Get Mystery Box with random crypto!

Intisari Tauhid [102] EMPAT PERKARA JAHILIYAH Dari Abu Mâlik | Nasihat berbagi faidah

Intisari Tauhid [102]

EMPAT PERKARA JAHILIYAH

Dari Abu Mâlik Al-Asy’ary radhiyallâhu ‘anhu, (beliau berkata) bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(أَرْبَعَةٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يَتْرُكُونَهُنَّ: الْفَخْرُ بِالْأَحْسَابِ، وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ، وَالاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ، وَالنِّيَاحَةُ عَلَى المَيِّتِ)،
“Empat perkara (yang terdapat) pada umatku yang tergolong sebagai perbuatan jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan: membanggakan kebesaran leluhur, mencela nasab, menisbahkan turunnya hujan kepada bintang-bintang, dan meratapi mayit.”
Lalu beliau bersabda,
(النّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا، تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ، وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ). رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
“Perempuan yang meratapi mayit, apabila belum bertaubat sebelum meninggal, akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan mengenakan pakaian yang berlumuran cairan tembaga serta pakaian dari besi yang bercampur dengan penyakit gatal.”
Diriwayatkan oleh Muslim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa akan terus berlangsung pada umat ini sebagian dari perbuatan maksiat yang dikerjakan oleh orang-orang sebelum diutusnya Rasulullah. Hal itu terwujud pada empat perkara, yaitu: membanggakan kebesaran leluhur, padahal tidak ada kemuliaan kecuali dengan ketakwaan, mencela dan merendahkan nasab orang lain, menisbahkan turunnya hujan kepada terbitnya bintang-bintang dan kedudukan-kedudukan bulan serta meninggikan suara dengan meratapi dan menyebutkan kebaikan-kebaikan mayit.
Kemudian beliau menjelaskan ancaman terhadap perkara terakhir, bahwa barangsiapa yang terus melakukannya dan tidak bertaubat maka dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan badannya dituangi tembaga cair sehingga tembaga tersebut menjadi seperti gamis, kemudian dinyalakan padanya api sehingga tembaga itu menempel di tubuhnya dan menimbulkan bau busuk.
Pada hadits ini terdapat dalil tentang keharaman menisbahkan turunnya hujan dengan kedudukan-kedudukan bulan, karena hal itu merupakan perkara jahiliyah.

Faedah Hadits
1. Menunjukkan keharaman menisbahkan turunnya hujan dengan kedudukan-kedudukan bulan, karena hal itu merupakan perkara jahiliyah.
2. Menerangkan bahwa ada perkara jahiliyah yang tidak ditinggalkan oleh seluruh manusia.
3. Menerangkan bahwa perkara jahiliyah dan perbuatan orang-orang jahiliyah tercela dalam agama Islam.
4. Menjelaskan larangan untuk menyerupai orang-orang jahiliyah.
5. Menunjukkan larangan menyombongkan leluhur, karena hal itu termasuk perkara jahiliyah.
6. Menunjukkan larangan mencela dan merendahkan nasab orang lain.
7. Menunjukkan larangan melakukan niyâhah ‘meratapi mayit’, menjelaskan hukuman bagi pelaku (niyâhah), dan bahwa (niyâhah) itu tergolong sebagai dosa besar.
8. Menunjukkan bahwa taubat akan menghapus semua dosa, meskipun dosa besar.
9. Menunjukkan bahwa kadang ada sebagian perkara jahiliyah pada diri seorang muslim, tetapi hal ini tidak mengharuskan kekafiran terhadap (muslim) tersebut.

[Diringkas dari Kitab Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid karya Syaikh Shalih Al-Fauzan]
Fb: Dzulqarnain M. Sunusi - dzulqarnain.net
Twitter: @DzulqarnainMS