Get Mystery Box with random crypto!

MoslemLearning

Logo saluran telegram moslemlearning — MoslemLearning M
Logo saluran telegram moslemlearning — MoslemLearning
Alamat saluran: @moslemlearning
Kategori: Agama
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 1.45K
Deskripsi dari saluran

Seorang muslim sejati yaitu muslim yg mau belajar ilmu Islam, mengamalkan dan mendakwahkannya

Ratings & Reviews

3.00

2 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

1

4 stars

0

3 stars

0

2 stars

0

1 stars

1


Pesan-pesan terbaru

2023-06-16 04:55:46 *❁✿❁ SERI MUTIARA HIKMAH ❁✿❁*

*°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar'ah Shalihah°•°*

༻༺༻༺༻༺༻
┏━━ ━━┓

* KISAH LUCU PENUH HIKMAH*

┗━━ ━━┛
༻༺༻༺༻༺

* PURA-PURA TULI, JADI DIKENAL DENGAN ORANG TULI*

Inilah beliau yang bernama Hatim Al Asham (tuli) rahimahullah, salah seorang ulama Khurasan abad ke-3 hijriyyah yang berasal dari Balkh. Menurut sejarah beliau sebenarnya tidak tuli, akan tetapi pura-pura tuli, lalu dinamakan tuli (Al Asham).

Diceritakan sebab asal penamaan Al Asham (tuli) adalah suatu ketika ada seorang wanita yang mendatanginya lalu bertanya tentang suatu hal, berbarengan dengan itu wanita itu mengeluarkan suara (buang angin) , maka merah padam muka wanita itu karena malu,
Hatim yang tahu akan hal itu berkata kepada wanita itu, " Coba keraskanlah suaramu", maka hal itu membuat wanita itu berprasangka kalau beliau tidak mendengar suara kentutnya dan tuli, maka wanita itu senang dengan hal itu. Sehingga akhirnya beliau dijuluki dengan Hatim Al Asham. (Madaarij as Saalikiin juz 2 hlm. 344.

* Faedah-faedah:*

1. Terkadang perlunya taghaaful (pura-pura tidak tahu), ketika melihat atau mendengar sesuatu, dengan tujuan membuat orang lain tenang dan senang.

2. Tidak perlu setiap sesuatu harus selalu memperhatikan secara rinci, kadangkala perlu taghaaful (pura pura tidak tahu). (Faedah dari Syeikh Dr. Utsman Khamis)


Ustadz Dr. Agus Santoso
-Pengasuh Ma'had Tahfzih Asy Syarifah Klaten

══════ ❁✿❁ ══════
*Published By:*
Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ ❁✿❁ ══════

Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

*085729743043*

Telegram

https://t.me/bimbingansyariah

Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁ ❁○○•••┈┈•

* Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*
54 views01:55
Buka / Bagaimana
2023-06-13 16:26:33
197 views13:26
Buka / Bagaimana
2023-06-13 16:25:13 [31/5 20.02] Ma'had Asy Syarifah: *❁✿❁ SERI MUTIARA FAEDAH ❁✿❁*

*°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar'ah Shalihah°•°*

༻༺༻༺༻༺༻
┏━━ ━━┓

* FAEDAH DAUROH MASYAYIKH*

* TANYA JAWAB*

┗━━ ━━┛
༻༺༻༺༻༺༻

Asy Syeikh Dr. Utsman Al Khamis hafizhahullah ditanya:

* Pertanyaan*

Pertanyaan ini berkaitan dengan pentingnya berdakwah, dan telah lalu penjelasannya bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak mengutus duat kecuali sahabat yang berilmu, banyak hadits tentang ini, akan tetapi di sana ada hadits,
بلغوا عني ولو آية
Sampaikan dariku meskipun satu ayat.

Sebagian asatidzah berpegang dengan hadits pertama dan melarang santri-santrinya untuk menyampaikan ilmu meskipun dengan menggunakan sarana medsos. Waktu berdakwah sampai lulus dari pesantren, sebagian membolehkan berdakwah ilmu yang didapat di kelas dan menshare di medsos.

Bagaimana jalan keluar dari masalah ini?

* Jawaban syeikh Dr. Utsman Al Khamis hafizhahullah:*

Perlu dibedakan menyampaikan ayat atau hadits dengan menegakkan dakwah ilallah.

Apabila menjadi dai untuk dakwah, menyampaikan agama Allah Ta'ala maka harus dai yang memiliki bekal ilmu, tidak semua orang.
Apabila menyampaikan ayat atau hadits maka, kita semua, semua orang dituntut menyampaikannya, menyampaikan ayat atau hadits.

Adapun mengemban dakwah adalah para ulama, sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengutus ulama dari kalangan sahabat untuk menyampaikan agama. Maka perlu dibedakan antara menyampaikan dakwah dengan mengemban dakwah.

****
Diterjemahkan secara bebas oleh Ustadz Dr. Agus Santoso, BA., M.P.I
Batu, 11 Dzulhijjah 1444

══════ ❁✿❁ ══════
*Published By:*
Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ ❁✿❁ ══════

Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

*085729743043*

Telegram

https://t.me/bimbingansyariah

Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁ ❁○○•••┈┈•

* Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*
[2/6 08.51] Abu Hanin: *DAURAH BATU, BOLEH QASHR DAN JAMAK SHALAT *

*Pertanyaan :*

Banyak dari peserta daurah yang mengqashr dan menjamak shalat, padahal mereka tahu bahwa mukim di sini lebih dari 3 hari. Bagaimana hukumnya?

Asy Syeikh Prof Dr Basim Al Jawabirah hafizhahullah menjawab,

Kita musafir,
Tidak ada khilaf di kalangan ulama bolehnya qashr shalat.
Adapun menjamak shalat, maka ulama berbeda pendapat, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berpendapat tidak boleh, sedangkan Asy Syaikh Al Albani rahimahullah membolehkan Qashr dan Jamak shalat. Wallahu a’lam

* Catatan:*

Sebab perbedaan pendapat di atas karena sebagian berpendapat bahwa peserta daurah ini statusnya *mukim*, jadi tidak boleh mengqashr apalagi menjamak shalat.
Sedangkan kelompok kedua berpendapat bahwa peserta daurah ini berstatus *musafir,* jadi boleh mengqashr dan menjamak shalat.
Meskipun ada pula pendapat ketiga, yang berpendapat safar, namun *lebih afdhol* shalat pada waktu masing- masing sebagaimana difatwakan oleh Asy Syeikh Utsaimin rahimahullah. Dan beliau juga berpendapat sunnah qashr bagi musafir ketika diperjalanan dan boleh ketika turun di suatu tempat.
Lihat di
https://binothaimeen.net/content/1124#:~:text=%D8%B3%D9%86%D8%A9%20%D9%85%D8%B7%D9%84%D9%82%D8%A7%D9%8B%D8%8C%20%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%85%D8%B9%20%D9%81%D9%8A%20%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%81%D8%B1,%D8%B3%D9%8A%D8%B5%D9%84%D9%88%D9%86%20%D8%A7%D9%84%D8%B8%D9%87%D8%B1%20%D9%81%D9%8A%20%D9%88%D9%82%D8%AA%D9%87%D8%A7%20%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B5%D8%B1

Ala kulli hal, hendaknya para ikhwan saling tasamuh dan menghargai pendapat ikhwan lainnya, dan tdk menjadikan hal ini sebagai sebab perpecahan di antara ikhwan.
Wallahu a'lam

Agus Santoso Klaten
63 views13:25
Buka / Bagaimana
2023-06-13 16:20:50 Dari ‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia,
tebarkanlah salam,
bagikanlah makanan, dan
shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

Terjemahan bebas oleh: Agus Santoso Klaten
Batu, 12 Dzulqa'dah 1444 H
41 views13:20
Buka / Bagaimana
2023-06-13 16:20:50 “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata. Mereka adalah pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; keduanya berkumpul berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik lalu mengatakan, ‘Sungguh aku takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

Di dalam hadits di atas seorang dai hendaknya memiliki tamayyuz , aku sebutkan sebagiannya:
1. Laki laki yang hatinya terpaut dengan masjid.
2. Laki laki yang sendirian berdzikir, ingat Allah Ta'ala lalu meneteskan air mata.
3. Dua laki laki yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, berpisah dengan sebab kematian salah satunya atau keduanya.
4. Laki laki yang diajak berzina perempuan cantik dan bangsawan namun ia menolak karena takut kepada Allah Ta'ala.
5. Menyembunyikan infak atau sedekah.

Lima hal di atas bisa diraih laki laki atau perempuan.

Berinfak pada keadaan dibutuhkan. Allah Ta'ala berfirman,

لَا يَسْتَوِى مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ ٱلْفَتْحِ وَقَٰتَلَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ ٱلَّذِينَ أَنفَقُوا۟ مِنۢ بَعْدُ وَقَٰتَلُوا۟ ۚ وَكُلًّا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya, Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hadid: 10).

SabdavRasulullah shallallahu alaihi wasallam,

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya. (HR. Al Bukhari no. 3397 dan lafaz ini adalah lafazh Al Bukhari. Muslim, no. 4610 dan 4611).

Di hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Khalid bin Walid radhiyallahu anhu ketika terjadi perselisihan dengan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu.

Berpegang teguh di atas agama Islam di masa fitnah.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

يأتي على النَّاسِ زمانٌ الصَّابرُ فيهم على دينِه كالقابضِ على الجمرِ.

“Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya, seperti menggenggam bara api” [HR. Tirmidzi no. 2260, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi].

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

بدأَ الإسلامُ غريبًا، وسيعودُ كما بدأَ غريبًا، فطوبى للغرباءِ

“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah ghuraba (orang-orang yang asing)” [HR. Muslim no. 145].

Memiliki keistimewaan sebagaimana di dalam hadits berikut,

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( أيُّهَا النَّاسُ : أَفْشُوا السَّلامَ ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ ))
42 views13:20
Buka / Bagaimana
2023-06-13 16:20:50 * MENJADI DAI YANG SPESIAL (MUMAYYIZ)*

Asy Syeikh Dr. Utsman Al Kamis hafizhahullah,

Kalian para dai adalah perwujudan dari agama Islam, kalian jadi perhatian masyarakat, suka atau tidak suka perkataan dan perbuatan dai akan dilihat masyarakat. Oleh karena itu sebagai dai harus berhati-hati dalam berbuat. Maka sepantasnya seorang dai untuk menjadi manusia yang memiliki tamayyuz (keistimewaan).

Akan tetapi tidak semua tamayyuz itu baik semua, karena ada tamayyuz terpuji, dan adapula tamayyuz tercela.

Disebutkan dalam hadits ada tamayyuz yang tercela, yaitu tiga orang yang pertama kali dimasukkan ke neraka, yaitu orang yang membaca Al Quran atau belajar ilmu agama, berjihad dan dermawan, akan tetapi karena riya' atau tidak ikhlas.

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : artinya

“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Quran. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Quran hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Quran supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Quran yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” Muslim no. 1905).

Di antara keadaan-keadaan diri dai yang istimewa adalah:

Beribadah pada waktu fitnah,
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ

“Beribadah di masa haraj (sulit), seperti berhijrah kepadaku” [HR. Muslim no. 2948].

Keistimewaan dai menjadi orang yang termasuk golongan yang diberi naungan di hari kiamat.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دعته امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.
41 views13:20
Buka / Bagaimana
2023-06-13 12:08:50 *❁✿❁ SERI MUTIARA FIKIH ❁✿❁*

*°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar'ah Shalihah°•°*

༻༺༻༺༻༺༻
┏━━ ━━┓

* HADITS HADITS TENTANG KEDUDUKAN DAN KEUTAMAAN WUDHU’*

┗━━ ━━┛
༻༺༻༺༻༺༻

*6- MENUJU MASJID SESUDAH BERWUDHU’*

HADITS ABU UMAMAH:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ"

Dari Abu Umamah, bahwa Rosululloh sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan telah bersuci menuju sholat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji yang berihrom”.
(HR. Ahmad, no. 22304 dan Abu Dawud, no. 558.
Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Misykatul Mashobih, no. 728;
Dan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrij Musnad Ahmad, no. 22304)

*FAWAID HADITS:*

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

1- Sebaik-baik tempat sholat wajib bagi laki-laki adalah di masjid.
Oleh karena itu sepantasnya kita berusaha untuk selalu sholat wajib berjama’ah di masjid.

2- Di antara adab menuju masjid adalah berwudhu' di rumah, kemudian pergi ke masjid dengan ikhlas untuk melaksanakan sholat jama’ah.
Dan ini termasuk syarat untuk meraih keutamaan besar di dalam sholat jamaah.

3- Keutamaan sholat berjamaah di masjid sangat banyak, di antaranya adalah meraih pahala haji.

4- Pahala haji bisa didapatkan dengan sholat berjamaah di masjid, tidak berarti menggugurkan kewajiban berhaji bagi orang yang mampu.

5- Kemurahan dan karunia Alloh kepada hamba-hambaNya yang beriman.
Dengan amal yang sedikit, mereka bisa mendapatkan pahala yang sangat besar.

6- Besarnya pahala amal kebaikan tidak mesti disyaratkan dengan beratnya amal kebaikan itu.

7- Alloh dan Rosul-Nya mengangungkan sholat berjamaah di masjid, maka sepantasnya kita juga mengagungkannya.

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini.
Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.


Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Bakda Isya’ Rabu, 24-Dzulqo’dah-1441 H / 15-Juli-2020 M

══════ ❁✿❁ ══════
*Published By:*
Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ ❁✿❁ ══════

Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

*085729743043*

Telegram

https://t.me/bimbingansyariah

Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁ ❁○○•••┈┈•

* Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*
50 views09:08
Buka / Bagaimana
2023-06-12 13:05:29 *❁✿❁ SERI MUTIARA FIKIH ❁✿❁*

*°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar'ah Shalihah°•°*

༻༺༻༺༻༺༻
┏━━ ━━┓

* HADITS HADITS TENTANG KEDUDUKAN DAN KEUTAMAAN WUDHU’*

┗━━ ━━┛
༻༺༻༺༻༺༻

*5- BERWUDHU’ SEPERTI WUDHU’ NABI*

HADITS ‘UTSMAN BIN ‘AFFAN:

عَنْ حُمْرَانَ، مَوْلَى عُثْمَانَ، قَالَ:
أَتَيْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ قَالَ:
إِنَّ نَاسًا يَتَحَدَّثُونَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَادِيثَ لَا أَدْرِي مَا هِيَ؟
إِلَّا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ مِثْلَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَالَ:
" مَنْ تَوَضَّأَ هَكَذَا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،
وَكَانَتْ صَلَاتُهُ وَمَشْيُهُ إِلَى الْمَسْجِدِ نَافِلَةً "

Dari Humron maula ‘Utsman, dia berkata:
“Aku mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan membawa air wudhu’, lalu beliau berwudhu’, kemudian beliau berkata:
“Sesungguhnya orang-orang menyampaikan hadits-hadits dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, aku tidak tahu apa hadits-hadits yang sampaikan itu?
Tetapi aku pernah melihat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berwudhu’ seperti wudhu’-ku ini, kemudian beliau bersabda:
“Barang siapa berwudhu’ seperti ini, diampuni dosanya yang telah lalu.
Sholatnya dan jalan-nya menuju masjid sebagai tambahan (kebaikan)”. (HR. Muslim, no. 229/8)

*FAWAID HADITS:*

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

1- Berhati-hati menerima hadits-hadits Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Jangan mengambil hadits dari orang yang bukan ahli-nya.

2- Menyampaikan hadits-hadits Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diyakini kebenarannya.
Jangan sampai berdusta atas nama.

3- Keutamaan sahabat ‘Utsman bin ‘Affan.

4- Seorang muslim hendaklah berwudhu’ seperti wudhu’ Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Sebab beliau adalah uswah hasanah bagi umat.

5- Keutamaan berwudhu’ seperti wudhu’ Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam.

6- Adab berjalan ke masjid dengan berwudhu’ lebih dahulu.

7- Imam Ibnul Jauziy (wafat th. 597 H) berkata: “Maksud ‘Sholatnya dan jalan-nya menuju masjid sebagai tambahan (kebaikan)’,
yaitu: bahwa ampunan dosa telah terjadi untuk-nya dengan sebab wudhu’, maka pahala sholatnya dan jalan-nya merupakan tambahan di dalam keutamaan”. (Kasyful Musykil min Hadits ash-Shohihain, 1/160-161)

8- Imam An-Nawawiy (wafat th. 676 H) berkata: “Semua amalan yang disebutkan bisa menghapus dosa:
Jika amalan itu menemui dosa kecil, ia akan menghapusnya.
Jika tidak menemui dosa kecil dan dosa besar, amalan itu ditulis kebaikan-kebaikan, dan diangkat beberapa derajat.
Jika amalan itu tidak menemui dosa besar atau beberapa dosa besar, dan tidak menemui dosa kecil, kami harapkan amalan itu akan meringankan dosa-dosa besar, wallohu a’lam”. (Syarh an-Nawawiy, 3/113)

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini.
Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.


Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Senin, Dhuha,
4-Romadhon-1444 H / 26-Maret-2023 M

══════ ❁✿❁ ══════
*Published By:*
Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ ❁✿❁ ══════

Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

*085729743043*

Telegram

https://t.me/bimbingansyariah

Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁ ❁○○•••┈┈•

* Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*
64 views10:05
Buka / Bagaimana
2023-05-28 16:16:30 Tak ada yang tersisa dari bencana besar ini, selain Nabi Hud dan orang-orang beriman yang berlindung di sebuah lembah. Setelah kaum ‘Ad binasa, Nabi Hud dan orang mukmin hijrah ke Hadramaut memulai kehidupan baru.

Demikian kisah singkat yang dapat kami tulis. Semoga kita dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kesombongan.
muslim.or.id

══════ ❁✿❁ ══════
*Published By:*
Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat
══════ ❁✿❁ ══════

Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

*085729743043*

Telegram

https://t.me/bimbingansyariah

Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁ ❁○○•••┈┈•

* Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*
131 views13:16
Buka / Bagaimana
2023-05-28 16:16:30 *❁✿❁ SERI MUTIARA AQIDAH ❁✿❁*

*°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar'ah Shalihah°•°*

༻༺༻༺༻༺༻
┏━━ ━━┓

* BERHALA KEDUA DI MUKA BUMI*
KAUM 'AAD

BAG. 2

┗━━ ━━┛
༻༺༻༺༻༺༻

*Kisah adanya berhala kedua di muka bumi*

Kaum ‘Ad (keturunan Sam bin Nuh) adalah kaum yang pertama menyembah berhala setelah banjir di zaman Nabi Nuh ’alaihis salam yang saat itu hanya menyisakan sedikit manusia yang selamat. Kemudian Allah mengutus Nabi Hud ’alaihis salam untuk menyeru kaum ‘Ad agar menyembah Allah Ta’ala semata. Akan tetapi, mereka mendustakannya sebagaimana firman Allah Ta’ala,

قَالُواْ يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَن قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ

“Kaum ‘Ad berkata, “Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu.” (QS. Hud: 53)

Dalam ayat yang lainnya Allah Ta’ala juga berfirman,

وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلا تَتَّقُونَ (65)

قَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِين(66)

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?’

Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, ‘Sesungguhnya kami benar benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang orang yang berdusta.'” (QS. Al-Araf: 65-66)

Selain menyembah berhala, kaum ‘Ad juga menyombongkan diri dengan berbagai kelebihan yang mereka miliki. (Lihat QS. Al-A’raf: 69, QS. Al-Fajr: 7, QS. Fushshilat: 15). Sehingga dengan kelebihan fisik, bangunan, harta, dan kekayaan alam yang melimpah menjadikan mereka kejam dan bengis terhadap kaum yang lemah. (Lihat QS. Asy-Syu‘ara’: 130)

Akhirnya Allah sebagai Zat Yang Mahaperkasa dan Mahakuasa, menimpakan azab kepada mereka.

*Ngerinya azab kaum ‘Ad*

Azab yang pertama diberikan kepada kaum ‘Ad adalah tanah mereka dijadikan sangat tandus dan kekeringan yang berkepanjangan. Lalu mereka meminta diturunkan hujan. Mereka menyaksikan sesuatu yang muncul di langit yang dikira air sebagai rahmat, tetapi ternyata itu adalah siraman azab kedua yang datang dalam bentuk badai angin yang sangat dingin dan bersuara keras. Terlihat laksana lidah api (petir yang menyambar-nyambar). (Lihat QS. Fushshilat: 13)

Azab ini berlangsung tanpa henti selama tujuh hingga delapan hari sehingga menyebabkan kaum ‘Ad semuanya mati bergelimpangan.

Allah Ta’ala juga berfirman,

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ

“Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus, maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (QS. Al-Haqqah: 7)

Allah mengumpamakan mereka dengan tunggul-tunggul pohon kurma yang telah tidak berkepala lagi. Hal itu karena badai yang bertiup menuju salah seorang dari mereka. Lalu membawanya terbang dan menjadikan kepalanya tertunduk hingga akhirnya pecah berantakan, sampai-sampai ia menjadi tidak berkepala lagi.

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan bahwa saking kuatnya badai yang menimpa mereka, sampai membelah dada-dada mereka. Sehingga keluarlah isi dari perut mereka. Dan ketika mereka dijatuhkan, yang pertama kali sampai ke tanah adalah kepala mereka yang membuat kepala mereka pecah. Maka dari itu, Allah mengumpamakan kondisi jasad mereka seperti batang pohon kurma yang telah kosong. Maka setelah itu, kaum ‘Ad binasa. (Tafsir Ibnu Katsir, 7: 479)
100 views13:16
Buka / Bagaimana