2022-04-13 10:22:57
BALITAAnggaplah belajar bahasa Arab itu seperti orang Arab yang masih balita.
Perhatikan bagaimana balita itu. Baru belajar bicara. Masih banyak salah-salah bicara.
Kadang kata tertukar-tukar.
Dan kalau mereka salah bicara, orang dewasa akan tertawa.
Tertawanya mereka bukan meledek atau mengejek.
Tapi tertawa karena terhibur.
Karena memang lucu.
Dan sang balita pun ikut tertawa saat melihat orang di sekitarnya tertawa.
Semua pun tertawa. Tertawa lucu sekaligus terhibur.
Tak ada anak balita di muka bumi ini yang salah bicara kemudian orang dewasa tertawa, lalu si balita baper, ngambek, dan ngga mau bicara lagi.
Malu takut salah ngomong lagi.
Ngga ada anak balita yang begitu.
Bahkan kalau pun ditertawakan oleh sesama balitapun tidak akan ada balita yang pundung (bahasa Sunda. Artinya merajuk).
Nah, kita ini ketika belajar bahasa Arab mestinya sama seperti balita di Arab.
Masih banyak salah.
Dan salahnya jadi suatu hiburan.
Kalau ada yang tertawa jangan jera. Jangan kapok untuk mencoba dan mencoba lagi.
Walau yang tertawa itu teman sekelas ataupun gurunya.
Tertawalah bersama mereka.
Karena kalau Antum baper, ngambek, pundung, lalu ngga mau teruskan belajar, itulah awal masalahnya.
Apa yang membuat anak balita akhirnya lancar bicara? Karena ia terus menerus ngomong. Tak terpengaruh sedikit pun oleh gelak tawa orang di sekitarnya.
Malahan ia senang telah menghibur orang di sekitarnya.
Balita manapun tak ada yang takut untuk terus bicara. Karena takkan ada yang memarahi. Tak akan ditangkap aparat. Takkan dibawa ke pengadilan.
Kadang kita ini pengen belajar dan langsung mau sempurna. Tanpa mau melakukan kesalahan.
Takut sekali dinilai salah.
Padahal tak akan ada yang menangkap kita kalau salah dalam berlatih bahasa Arab.
Apakah kita pikir, semua orang yang jago bahasa Arab adalah orang-orang yang sejak awal belajar tak pernah lakukan kesalahan.
Ayo, teruslah lakukan kesalahan.
Agar ada yang membantu mengoreksi.
Jadilah seperti balita. Yang kesalahannya menghibur orang-orang di sekitar. Lalu tertawalah bersama.
Itu yang membuat kita akan maju.
Jangan malah pulang sambil bersimbah air mata seraya melayangkan ancaman keras "aku tak mau lagi belajar kalau ada yang ketawain aku lagi".
Sadarlah, selama dalam diri seseorang ada urat syaraf tertawa, ia akan tertawa jika ada fenomena yang memancing tawa.
Orang tertawa itu urusan dia.
Kita terus belajar itu urusan kita.
@ZamroniAFLAT
1.6K viewsedited 07:22