Get Mystery Box with random crypto!

Studi Islam

Logo saluran telegram studi_islam — Studi Islam S
Logo saluran telegram studi_islam — Studi Islam
Alamat saluran: @studi_islam
Kategori: Tidak terkategori
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 533
Deskripsi dari saluran

Channel Pecinta Ilmu-Ilmu Agama

Ratings & Reviews

3.33

3 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

0

4 stars

2

3 stars

0

2 stars

1

1 stars

0


Pesan-pesan terbaru

2022-07-29 13:51:15
27 views10:51
Buka / Bagaimana
2022-07-29 13:19:00
29 views10:19
Buka / Bagaimana
2022-07-27 17:55:02 Pasalnya meskipun non muslim dibiarkan memeluk keyakinan dan menjalankan ibadahnya, namun segala macam simbol dan syiar kekufuran tidak dibiarkan, sebaliknya yang ada justru menguatnya seruan dakwah dan syiar Islam di ruang publik.

Kesembilan, diakui atau tidak, pengaruh hijrah sejatinya bukan hanya dirasakan manusia di jazirah Arab atau kawasan timur tengah semata, akan tetapi pengaruh ini pada gilirannya mengubah wajah sejarah peradaban manusia secara keseluruhan, ketika kaum muslimin memiliki negara yang satu, ketika kekuasaan Islam terbentang di belahan dunia timur maupun barat.

Walhasil, betapa luar biasanya peristiwa hijrah ini bagi umat Islam, sekali lagi ini bukan peristiwa biasa. Karena itu wajar jika akhirnya peristiwa hijrah dijadikan dasar dalam penentuan penanggalan tahun di dunia Islam oleh para Sahabat ridhwanullah ‘alaihim. Wallahu a’lam. (Oleh: Ust. Yan S. Prasetiadi)
38 views14:55
Buka / Bagaimana
2022-07-27 17:55:02 HIJRAH BUKAN PERISTIWA BIASA

Peristiwa hijrah realitasnya bukanlah kejadian biasa, bukan pula sebuah eksodus atau melarikan diri dari kekejaman rezim Quraisy di sana. Namun sebuah perintah ilahi atas umat Islam, yang menunjukkan kebesaran Allah, sekaligus pelajaran berharga bagi seluruh umat manusia. Karenanya pasca peristiwa hijrah kita akan menemukan beberapa fakta yang luar biasa berikut ini:

Pertama, jika hari diangkatnya nabi menjadi rasul dianggap sebagai permulaan dakwah Islam, maka hari terjadinya hijrah bisa dianggap sebagai permulaan berdiri daulah Islam. Dimana nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan hanya utusan Allah yang menyampaikan wahyu, tapi juga sebagai kepala negara yang memimpin Madinah.

Kedua, hijrah merupakan awal perubahan yang menentukan dalam sejarah Islam, sebab akhirnya umat Islam saat itu memiliki wilayah kekuasaan, padahal sebelumnya hanya sebuah entitas tanpa wilayah dan tidak punya pengaruh apapun di dunia. Allah berfirman:

تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ

“Kalian takut orang-orang (Mekah) akan menculik kalian, maka Allah memberi kalian tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kalian kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik agar kalian bersyukur.” (QS. al-Anfal [8]: 26).

Ketiga, pasca hijrah hukum jihad disyariatkan dan kaum muslim tidak lagi menjadi kaum tertindas di muka bumi, bahkan mampu melawan serangan dan memberi pelajaran kepada orang kafir, sebagaimana Allah memerintahkan umat Islam:

قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً

“Perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kalian itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan pada diri kalian.” (QS. at-Taubah [9]: 123).

Keempat, Madinah pasca hijrah bukan sekedar tempat tinggal semata, bahkan selanjutnya menjadi titik kekuatan melawan musuh-musuh Allah, baik musuh di Mekah maupun di luar Mekah. Bukan hanya pada masa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan terus berlangsung hingga masa selanjutnya.

Kelima, sebelum hijrah dakwah hanya terbatas dan terkungkung di dalam Mekah, namun pasca hijrah terwujudlah universalitas dakwah, sehingga dari Madinah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mengirim utusan membawa surat kepada para raja dan penguasa di luar negeri agar memeluk Islam. Semisal kepada Heraklius, Kisra, Muqauqis, Raja Najasyi di Habsyi dll. Beliau mengajak mereka semua masuk Islam.

Keenam, Allah menjadikan landasan saling tolong menolong dalam urusan agama berdasarkan hijrah, sebagaimana Allah berfirman:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ

“Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atas kalian melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka.” (QS. al-Anfal [8]: 72).

Ketujuh, di Madinah hukum syariah secara lengkap turun dan semua bisa diterapkan, sedangkan di Mekah banyak hukum syariah belum bisa diterapkan; maka dari itu misalnya sebelum terjadi hijrah, di Mekah hukum potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi penuduh zina dan peminum miras, belum bisa dijalanan. Ini artinya kesempurnaan dan kepraktisan ajaran Islam, pasca hijrah betul-betul bisa di rasakan manusia.

Kedelapan, pelaksanaan ajaran agama di Madinah di jalankan dengan bebas dan tanpa tekanan, yang sangat kontras dengan kondisi di Mekah. Non muslim pun bisa melaksanakan ibadah, sebagaimana umat Islam bisa menjalankan ibadah. Toleransi yang sebenarnya pun terwujud, dimana toleransi ini bukan alat menindas mayoritas oleh minoritas.
37 views14:55
Buka / Bagaimana
2022-07-25 18:11:07 Dibungkus dalam kemasan Islami seperti bantuan sosial, padahal dibalik itu mereka menawarkan pertukaran harta dengan agama mereka hingga akhirnya masyarakat-masyarakat lemah harta (mustadh'afin) menjadi korban pemurtadan.

DAMPAK DARI GHAZWUL FIKRI

1. Perusakan Akhlak

Diberbagai media massa, musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang bertujuan merusak akhlak generasi muslim mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang membuat generasi Islam berkiblat kepada mereka.

2. Melarutkan Kepribadian Islam

Akibat dari itu semua lahirlah generasi muslim yang tidak berkepribadian. Mereka menjadi tidak percaya diri untuk menampakkan identitas keislamanya. Nama-nama, model pakaian, bahasa, gaya hidup, pola pikir, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor dari barat. Bahkan sebagian mereka mengatakan apabila kita ingin maju maka kita harus menjiplak barat seutuhnya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَ كَمَا كَفَرُوْا فَتَكُوْنُوْنَ سَوَآءً

"Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka)." (QS. An-Nisa (4) : 89)

3. Pemurtadan

Ini adalah program utama dan yang paling jelas dari ghazwul fikri. Setelah hilang semangat keislamanya dan dilanjutkan tumbuhnya kekaguman akan peradaban barat yang semu, maka tahapan selanjutnya adalah menggiring hati kaum muslimin untuk keluar dari agamanya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْـنِکُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ کَافِرٌ فَاُولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

"Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah (2) : 217)

UPAYA MENANGKAL GHAZWUL FIKRI

1. Kenali musuh dan tingkatkan kemampuan diri

2. Kritis dalam menyaring informasi dari media. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam Al-Qur'an, surat Al-Hujurat (49) ayat 6:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِۢنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِۢجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Jangan lagi mudah percaya dengan pemberitaan dari media-media yang sudah jelas-jelas sering berbohong, menebar Hoax, dan menyudutkan umat Islam.

3. Taktik bertahan dan menyerang. Perang itu adalah konfrontasi, ketika musuh menyerang kita, maka kita balas dengan balik menyerang. Ketika musuh menyerang kita, dan kita diam tidak membalas serangan mereka, maka ini namanya pembantaian. Perang opini, lawan dengan opini lagi, dan seterusnya.

Jika sudah tahu semua tentang ghazwul fikri, cara kerja, sasaran, dan dampaknya maka mulai dari sekarang kita tingkatkan pemahaman keislaman kita secara kaffah. Jangan pernah ragu-ragu untuk menampakkan identitas keislaman kita. Dan jangan lupa selalu membaca dan mengkaji Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan manhaj yang benar, karena itulah kekuatan utama umat Islam. Wallahu Ta'ala A'lam. []

Oleh : Ustadz Teddie Sukmana
63 views15:11
Buka / Bagaimana
2022-07-25 18:11:07 Dari sana pula timbul persaingan untuk saling memperkenalkan sesuatunya dan semakin banyak iklan maka semua orang akan melihat dan menjadikannya sebagai gaya hidup atau properti dalam menentukan jalan hidupnya.

METODE YANG DIGUNAKAN DALAM GHAZWUL FIKRI

Menurut para pakar yang mengkaji tentang ghazwul fikri, ada beberapa cara atau taktik yang sering dilakukan oleh para penyerbu (orang kafir), antara lain :

1. Tasykik

Tasykik, yaitu menimbulkan keragu-raguan dan pendangkalan dalam jiwa kaum muslimin terhadap agamanya. Yang menjadi sasaran utama dalam metode ini adalah validitas sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits. Berbagai teori bohong diungkapkan oleh para orientalis untuk menimbulkan keragu-raguan akan kebenaran wahyu Allah. Mereka menuduh bahwa isi Al-Qur'an sudah tidak rasional agar kaum muslimin tidak lagi mengkajinya.

2. Tasywih

Tasywih, yaitu pengaburan. Adalah upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan cara menggambarkan Islam secara buruk. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dan lain-lain. Tentunya julukan tersebut tidak hanya sebagai hinaan semata bagi kaum muslimin, melainkan juga salah satu bentuk Tasywih agar kaum muslimin mulai tidak bangga terhadap agamanya sendiri.

3. Tadzwib

Tadzwib, yaitu pelarutan, pencampuradukan antara pemikiran dan budaya islam dengan pemikiran dan budaya jahiliyah. Tujuannya jelas yaitu agar tidak lagi ada jarak pemikiran dan budaya Islam dengan pemikiran dan budaya kufur, sehingga orang Islam tidak tahu lagi mana pemikiran dan budaya Islam dan mana yang bukan.

4. Taghrib

Taghrib, atau pembaratan (westernisasi), yaitu mendorong kaum muslimin untuk menyenangi dan menerima pemikiran, kebudayaan dan gaya hidup orang-orang barat. Taghrib berusaha keras untuk mengeringkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum muslimin dan mengisinya dengan nilai-nilai barat yang menyimpang.

SARANA GHAZWUL FIKRI

1. Pers & Media Informasi

Pers dan media informasi dalam dunia modern, pers menempati posisi yang sangat penting, antara lain adalah dapat membentuk opini umat. Bahkan sering dikatakan bahwa barangsiapa yang menguasai pers, berarti dapat juga menguasai dunia. Kalau yang menguasai pers itu adalah orang mu'min, yang benar-benar paham dengan dakwah dan memang merupakan Da'i, maka pers yang diterbitkanya tentu tidak akan menurunkan tulisan-tulisan yang merugikan Islam, memojokkan kaum muslimin atau menyakiti umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Tetapi kenyataan yang membuktikan, di dunia ini tak sedikit pers yang menurunkan aneka bentuk tulisan yang substansi isinya bukan hanya memojokkan Islam, menyakiti hati kaum mukmin, menghina Nabi serta melecehkan Al-Qur'an, tetapi lebih dari sekedar itu. Musuh-musuh Islam telah menggunakan media sebagai corong yang efektif untuk merontokkan keislaman kita. Dan keadaan bisa bertambah buruk lagi, kalau para pemimpin umat Islam bukannya memihak Islam, tapi justru memihak dan membela musuh-musuh Allah subhanahu wa ta'ala. Na'udzu biillah min dzaalik!

2. Pendidikan

Melalui beasiswa pelajar di negeri barat, perlahan mereka menyimpangkan pandangan kita terhadap Islam. Hingga saat ini sudah banyak mahasiswa yang diberi beasiswa kuliah di luar negeri dan ketika kembali sudah menjadi calon tokoh-tokoh kaum liberal.

3. Hiburan & Olahraga

Baik hiburan tradisional maupun modern, hingga reality show sudah mereka manfaatkan. Tidak hanya mendirikan cafe, bioskop, club, lokalisasi, namun juga memanfaatkan radio, televisi, Hp, internet, dan sebagainya. Selain itu mereka juga menyebutkan prestasi olahraga sebagai bentuk kepahlawanan yang pantas dibanggakan, padahal dibalik itu semua banyak perbuatan keji yang ditularkan kepada umat Islam. Seperti judi, minuman keras, menampakkan aurat dan masih banyak lagi.

4. Yayasan & LSM
50 views15:11
Buka / Bagaimana
2022-07-25 18:11:06 URGENSI MEMAHAMI GHAZWUL FIKRI

Ghazwul Fikri atau Perang Pemikiran adalah strategi yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam, terutama dari kalangan Yahudi dan Nashrani untuk melumpuhkan kaum muslimin.

Orang yang pertama kali menyadari pentingnya metode baru dalam menaklukkan Islam adalah Raja Louis IX. Pada abad ke 13 Masehi, setelah ditawan oleh pasukan muslim di Al-Manshuriyah Mesir pada perang salib ke VII, di dalam memoarnya ia menulis: "Setelah melalui perjalanan panjang, segalanya telah menjadi jelas bagi kita, bahwasanya untuk mengalahkan dan menghancurkan kaum muslimin dengan jalan perang konvensional (perang fisik) adalah mustahil. Kerena mereka mempunyai metode yang jelas dan tegas di atas konsep jihad fi sabilillah. Dengan metode ini, mereka tidak akan pernah mengalami kekalahan militer." Ia melanjutkan: "Barat harus menempuh jalan lain (bukan militer). Yaitu jalan ideologi dengan mencabut akar ajaran itu dan mengosongkannya dari kekuatan, kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain adalah dengan menghancurkan konsep-konsep dasar Islam dengan berbagai penafsiran dan keragu-raguan."

Raja Louis IX melanjutkan pernyatannya lagi: "Tidak mungkin meraih kemenangan atas umat Islam melalui peperangan fisik. Kita hanya akan bisa mengalahkan mereka, dengan cara sebagai berikut:

1. Menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin umat Islam. Jika sudah terjadi, perluaslah ruangnya sehingga perselisihan ini menjadi faktor yang melemahkan umat Islam.

2. Tidak memberi peluang berkuasanya seorang penguasa yang shalih di negeri-negeri Islam dan Arab.

3. Merusak pemerintahan di negara-negara Islam dengan suap, kerusakan dan wanita sehingga fondasi bangunan terpisah dengan puncak bangunan.

4. Mencegah munculnya tentara yang meyakini hak atas tanah airnya, rela berkorban demi membela prinsip tanah airnya.

5. Mencegah terbentuknya persatuan bangsa Arab di kawasan Arab.

6. Membuat sebuah negara Barat di tengah kawasan Arab, mulai dari Ghaza di sebelah selatan, sampai Antokia di sebelah utara, kemudian ke arah timur, terus memanjang sampai ke Barat.

Maka babak baru memerangi kaum muslimin pun dimulai, yaitu dengan strategi ghazwul fikri atau perang pemikiran ini. Berbagai upaya digunakan untuk mengalihkan umat islam dari agamanya. Kaum barat kemudian membuat langkah-langkah untuk menjauhkan umat islam dari ajarannya. Jika dahulu misi yang mereka bawa dalam perang adalah 3G, yakni Gold, Glory, Gospel. Kini mereka mengusung misi 3F, yaitu Fashion, Food dan Fun dan juga 3S, yaitu Sex, Song dan Sport.

PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI

Secara bahasa Ghazwul Fikri berasal dari kata Ghazwah yang berarti peperangan dan Fikri yang berarti pemikiran. Jadi ghazwul fikri adalah perang pemikiran.

Secara istilah Ghzawul Fikri bisa diartikan sebagai penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah bercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami. Dalam arti luas Ghazwul Fikri adalah cara atau bentuk penyerangan yang senjatanya berupa pikiran, isme-isme, tulisan, ide-ide, teori, argumentasi, dan propaganda.

Namun demikian ghazwul fikri tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari metode perang yang bertujuan untuk memurtadkan kaum muslimin dari agamanya, jika tidak tercapai, setidaknya mendangkalkan keagamaan seseorang atau masyarakat. Ia bukan merupakan tahapan peperangan, akan tetapi sebagai pelengkap dan penyempurna cara penyerbuan orang-orang kafir terhadap Islam dan umatnya.

SASARAN GHAZWUL FIKRI

Yang menjadi sasaran tentu saja adalah pola pikir, akhlak (perilaku), dan aqidah dari kaum muslimin. Apabila seseorang sering menerima paham sekuler, maka ia pun akan berpikir ala sekuler. Bila seseorang dicekoki dengan pola pikir komunis, materialis, liberalis, kapitalis atau yang lainya, maka merekapun akan cenderung berpikir dengan salah satu paham tersebut. Perang pemikiran dilahirkan dalam bentuk media-media baik cetak maupun elektronik.
44 views15:11
Buka / Bagaimana
2022-07-25 10:03:09 Pengindraan terhadap segala ciptaan sebagaimana pengindraan terhadap suara pesawat, adalah perkara yang pasti. Eksistensi sang Pencipta bagi ciptaan yang berasal dari-Nya ini, semisal eksistensi pesawat yang mengeluarkan suara, merupakan perkara yang pasti. Jadi eksistensi sang Pencipta bagi makhluk ciptaan, merupakan perkara yang pasti juga.

Manusia dengan indra dan akalnya sanggup memahami segala ciptaan. Melalui pengindraan terhadap segala ciptaan tadi, manusia mampu memahami dengan pasti eksistensi Sang Pencipta. Jadi, eksistensi Sang Pencipta adalah nyata, manusia melalui pengindraan bisa menemukan eksistensi-Nya, dan Dia bukanlah ide imajinasi dalam benak manusia.

Secara nalar, Sang Pencipta ini harus azali, karena andai tidak bersifat azali, maka pasti membutuhkan kepada yang lain, bila demikian berarti Dia makhluk alias ciptaan.

Karena alam nyata ini tidak bersifat azali, sebab perlu berjalan sesuai aturan dan kondisi tertentu yang tidak bisa dilampauinya, yang artinya alam ini membutuhkan aturan dan kondisi tersebut. Demikian pula, materi tidak bersifat azali, sebab membutuhkan yang lain, karena hanya bisa berubah dari satu bentuk menuju bentuk lainnya, melalui peningkatan kuantitas dan aturan tertentu, serta hanya bisa terikat pada aturan dan ukuran kuantitas tadi, yang artinya materi itu membutuhkan yang lain.

Jadi, alam nyata ini bukanlah Sang Pencipta, sebab tidak azali dan tidak qadim. Begitu juga materi bukanlah Sang Pencipta, sebab tidak azali dan tidak qadim. Maka pastinya Sang Pencipta hanyalah Allah ta’ala. Artinya: zat azali dan qadim yang orang namai dengan Allah, God, Tuhan dan berbagai nama semisal yang menunjukkan sebutan yang sama, maksudnya adalah Allah, yaitu Sang Pencipta yang azali dan qadim.

Kesimpulannya, Allah itu nyata, eksistensi-Nya bisa dijangkau indra melalui keberadaan berbagai ciptaan-Nya. Ketika manusia takut kepada Allah, sebenarnya ia takut kepada zat yang nyata adanya, yang eksistensi-Nya bisa dijangkau indra. Tatkala manusia menyembah Allah, sebenarnya ia menyembah kepada zat yang nyata adanya, yang eksistensi-Nya bisa dijangkau indra. Demikian juga, ketika memohon keridha’an Allah, sebenarnya ia memohon keridha’an zat yang nyata adanya, yang eksistensi-Nya bisa dijangkau indra. Karena itu manusia takut kepada Allah, menyembah dan memohon keridha’an-Nya dengan yakin, tanpa ada sedikitpun keraguan. Wallahu a’lam. (Disadur dari: Syaikh M. Muhammad Ismail, al-Fikr al-Islami, 1985, h. 9-12).

(Ust. Yan S. Prasetiadi | 25 Dzulhijjah 1443 H)
46 views07:03
Buka / Bagaimana
2022-07-25 10:03:09 *Tuhan Bukan Imajinasi*

Banyak orang di muka bumi, terutama di dunia Barat, meyakini dan mengimani Tuhan, namun keyakinan dan keimanan mereka dibangun dengan asumsi Tuhan itu suatu ide dan bukanlah suatu kenyataan.

Kalangan ini berpandangan, iman kepada eksistensi Tuhan, berarti iman kepada ide ketuhanan, suatu ide yang menurut mereka bagus. Karena selama manusia berimajinasi, meyakini dan pasrah pada pengaruh ide tersebut, maka manusia akan menjauhi keburukan dan mendekati kebaikan akibat dorongan ide itu. Artinya terdapat suatu pengaruh internal yang lebih kuat dari pengaruh eksternal.

Karena itu, kalangan ini berpandangan, beriman kepada Tuhan suatu keharusan dan memotivasi beriman kepada-Nya juga keharusan, agar manusia secara sukarela senantiasa terdorong berbuat baik akibat motivasi internal yang disebut “pengaruh spiritual”.

Kalangan ini sangat mudah terjerumus ateisme dan sangat gampang murtad dari keimanannya, hanya karena akalnya terdorong berpikir menjangkau eksistensi ide ketuhanan tersebut. Jika akalnya belum mampu menjangkau eksistensi dan belum mampu menyadari bukti eksistensi ide itu, maka mereka segera mengingkari wujud Tuhan dan kufur terhadap Allah.

Lebih parah lagi, kepercayaan bahwa Tuhan itu sekedar ide dan bukan kenyataan, akan menjadikan kebaikan dan keburukan juga hanya sekedar ide dan bukan kenyataan. Sehingga manusia melakukan suatu perbuatan sebatas ide kebaikan yang dia imajinasikan dan meninggalkan suatu perbuatan sebatas ide keburukan yang dia imajinasikan pula.

Penyebab kalangan tersebut memiliki keimanan seperti itu, karena akalnya tidak digunakan untuk mengimani Allah. Mereka tidak mendapatkan petunjuk secara rasional untuk menjawab masalah besar yang muncul dari pertanyaan alami seputar alam semesta, manusia dan kehidupan, beserta apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan dunia, serta mengenai hubungan ketiganya dengan apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan dunia.

Mereka hanya menerima jawaban yang diinginkan pihak pendiktenya, sehingga pasrah dengan jawaban tersebut dan tetap setia tanpa mau memahami eksistensi yang diimani berdasarkan indranya. Banyak pula di antara mereka yang berusaha menggunakan akalnya, sayang jawabannya menganggap agama itu diluar nalar serta dipaksa diam alias tidak kritis.

Fakta yang sebenarnya, Allah itu nyata dan bukanlah sebuah ide, lalu eksistensi-Nya terjangkau dan terindra, meskipun substansi-Nya mustahil dipahami. Perhatikanlah, saat berada di suatu ruangan, manusia mendengar suara pesawat di angkasa yang tidak kelihatan. Meski begitu, dengan suara yang terindra, manusia memahami keberadaan pesawat meski tidak mampu melihat dan mengindra substansinya. Artinya, manusia meyakini eksistensi pesawat di angkasa dari suara yang terdengar, yakni membenarkan mengenai keberadaan pesawat dengan keyakinan yang pasti.

Begitulah, memahami keberadaan pesawat berbeda dengan memahami substansi pesawat terbang tadi. Memahami substansinya tidak akan terjangkau, sebab substansinya tidak bisa terindra. Sedangkan memahami keberadaan pesawat adalah kepastian berdasarkan pengindraan terhadap suara pesawat tersebut. Jadi eksistensi pesawat itu nyata dan bukanlah suatu ide.

Demikian pula, berbagai benda yang terjangkau indra, eksistensinya merupakan hal yang pasti, karena bisa disaksikan dan terindra. Sifatnya membutuhkan kepada yang lain merupakan hal yang pasti, karena bisa disaksikan dan terindra. Jadi, berbagai benda langit membutuhkan suatu sistem orbit. Api hingga bisa membakar juga memerlukan orang yang menyulutnya. Begitulah segala sesuatu yang terjangkau indra, membutuhkan kepada yang lain.

Sesuatu yang membutuhkan yang lain, pasti bukan sesuatu yang azali, sebab bila bersifat azali (tiada awal dan tiada akhir) seharusnya tidak butuh kepada yang lain. Maka sifatnya yang membutuhkan yang lain ini, bermakna sesuatu tadi bukanlah azali. Karena itu, realitas segala sesuatu yang terjangkau dan terindra, secara pasti semuanya adalah makhluk alias diciptakan.
48 views07:03
Buka / Bagaimana
2022-07-24 05:20:54
54 views02:20
Buka / Bagaimana