2022-07-07 09:14:46
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Sebuah rumah berumur ratusan tahun tengah direhabilitasi di kota Almonacid de la Sierra, Spanyol pada tahun 1884. Saat meruntuhkan dinding rumah itu, para pekerja konstruksi terkejut karena menemukan sebundel kertas kuno di baliknya. Manuskrip tersebut ternyata berasal dari abad ke-17, di masa berakhirnya kejayaan Islam di Andalusia terlihat dari gaya penulisannya yang menggunakan aksara Aljamiado (Texto Aljamiado). Di dalamnya si penulis menceritakan perjalanannya dari Puey Monzón menuju Mekkah untuk melaksanakan Haji yang ditulis dalam bentuk syair. Manuskrip yang berjumlah lebih dari 23 halaman itu kemudian dikenal dengan nama Bait-bait sang Haji dari Puey Monzón (Coplas del peregrino de Puey Monzón).
Setelah jatuhnya Granada tahun 1492 M., melalui dekrit Alhambra penguasa Kastilia memerintahkan orang-orang Mudejar untuk merubah keyakinan mereka. Banyak diantara mereka berpindah keyakinan namun tetap melaksanakan syariat Islam secara sembunyi-sembunyi, apalagi setelah dikeluarkannya larangan untuk orang Morisco -sebutan untuk muslim Mudejar yang pindah agama- menggunakan bahasa Arab dan menyuruh mereka mempelajari bahasa Kastilia selama tiga tahun oleh Raja Spanyol keturunan Jerman, Philip von Habsburg tahun 1567 sebagai akibat pemberontakan Alpujarras. Untuk menjaga segala praktek keagamaan mereka dari pengawasan penguasa Kastilia, orang Morisco membuat sistem penulisan bahasa Romansa dengan aksara Arab seperti halnya aksara Pegon di jawa.
Menurut Anwar G. Chejne dalam bukunya berjudul Historia de España musulmana, kata Aljamiado berasal dari kesalahan penyebutan term Al ‘Ajamiyah yang umumnya diartikan sebagai orang non-Arab. Namun menurut Angel Gonzales Palencia dalam Historia de la literature Arabigo-Espanola, kata Aljamiado diambil dari kata Al-Jamaah yang berarti jamaah. Karena aksara tersebut ikut menjadi tempat berlindung bagi umat Islam yang ditindas pada saat itu. Sama seperti penyerapan huruf Hijaiyah ke bahasa Jawa atau Melayu, banyak alfabet latin yang tidak tersedia pasangannya dengan huruf Hijaiyah. Karenanya alfabet latin yang tidak ada padanannya diadaptasikan agar dapat mewakili bentuk huruf-huruf Hijaiyah.
Huruf-huruf ini digunakan oleh Sayyid Syafran Ibn Abi Jum'ah Al-Wahrani atau Mufti Oran untuk menulis fatwanya tentang keringanan beribadah bagi umat Islam yang tertindas di Andalusia dan membolehkan bertaqiyyah (I'amonestança) jika nyawa mereka terancam. Fatwa yang dikenal dengan fatwa Oran tersebut ditulis dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Katalonia dengan menggunakan aksara Aljamiado. Selain fatwa Oran, muncul pula kitab fiqih yang ditulis dengan Texto Aljamiado oleh Syeikh Isa bin Jabir Ash- Shiddiq dari Segovia ( Yça Gidelli de Segovia ) yang berjudul “ El quitab segobiano: Brebiaro sunni, Memorial de los principals mandamientos y debedamientos de nuestra santa ley y sunna ”. Sebuah selebaran penguatan iman dan praktik syariah yang berasal dari Arévalo tersebar saat itu di kalangan orang Mudejar, selebaran ini juga ditulis dengan aksara Aljamiado dan disebut dengan surat dari Mancebo de Arévalo ( pemuda dari Arévalo ). Selain itu Mancebo de Arévalo pun menulis Tafçira, Sumario de la relación y ejercicios espirituales, Breve Compendio de Nuestra Santa Ley y Sunna, dan kalender Islam Calendario.
Texto Aljamiado menjadi sarana kaum Morisco untuk berkreasi mengungkapkan kebanggaan mereka kepada Islam tanpa diketahui pihak Kastilia. Lebih dari 200 manuskrip bangsa Moor yang ditulis dengan aksara ini telah ditemukan termasuk Coplas del peregrino de Puey Monzón. Manuskrip-manuskrip ini ditemukan tersembunyi di balik dinding-dinding rumah peninggalan kaum Morisco, mungkin agar tidak diketahui oleh penggeledah kerajaan Kastilia saat itu sehingga bisa mereka baca sewaktu-waktu. Bahkan manuskrip Poema de Yuçup, untaian syair yang menceritakan kisah Nabi Yusuf dari Al-Qur'an ditemukan di dalam sebuah gua di kota Morés.
874 viewsedited 06:14
S
