Get Mystery Box with random crypto!

KISAH WANITA MISKIN DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL ‌‌‎ Suatu hari i | Coretan Penaku🌹

KISAH WANITA MISKIN DAN IMAM AHMAD BIN HANBAL
‌‌‎
Suatu hari imām Ahmad bin Hanbal rahimahu-Llāh dikunjungi seorang wanita yang ingin bertanya:
"lmām, saya adalah seorang perempuan yang sudah lama ditinggal mati suami. Saya ini sangat miskin, sehingga untuk membesarkan anak², saya memintal benang di malam hari, sementara siangnya saya gunakan untuk mengurus anak² saya dan bekerja sebagai buruh kasar. Karena saya tak mampu membeli lampu, maka pekerjaan memintal benang itu saya lakukan apabila bulan terang."
Imām Ahmad mendengar dengan serius penuturan perempuan tadi. Perasaannya tersentuh mendengar ceritanya yang menyayat hati.

Beliau yang memiliki kekayaan lagi dermawan, sebenarnya telah tergerak hati untuk memberi bantuan sedekah kepada wanita itu, namun ia tangguhkan dahulu hasratnya karena ingin mendengar semua ucapan si ibu tadi.

Si ibu pun meneruskan ceritanya.
"Pada suatu hari, ada satu rombongan kerajaan berkemah di depan rumah saya. Mereka menyalakan lampu dalam jumlah yang amat banyak, sehingga sinarnya terang benderang. Tanpa sepengetahuan mereka, saya segera memintal benang dengan memanfaatkan cahaya lampu² itu. Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, apakah hasilnya halal atau haram kalau saya jual? Bolehkah saya makan dari hasil penjualan itu? Sebab, saya melakukan pekerjaan itu dengan diterangi lampu yang minyaknya dibeli dengan uang negara, dan tentu itu adalah uang rakyat".
Imām Ahmad terpesona dengan kemuliaan jiwa wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang rusak akhlaknya dan hanya memikirkan kesenangan sendiri, tanpa peduli halal haram lagi. Padahal jelas, wanita ini begitu miskin lagi fakir.

Maka dengan penuh rasa ingin tahu, imām Ahmad bertanya,
"Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?"
Dengan suara serak karena penderitaannya yang berkepanjangan, wanita ini mengaku; "saya ini adik perempuan Bisyr Al-Hāfiy".
Imām Ahmad rahimahu-Llāh makin terkejut. Bisyr Al-Hāfiy adalah Gubernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya. Rupanya jabatannya yang tinggi tidak disalahgunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sehingga adik kandungnya sendiri pun hidup dalam keadaan miskin.

Dengan menghela nafas berat, imām Ahmad  berkata:
"Pada masa kini, ketika orang² sibuk mengumpulkan kekayaan dengan berbagai cara, bahkan dengan menyalahgunakan uang negara serta menyusahkan rakyat yang sudah miskin, ternyata masih ada wanita terhormat seperti engkau.
lbu, sungguh, sehelai rambutmu yang terurai dari celah jilbabmu jauh lebih mulia jika dibanding dengan ber-lapis² serban yang kupakai dan ber-lembar² jubah yang dikenakan para ulama."
Imām Ahmad melanjutkan,
"Subhanallah, sungguh mulianya engkau, hasil sulaman itu engkau haramkan? Padahal bagi kami itu tidak apa², sebab yang engkau lakukan itu tidak merugikan keuangan negara".
Imam Ahmad begitu terharu mengucapkan kalimatnya,
"Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silakan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau."

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddīq, dari RasūliLlāh ﷺ, Beliau bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ بِحَرَامٍ

"Tidak akan masuk ke dalam surga, suatu jasad yang diberi makan dengan yang haram."

• Shahīh Lighairihi,
HR. Abu Ya’la, al-Bazzār,
ath-Thabariy dalam kitab Al-Ausath dan al-Baihaqiy, dan sebagian sanadnya hasan.
Shahīh At-Targhib 2/150 no. 1730

‌‌‎