Get Mystery Box with random crypto!

Sebuah Opportunity, Ketika Amerika Resesi? Inflasi yang tingg | Rivan Kurniawan Channel

Sebuah Opportunity, Ketika Amerika Resesi?

Inflasi yang tinggi memang jadi biang kerok perekonomian Amerika Serikat beberapa belakangan ini, walaupun inflasi Amerika per bulan mei ada di angka 4% turun jauh dari Juni 2022 yg sebesar 9,1%. Tapi tetap saja inflasi Amerika ini belum mencapai target yg seharusnya di 2%an.

Dikarenakan inflasi yang tinggi, kenaikan plafon utang, dan juga karena Amerika sering melakukan Quantitative Easing dengan pencetakan uang. Kemungkinan besar The Fed tidak akan menurunkan suku bunganya, sehingga berpotensi menyebabkan Amerika masuk dalam resesi.

Kapan Amerika akan Resesi? Diperkirakan resesi akan mencuat di Q4 2023 ataupun Q1 2024. Dengan menaikkan suku bunganya sekitar 2x, walaupun dengan tingkat yg lebih lambat sekitar 25bps tiap kenaikannya sampai dengan akhir tahun. Maka sudah jelas perekonomian Amerika akan semakin lambat, sehingga berpotensi menaikkan angka pengangguran. Itu berarti dalam beberapa bulan mendatang tingkat gagal bayar pada utang perusahaan akan semakin meningkat.

Dari beberapa bulan lalu sebenarnya sudah terlihat banyak perusahaan di Amerika Serikat yang tertekan dengan suku bunga yang tinggi. Mereka kesulitan untuk membiayai refinancing utang, hingga makin banyak perusahaan di Amerika yang mengajukan pailit.

Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran bertambah 261.000 pada 3 Juni 2023. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021. Well, memang secara garis besar jika angka pengangguran tinggi sudah semestinya inflasi kedepannya akan berkurang, tapi jika angka penganggurannya rendah inflasi akan tetap tinggi.

Dengan begitu jalan untuk mengurangi inflasi hingga ke target 2%an bisa saja terjadi dengan membuat Amerika masuk kedalam resesi. Dikarenakan pelemahan ekonomi Amerika Serikat, terlihat kondisi ini mendorong peningkatan minat investor pada lelang SUN, sehingga akan menimbulkan capital inflow pada emerging market.

Dengan kondisi pelemahan ekonomi Amerika Serikat tentu saja perputaran uang jauh lebih menarik untuk emerging market country walaupun IHSG belum mengalami kenaikan yang signifikan, Karena Amerika sendiri masih menunggu resesi.

Anyway kita bisa manfaatkan peluang ini dengan membeli saham yang undervalue. Opportunity ini bisa kita ambil terlebih dahulu agar tidak ketinggalan momentum disaat capital inflow masuk ke indeks pasar saham Indonesia.

So, kalau kalian sendiri udah nyari saham-saham yang undervalue belum? Coba komen dibawah