2022-07-07 20:01:12
JIWA TARBAWI 800
Manusia akan lebih hanyut dan tenggelam dengan kebanggaan dan kesombongan menerima nikmat daripada mengingati dan mensyukuri Yang Memberi Nikmat.
Satu hakikat yang wajib diimani ialah, segala nikmat itu datangnya dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Firman Allah Ta’ala :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya)”.
(An Nahl: 53)
Apabila manusia yang menisbahkan bahawa nikmat yang ia peroleh berasal dari Allah Ta’ala, ia adalah hamba yang bersyukur.
Namun, disebaliknya apabila hatinya terputus dari menisbahkan nikmat kepada Allah, maka kesombongan dan kekaguman terhadap dirinya menjadikan ia hanyut dan tenggelam dalam kebinasaan kufur nikmat.
Seperti Qarun yang berkata,
إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki”
(Al-Qashash: 78).
Juga Si Pemilik kebun (Al Kahfi)
أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا ﴿الكهف: ٣٤﴾
Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat" (34)
(Al Kahfi: 34)
الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ ﴿٢﴾ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ﴿٣﴾ ﴿الهمزة: ٢-٣﴾
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, (2) dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
Al Humazah: 2-3
Kerakusan nafsu dan kekaguman diri amat membinasakan diri manusia. Hidup hanya menjadi tempat melayan keinginan nafsu terhadap nikmat dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (20)
Al Ahqaaf: 20
Nabi
ﷺ bersabda,
ثلاث مهلكات شح مطاع وهوى متبع وإعجاب المرء بنفسه
“ Tiga perkara yang merosakkan: Sikap kedekut yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan rasa kagum dengan diri sendiri.”
(HR Bazzar)
Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh penyebab yang boleh menyebabkan takabbur iaitu:
1. Ilmu pengetahuan. Mereka yang berilmu tinggi atau berpendidikan tinggi berasa dirinya orang yang paling pandai apabila dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu atau berpendidikan.
2. Amal ibadah dapat menyebabkan sifat takabbur apatah lagi, apabila mendapat perhatian daripada orang lain.
3.Keturunan dapat menyebabkan takabbur kerana menganggap dirinya lebih tinggi darjatnya daripada kelompok lain.
4. Kecantikan dan ketampanan wajah menjadikan ia memandang rendah orang lain.
5. Harta dan kekayaan. Ia menjadikan seseorang itu meremehkan orang miskin.
6. Kekuatan dan kekuasaan. Dengan kelebihan itu, mereka dapat berbuat sewenang-wenangnya terhadap orang lain.
7. Banyak pengikut, teman atau sahabat karib yang berkedudukan tinggi.
Justeru, belajarlah mensyukuri nikmat biar sekecil mana pun ia.
Kerana semua nikmat itu datang dariNya.
Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi
ﷺ bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.”
(HR. Ahmad, 4/278)
ABi
537 views17:01