Get Mystery Box with random crypto!

*Dakwah di Waktu Sisa ?* By Rizqi Awal _Pegiat Komunitas Hijr | Cinta nabi cinta syariah

*Dakwah di Waktu Sisa ?*
By Rizqi Awal
_Pegiat Komunitas Hijrah_

Di dalam sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam memerintahkan setiap muslim untuk menghilangkan kemungkaran sesuai dengan kemampuannya;

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ , وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإيمَانِ

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran, hendaknya dia merubah dengan tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).

Artinya dakwah adalah seruan mulia, kegiatan terhormat dan tersemat kewajiban bagi siapa pun sesuai kadar dan kemampuannya.

Dakwah merupakan pekerjaan terbaik, sesuai firman Allah SWT, ”Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat, 41: 33) Ayat ini dikukuhkan oleh Sabda Rasulullah SAW : لِأَنْ يَهْدِيَكَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ. رواه مسلم Yang artinya : Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau (dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki onta merah. (HR. Muslim)

Jadi, bila kita ambil bagian dari aktivitas rutin berdakwah, bukan berarti menganggur tetapi sejatinya itulah pekerjaan terbaik.

Nilai gajinya tak dapat dihitung dengan gaji atas upah pekerjaan kita, sebab bayarannya adalah aliran pahala. Itulah mengapa, sejatinya siapa pun yang serius berdakwah tentu dia tidak akan mengatakan, "Saya nggak punya waktu tadz", "Afwan tadz, pekan ini sibuk sekali rasanya nggak sempat dakwah".

Sebab, bagi seorang mukmin, dakwah adalah kewajiban, yang hakikatnya harus diusahakan agar aktivitas itu tetap bisa berlangsung. Bahkan, diwaktu waktu padatnya kita dengan urusan dunia.

Semisal, sebelum berangkat kantor, kita bawa buletin dakwah untuk kita berikan ke tukang jualan nasi uduk yang rutin kita beli agar setidaknya penjual nasi uduk itu nantinya bisa membaca buletin itu diwaktu senggang.

Dalam proses menunggu angkutan umum, proses dakwah itu bisa dilakukan dengan sebarkan pesan pesan dakwah via WhatsApp, menyebarkan majalah, buletin atau tabloid dakwah kepada mereka yang sedang menunggu.

Atau bila tak sempat punya waktu sama sekali, cobalah bantu dalam menggunakan sarana hartamu, dengan membelikan buku "Materi Dasar Islam" yang nantinya buku buku ini disebarkan ketika lagi di jalan, di kantor atau minta dititipkan ke sahabat kita agar buku buku ini bisa tersampaikan.

Tidak dapat dipungkiri, ketika hidup di dunia ini akan banyak hal yang bisa kita lakukan. Namun terkadang, karena banyaknya hal yang kita lakukan itulah banyak waktu yang kita lakukan hanya untuk duniawi semata.

Jika kita sadari, dari waktu 24 jam yang telah Allah berikan, berapa jam kah kita berikan waktu terbaik kita untuk Allah? Jika kita evaluasi diri kita, betapa banyak kita memberikan waktu untuk Allah dan membela Islam ini hanyalah waktu yang tersisa.

Bukankah Allah yang telah menganugrahi kita waktu yang berharga ini? Lalu mengapa Allah pula yang mendapatkan waktu sisa dari waktu terbaik kita? nampaknya banyak hal yang seharusnya kita evaluasi dan perbaiki.

Rasanya tak adil, jika selama ini kita meminta kepada Allah apa-apa yang terbaik untuk kita dapatkan. Lalu bagaimana dengan apa yang kita persembahkan pada Allah? Sudahkan kita berikan yang terbaik untuk Allah?

Sadarilah wahai sahabatku, tak heran jika kita mendapatkan kepayahan, keletihan, dan kekecewaan bertubi tubi dalam kehidupan ini. Karena kita telah memberikan waktu sisa untuk Allah.

Maka berdakwah lah, semampunya dengan sungguh sungguh. Berikan waktu yang terbaik untuk dakwah ini, agar Allah Subhana Wata'ala memberikan kita pertolongan dalam banyak kesempatan dan kebutuhan nantinya. Aamiin.