Get Mystery Box with random crypto!

*SAAT MOBIL KAMI HENDAK DICURI* Saat itu mobil sedang dalam k | Chanel Irene Radjiman

*SAAT MOBIL KAMI HENDAK DICURI*

Saat itu mobil sedang dalam kondisi dipanaskan mesinnya oleh suami, karena emang lagi di service sendiri.

Itu mobil parkir di depan rumah, ditinggal sebentar ke dalam sama suami untuk ambil tang.

Pas suami keluar lihat itu orang melongok longok di sekitar mobil. Kirain lagi cari kucing atau apa. Eh tiba - tiba langsung masuk ke mobil. Kagetlah suami. Langsung suami saya lari buka pintu belakang yg dibelakang kursi sopir, trus diteriakin

"Eh mau ngapain lu!"

Itu orang kaget trus keluar. Diteriakin lah "Maliiiinngg" sama suami saya. Dikejar sama anak sulung saya. Sempet terjadi saling lawan, karena orang itu tenaganya kuat banget, bahkan pergelangan anak saya sempat kena cakaran dia. Akhirnya ketangkep. Karena udah mau maghrib diikatlah itu orang dipohon sambil nunggu polisi dateng.

Datanglah ketua pemuda dari kampung dia, ngomong kalo dia ODGJ. Tapi tak ada bukti otentik secara medis. Katanya hanya diobati ke kiyai saja (nyare'at gitu kalo bahasanya orang Banten).

Kemudian suami saya diminta untuk ke polsek memberi kesaksian. Karena kami harus sholat maghrib dan isya dulu, kami baru bisa sampai polsek jam 9 malam. Dan ternyata keluarga tersangka belum datang. Jadi kami harus menunggu keluarga tersangka itu datang dulu.

Begitu keluarga tersangka datang kami diminta melakukan mediasi di ruang belakang. Saat sedang melakukan mediasi, kami dengar ada ribut-ribut kalau tersangka kabur.

Akhirnya suami saya memutuskan pamit baik-baik pada kanit. Kami pikir, ngapain lagi disitu? La wong tersangkanya aja udah kabur.

Jujur karena sering ditemui "oknum aparat hukum" dalam menangani suatu perkara, situasi kaburnya tersangka membuat saya sulit untuk ber- _khusnudzon_ pada pihak aparat. Mohon maaf, saya jadi sempat berfikir, kalau ini adalah sandiwara murahan dengan judul "Wani Piro"

Sebelum akhirnya saya juga pamit pergi dari polsek, saya sempat mengatakan pada aparat penanggung jawab kasus ini

"Saya pikir dikantor polisi sudah cukup aman. 1 tersangka dijaga oleh lebih dari 2 aparat ternyata masih bisa kabur. Saya pulang saja kalo begitu."

Saya langsung ngeloyor pergi. Kami ga langsung pulang. Sebenarnya saat itu juga ikhlas, legowo, ya sudah, kami sudah sangat berterima kasih pada Allah bahwa mobil belum sempat dibawa, tidak ada yang lecet, dan tidak ada yang rusak. Walau sempat jengkel, akhirnya kami bisa ikhlas, benar-benar ikhlas.

Kami tidak langsung pulang. Kami pergi dulu ke rumah kakak ipar untuk suatu keperluan amanah orang yang harus dituntaskan. Barang yang diamanahi itu sebelumnya pernah kami titipkan dirumah kakak ipar.

Sampai di rumah kakak ipar, karena sudah sangat larut, pasti ditanya "Darimana?" Yaaa kami ceritakan saja kejadiannya dari A-Z. Nah saat itu hp suami berdering diminta untuk kembali lagi ke polsek, karena katanya tersangka sudah ketemu. Tadinya males banget, ngerasa kayak dikerjain. Kok gini amat sih?! Tapi ya sudah, saran dari suami kakak ipar saya, datangi saja biar ga dianggap memperlambat kerja petugas.

Jam 1 dinihari kami berangkat dari rumah kakak ipar saya dengan didampingi oleh suaminya yang merupakan warga asli Banten. Perjalanan lumayan jauh 1 jam. Jadi sampai polsek sudah jam 2. Sampai sana masih nunggu keluarga tersangka dijemput. Suami kakak ipar akhirnya bercerita bahwa kami ini keluarga polisi juga. Keponakan suami kakak ipar saya pernah jadi kapolsek di kantor polisi yang saat ini menangani perkara kami. Situasi yang tadinya tegang jadi cair.

Saat keluarga pihak tersangka datang, kembali terjadi mediasi.

Saat mediasi pertama juga sebenarnya kami sudah tidak ada niatan untuk menuntut lebih jauh lagi. Saat RT, RW, dan ketua pemuda mengatakan kalau tersangka ODGJ, ya sudah, kami memilih percaya saja, walau tanpa bukti otentik secara medis. Namun saya minta syarat.