknanya: “Kami segenap para nabi diperintahkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur” (HR al Baihaqi)
Berdoa ketika bebuka puasa dengan doa:
اللهم لك صمت وبك ءامنت وعلى رزقك أفطرت ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Dan doa-doa yang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
للصائم عند فطره دعوة ما ترد (رواه ابن ماجه)
Maknanya: “Seseorang yang berpuasa ketika ia berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak” (HR Ibnu Majah)
Memberi makanan atau minuman untuk orang yang berbuka puasa, atau mengajak mereka untuk berbuka bersama kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا (رواه الترمذي)
Maknanya: “Barangsiapa memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa maka ia memperoleh pahala yang menyerupai pahalanya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR at Tirmidzi)
Artinya, kita memperoleh pahala yang menyerupai pahala orang yang berpuasa tersebut.
Bukan pahala yang sama persis dengan pahalanya dari semua segi,
karena orang yang berpuasa Ramadhan tengah melakukan puasa wajib dan kita yang memberinya makan berbuka tengah melakukan perkara sunnah.
Perkara sunnah tentu tidak akan menyamai perkara yang wajib.
Menahan diri dari perbuatan keji, pertengkaran, percekcokan dan perdebatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الصَّوْمُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ (رواه الشيخان)
Maknanya: “Sesungguhnya puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah bersikap keji dan jangan bertindak bodoh, jika ada orang yang mengganggunya atau mencacinya maka hendaklah ia berkata: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa” (HR al Bukhari dan Muslim)
Ketika berpuasa, sangat ditekankan untuk menahan dan mencegah lisan, mata, telinga dan seluruh anggota badan dari ucapan dan perbuatan dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ (رواه الحاكم والبيهقي وابن خزيمة وابن حبّان)
Maknanya: “Puasa yang sempurna tidak hanya menahan diri dari makanan dan minuman, melainkan menahan diri dari perkataan-perkataan dan perbuatan yang diharamkan atau dimakruhkan” (HR al Hakim, al Baihaqi, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Referensi:
_Irsyâd al Anâm li Ma'rifat Ahkâm ash Shiyâm_ karya Syekh Nabil asy Syarif
Dan lain-lain
445 views13:19