2022-07-18 02:16:22
*Lain Luhut Lain Megawati Soal Indonesia bisa Seperti Krisis Srilanka*
Dalam rilis berita kompas.com pertanggal 17 Juli lalu, "Geram Indonesia Disamakan dengan Sri Lanka, Luhut: Sakit Jiwa Itu" nampak sekali LBP tak setuju bila nasib Indonesia disamakan dengan Srilanka.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sangat geram dengan pihak yang menyaman kondisi kebangkrutan ekonomi di Sri Lanka dengan Indonesia.
Luhut meminta agar mereka yang mengkritik demikian agar bisa melihat data-data yang ada. Indonesia juga tidak dalam posisi sebagai negara yang terkena jebakan utang.
"Jadi kalo ada yang ngomong kita mau samakan dengan Sri Lanka, bilang dari saya, sakit jiwa itu. Lihat data-data yang baik," ungkap Luhut dikutip dari Antara, Minggu (17/7/2022).
Sementara itu Ketua Dewan Pembina BPIP dan BRIN, yang juga mantan Presiden, Megawati Soekarno Putri, justru menyinggung soal tragedi Srilanka bisa saja terjadi di Indonesia.
Seperti dirilis dari situs Sindonews, kemarin 17 Juli 2022, "Megawati Khawatir Indonesia Krisis seperti Sri Lanka", nampak sekali ibu Mega punya kekhawatiran demikian.
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri khawatir Indonesia mengalami krisis seperti Sri Lanka. Oleh karenanya, Presiden ke-5 Indonesia tersebut berharap agar pemerintah bisa mengantisipasi krisis pangan serta resesi akibat inflasi dunia. Demikian diungkapkan Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya yang disampaikan lewat sebuah video saat membuka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2022 di Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (16/7/2022). "Kita sama-sama berharap Indonesia terhindar dari ancaman krisis pangan yang menghantui dunia, yang harus segera kita antisipasi dari saat ini, agar hal itu tidak terjadi," kata Megawati melalui keterangan resminya, Minggu (17/7/2022).
Pak Luhut perlu memperhatikan juga, Amerika Serikat saat ini sedang naik inflasi yang luar biasa. Apalagi kita tahu, Nilai Tukar Rupiah jatuh terhadap dollar bahkan telah menembus angka Rp 15.000,-. Juga pak Luhut harus juga terjun ke pasar tradisional, melihat bagaimana kebutuhan harga sembako meningkat. Ditambah pula pandemi covid19 ini belum berakhir. Maka wajar jika kekhawatiran krisis dan bangkrut seperti Srilanka terjadi. Nilai hutang Indonesia telah melebihi 7.000 Triliun rupiah, meskipun rasio hutang dengan pendapatan negara masih relatif aman, tapi bukan tidak mungkin, kegagalan bayar hutang itu akan terjadi di masa akan datang.
Maka, pemerintah harus bergerak lebih cepat, setidaknya mencegah krisis itu terjadi di Indonesia. Caranya? Ya tentu tidak mengambil cara cara kapitalisme yang bersembunyi dibalik semboyan Ekonomi Pancasila. Sebab, itu seperti gali lubang tutup lubang.
Kebutuhan pangan masyarakat yang terjangkau dan murah juga harus ditumbuhkan dan disegerakan. Juga pemerintah sadar tidak menaikkan berbagai nilai harga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat seperti menunda kenaikan TDL, LPG hingga BBM.
Sebenarnya, kalau pemerintah mau cara paling jitu bisa dilakukan. Tapi tampaknya tidak mau cara itu diambil. Bukan berhutang lagi, atau duit yang 11.000 Triliyun itu ada dikantong dikeluarkan. Cara itu adalah mengembalikan amanah dengan dasar negara kita berdasarkan UUD, yaitu negara berdasarkan kepada Ketuhanan yang Maha Esa. Apa itu?
Kembali ke Islam, dan benahi seluruh lini dengan aturan Islam. Jelas kan? Mudah kan? Inilah jiwa politik Indonesia sejatinya.
Jadi bagaimana pak Luhut, apakah mungkin yang mengkritik Indonesia bisa seperti Srilanka itu tetap dibilang "Sakit Jiwa" ?
*Rizqi Awal*
Ketua GPPMI dan
Pengamat kebijakan publik.
2.0K views23:16