Get Mystery Box with random crypto!

TAJWID BUKANLAH BERLEBIH-LEBIHAN Bagian yang disepakati kewaj | Online Tajwid

TAJWID BUKANLAH BERLEBIH-LEBIHAN

Bagian yang disepakati kewajibannya dalam pengamalan ilmu tajwid saat membaca Al-Quran adalah perkara-perkara yang dapat mengubah i'rab atau merusak makna. Sedangkan perkara selain itu sifatnya tahsiniyyah (penghias) dan menurut mayoritas ulama hukumnya sunnah, bukan wajib.

Jadi, sebaiknya para pengajar tajwid jangan terlalu keras dalam perkara tahsiniyyah, apalagi sampai membuat orang awam lari dari belajar tajwid atau membuat mereka waswas dalam mengucapkan huruf demi huruf saat shalat.

Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis mengatakan:

وقد لبس إبليس على بعض المصلين في مخارج الحروف فتراه يقول الحمد الحمد فيخرج بإعادة الكلمة عن قانون أدب الصلاة . وتارة يلبس عليه في تحقيق التشديد وتارة في إخراج ضاد المغضوب . ولقد رأيت من يقول المغضوب فيخرج بصاقه مع إخراج الضاد لقوة تشديده وإنما المراد تحقيق الحرف فحسب , وإبليس يخرج هؤلاء بالزيادة عن حد التحقيق ويشغلهم بالمبالغة في الحروف عن فهم التلاوة وكل هذه الوساوس من إبليس
"Sesungguhnya Iblis telah mengacaukan sebagian orang yang shalat dalam permasalahan makharijul huruf, sehingga engkau akan melihat seseorang membaca "Alhamdu, Alhamdu" secara berulang-ulang sehingga membuatnya tidak lagi memperhatikan aturan dan adab dalam shalat. Kadang Iblis mengacaukan seseorang dalam persoalan menyempurnakan huruf bertasydid atau pelafalab huruf Dhad pada kata "al-maghdhub". Dan aku (Ibnul Jauzi) telah melihat seseorang yang mengucapkan "al-maghdhub" secara berlebihan sampai muncrat-muncrat air liurnya. Padahal yang benar adalah mengucapkan huruf dengan benar dan jelas semampunya. Pada saat itu, Iblis telah membuat mereka keluar dari batasan tilawah yang benar dan menyibukkan diri secara berlebihan dalam melafalkan huruf, sampai mereka tidak lagi fokus pada pemahaman ayat yang dibacanya, dan semua itu merupakan waswas yang ditanamkan oleh Iblis."

Ibnul Qayyim mengatakan:

والمقصود: أن الأئمة كرهوا التنطّع والغُلُوّ في النطق بالحرف.
" Maksudnya adalah bahwa para imam membenci berlebihan dalam memfasih-fasihkan huruf."

ومن تأمّل هَدْي رسول الله - صلى الله عليه وسلم -، وإقراره أهل كل لسان على قراءتهم، تبيّن له أن التنطع والتشدّق والوسوسة في إخراج الحرف ليس من سنّته.
"Maka siapa saja yang mengikuti petunjuk Rasulullah ﷺ dan memahami kaidah bacaan yang diusung para ulama, maka akan tampak jelas bahwa berlebih-lebihan dalam memafasih-fasihkan bacaan serta merasa waswas dalam mengeluarkan huruf bukanlah termasuk sunnah Nabi."

Wallahu a'lam.

- Muhammad Laili Al-Fadhli -