Get Mystery Box with random crypto!

Bohong/dusta sangat dekat dengan kezaliman. Bahkan bohong/dust | Dakwah Politik Islam

Bohong/dusta sangat dekat dengan kezaliman. Bahkan bohong/dusta termasuk salah satu tindakan zalim. Yang lebih zalim adalah membuat kedustaan/kebohongan terhadap agama ini, yakni mendustakan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Sangat banyak ayat Allah SWT yang mengancam orang yang mendustakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Di antaranya firman Allah SWT:

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ

Janganlah kalian mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lisan kalian secara dusta, “Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sungguh orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiada beruntung_ (TQS an-Nahl [16]: 116).

Adapun Hadis Nabi saw. di antaranya sabda beliau:

«لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَلِجْ النَّارَ»

Janganlah kalian berbuat dusta terhadapku. Sungguh orang yang berdusta terhadapku pasti masuk ke dalam neraka (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dengan seluruh paparan singkat di atas, orang-orang yang berakal tentu akan takut untuk berbohong/berdusta. Apalagi mendustakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Azab di akhirat amat besar bagi pelakunya. Apalagi jika pelakunya seorang pemimpin.

Mereka yang suka berbohong terkategori munafik. Jika dia seorang pemimpin, berarti dia pemimpin munafik. Pelakunya boleh jadi Muslim, tetapi memiliki sifat-sifat/ciri-ciri orang munafik. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

«آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ»

Ada tiga tanda orang munafik: jika berkata, berdusta; jika berjanji, ingkar; jika dipercaya, khianat (HR al-Bukhari dan Muslim).

Selain itu, dalam salah satu kitabnya, ‘Aid Abdullah al-Qarni menyebutkan beberapa sifat kaum munafik yang disebutkan dalam al-Quran, di antaranya: dusta; khianat; ingkar janji; riya (doyan pencitraan); mencela orang-orang taat dan shalih; memperolok-olok al-Quran, as-Sunnah dan Rasulullah saw.; bersumpah palsu; tidak peduli terhadap nasib kaum Muslim; suka menyebarkan kabar bohong (hoax); mencaci-maki kehormatan orang-orang shalih; membuat kerusakan di muka bumi dengan dalih mengadakan perbaikan; tidak ada kesesuaian antara lahiriah dan batiniah; menyuruh kemungkaran dan mencegah kemakrufan; sombong dalam berbicara; menantang Allah SWT dengan terus berbuat dosa; dst.

Darurat Kezaliman dan Ketidakadilan

Selain darurat kebohongan, negeri ini pun sesungguhnya sedang darurat kezaliman dan ketidakadilan. Dari kasus FS pula kita bisa melihat betapa sulitnya memberlakukan hukum yang tegas dan adil kepada aparat yang melanggar, pejabat yang korup atau mereka yang berduit. Sudah tak terhitung orang-orang besar bebas dari hukuman, atau dihukum ringan, atau bahkan seolah dibiarkan kabur ke luar negeri. Padahal mereka adalah koruptor dan ‘maling’ kelas kakap. Sebaliknya, betapa banyak orang kecil yang begitu mudahnya dihukum dengan sangat cepat, dengan hukuman yang kadang cukup berat untuk sebuah kejahatan yang sangat ringan, seperti kasus pencurian beberapa batang pohon/kayu oleh seorang nenek-nenek beberapa waktu lalu. Bahkan betapa banyak mereka yang baru terduga kebanyakan baru terduga sebagai teroris langsung dieksekusi alias dibunuh oleh aparat tanpa diadili.

Itulah pengadilan di dunia. Sebuah pengadilan semu. Bahkan palsu. Pengadilan dunia sering menjadi alat untuk sekadar menghukum rakyat kecil. Hukumannya pun tidak akan mampu menghapus dosa-dosa para kriminal. Para penegak hukumnya acapkali bermental bobrok. Tidak memiliki rasa takut kepada Allah SWT/ Mudah dibeli. Gampang tergoda oleh rayuan uang, harta, wanita dan kenikmatan dunia lainnya. Mereka seolah lupa, bahwa meski mereka lihai mempermainkan hukum di dunia, dan meski mereka sering lepas dari pengadilan manusia di dunia, mereka tak akan pernah bisa melepaskan diri dari hukuman di Pengadilan Akhirat.