Get Mystery Box with random crypto!

Ta'aruf dan Pernikahan

Logo saluran telegram taarufdanpernikahan — Ta'aruf dan Pernikahan T
Logo saluran telegram taarufdanpernikahan — Ta'aruf dan Pernikahan
Alamat saluran: @taarufdanpernikahan
Kategori: Agama
Bahasa: Bahasa Indonesia
Pelanggan: 10.32K
Deskripsi dari saluran

Grup ini untuk umum dan berisi pengetahuan seputar dunia pernikahan. Diampu langsung oleh Ustadz Yoppy Alghifari dan Tim.
Boleh menyebarkan link/materi dari channel ini dengan mencantumkan sumber tertera.
Download aplikasi di taarufonline.id

Ratings & Reviews

3.00

2 reviews

Reviews can be left only by registered users. All reviews are moderated by admins.

5 stars

0

4 stars

1

3 stars

0

2 stars

1

1 stars

0


Pesan-pesan terbaru

2022-08-10 05:45:33 APAPUN SEKOLAHNYA, YANG PENTING ORANG TUANYA

Oleh : Dr. Budiansyah Abu Nizar (Dosen LIPIA Jakarta)

Sebagus atau semahal apapun sekolah anak-anak kita, sama sekali bukan jaminan untuk menghasilkan anak yang sholeh dan sholehah, anak yang berakhlaqul karimah.

Saya berkata ini karena sudah hampir 15 tahun mengelola lembaga pendidikan, berinteraksi dengan banyak stakeholder pendidikan, bergaul dengan berbagai kalangan dari dunia pendidikan.

Sehingga bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa SEKOLAH TERBAIK ADALAH KELUARGA, terutama untuk anak-anak sampai dengan usia SD.

Adalah sebuah kemustahilan jika kita mengharapkan anak-anak kita "berakhlaq baik" sedangkan di rumah orang tuanya :

Sering bertengkar
Sering marah-marah
Sering berkata kasar
Cuek pada anak2nya


Juga menjadi "Mission (almost) Impossible" jika mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taqwa, rajin sholat (berjamaah di Masjid bagi yang pria), mampu menghafal Qur'an dengan baik, semangat dalam menuntut ilmu terutama Ilmu Agama

Jika orangtuanya :
Cuek terhadap agama
Ayah Bunda malas menuntut Ilmu Agama
Ayah Bunda jarang berinteraksi dengan saudara, sahabat, tetangga, dsb. dsb.

Perlu sahabat semua ketahui,
"Panutan anak-anak adalah orang tuanya, bukan gurunya"

Sebagian anak-anak bahkan bercita-cita ingin seperti orangtuanya.

Ayah bagi seorang anak laki-laki adalah role model, sedang bagi anak perempuan Ayah adalah "first love" mereka.

Bunda...
Terlebih seorang Bunda, baik anak laki-laki dan perempuan banyak yang menjadikan sosok bundanya sebagai "Malaikat pelindung".

Satu rahasia kecil, para ulama dan orang bijak terdahulu jika mendapati anaknya berbuat kurang baik, berkata tidak jujur, sulit diatur... maka mereka pertama akan menyalahkan diri mereka sendiri, bahkan menghukum diri mereka sendiri..

Kenapa anak-anak saya bisa seperti ini?

Apakah saya telah berbuat dosa?

Apakah ada makanan haram yang saya berikan untuk anak-anak saya?

Itulah sejatinya orangtua yang baik.

Barokallahu Fiikum

=========================

Jangan lupa juga untuk Follow Aplikasi pencari pasangan sesuai syariat islam,
Instagram: (@)taarufonline.id

Informasi lebih lanjut : linktr.ee/Taarufonline.id
3.2K views02:45
Buka / Bagaimana
2022-08-07 08:20:36
3.8K views05:20
Buka / Bagaimana
2022-08-07 08:19:24 "Begini, apa Adi mau berubah? Karena kalau Ndah seperti ini terus, sekolah tidak akan meluluskan." Aku melihat ke arah Bu Hernita, aku tahu beliau serius.

"Mau berubah?" Bisik beliau pelan. Aku mengangguk. Pelan.

"Adi janji, Adi akan berubah, Bu. Adi janji gak nakal lagi!"

Sejak hari itu, aku adalah Adi yang baru. Aku terlahir menjadi pribadi yang berbeda. Dan benar saja, saat kelas enam, aku kembali meraih juara umum.

Aku lulus tes dengan nilai terbaik di SMP favorit. Juga masuk dan lulus SMA dengan nilai yang masih sangat memukau, hingga aku berhasil meraih beasiswa sampai menyelesaikan S1.

Ketika lulus SMA, aku berkunjung kerumah Bu Hernita, menanyakan satu hal yang dulu tidak berani aku tanyakan.

"Kenapa di rapor, meski aku tidak juara, nilaiku masih di tulis dengan jujur?"

Beliau menjawab, "karena itu nilai kamu. Kami tidak berhak mempermainkannya."

Bertanya-tanya apa saja kenakalanku? Banyak teman-teman. Aku memukul adik dan kakak kelas, padahal mereka tidak sengaja menginjak kakiku waktu antri beli makan di kantin. Aku membuang buku PR teman sekelas yang sering mengangguku, dan masih banyak lagi kenakalanku yang lain, sejak kapan? Sejak aku kelas tiga. Luar biasa bukan? Ya, aku anak nakal yang selalu di pukul oleh guru, nyaris setiap hari.

Akulah Adi, korban kekerasan guru, yang berhasil meraih gelar sarjana dengan masa kuliah tiga tahun.

Akulah Adi, korban kekerasan guru, yang setiap hari memiliki luka di bagian jari.
Apakah kedua orang tuaku melaporkan mereka? Ooh tidak! Orang tuaku tahu, bagaimana sifat dan sikapku. Itulah kenapa mereka akan tambah memarahiku, setiap kali aku terkena hukuman.

Akulah Adi, korban kekerasan guru, yang sangat berterimakasih pada rotan dan penggaris kayu itu.

Namaku, Adi. Aku bahagia guruku pernah memukul saat aku nakal.

Terimakasih, Bu Hernita, rotan itu bukan hanya melukai tanganku. Tapi juga berhasil memukul keras batu yang ada di hatiku.

Beliau selalu memanggilku "Adi" kalau aku sedang tidak bermasalah. Tapi saat aku berbuat salah, beliau akan menyebut namaku "Aadii !" Dengan sangat keras.

Bu, Pak, tahukah anda?
Hanya anda yang tahu karakter anak-anak anda. Bagaimana bisa anda lepaskan tanggung jawab kepada gurunya di sekolah? Tapi anda menahan hak didik bagi mereka atas anak anda.

Bu, Pak, pikirkanlah, apakah mungkin seorang guru tiba-tiba memukul siswanya tanpa kesalahan?

Bu, Pak, mereka menggunakan tangan untuk menjewer. Tapi mereka menghabiskan setengah hidupnya untuk keberhasilan anak anda.

Saat anak anda menjadi dokter, anda berkata dengan bangga, "ini anakku, menjadi dokter karena kerja kerasku!"
Bu, Pak, pernahkah saat anak anda pintar membaca, lantas anda berterimakasih, pada gurunya?
Saat anak anda pandai menghitung, pernahkah berpikir untuk mendoakan gurunya?

Bu, Pak, kalian mengirim mereka ke sekolah, karena kalian tahu, mereka butuh seorang guru. Lantas, mengapa saat anak anda mendapat secuil cubitan, jeweran, lantas anda melaporkan gurunya ke polisi? Memenjarakan gurunya begitu saja.

Bu, Pak, anda tahu karakter anak anda. Pikirkanlah kenapa mereka di jewer, di cubit. Karena gurunya menyayangi mereka, memperlakukan mereka seperti anak sendiri.

Bu, Pak, aku bukan guru, tapi aku adalah korban kekerasan guru, dan aku bangga guruku bersikap keras terhadapku. Karena kalau tidak, maka aku tidak akan seperti sekarang.

Bu, Pak, tidak perlu membawa bingkisan untuk gurunya. Cukup hargai mereka, tundukkan kepala dan ingat bagaimana peranannya untuk masa depan putra dan putri anda.

Mereka guru, dengan tulus mendidik, tapi di rumah, anda memberi anak-anak dengan gadget, dan tontonan televisi yang tak bermoral. Lalu, anda menyalahkan guru ketika anak anda berperangai buruk.

Kilau emas yang anda pakai itu, adalah hasil kerja keras penambang yang digaji tak seberapa.

Begitulah kerasnya kerja seorang pembentuk, karena seperti Itulah arti seorang guru sesungguhnya...

=========================

Jangan lupa juga untuk Follow Aplikasi pencari pasangan sesuai syariat islam,
Instagram: (@)taarufonline.id

Informasi lebih lanjut : linktr.ee/Taarufonline.id
3.8K viewsedited  05:19
Buka / Bagaimana
2022-08-07 08:19:24 AKU KORBAN KEKERASAN GURU

Perkenalkan, aku Adi Surya. Lulusan terbaik Universitas Negeri Jakarta.
Kapan aku duduk di bangku SD? Pada masa teknologi masih Radio dengan antena, dan Televisi masih hitam putih dikeroyok semut.

Aku korban kekerasan guru sejak kelas tiga SD. Masih segar di ingatan, wali kelasku, Pak Yunus, berteriak marah, "hey, kamu! Maju ke depan kelas!" Dengan wajah menantang aku berdiri, menghampiri beliau.

"Selesaikan soal ini!" Lelaki empat puluh tahun itu memukul papan tulis dengan penggaris kayu. "Salah sedikit saja, habis kamu!" Aku dengan yakin mengerjakan soal matematika yang ia berikan.

"Sudah, Pak." Aku berseru dengan sombong. Yakin kalau jawabanku pasti benar.

Tapi ....

Plak ...! Penggaris dengan panjang satu meter itu mendarat di tubuh bagian belakangku. "Kamu cukup pandai, tapi bengal minta ampun! Duduk!" Aku kembali ke kursi sambil mengusap bagian yang sakit.
.
Di lain kesempatan, saat aku kelas lima, aku di panggil wali kelas dua, guru wanita yang terkenal killer, kejam dan suka menghukum. Namanya Bu Hernita. Matanya menakutkan, selalu membawa rotan di tangannya.

"Adi, kamu tadi memukul siswa kelas dua. Betul?" Aku biasanya selalu berani menghadapi guru, tapi hari itu, aku tertunduk takut. "Jawab...!" Wanita itu berteriak sambil memukul meja.

Aku benar-benar mati gaya waktu itu. Darah premanku menghilang. Padahal aku sudah sering dipanggil guru, tapi selalu selamat dari guru satu ini. Tapi kali ini, sepertinya adalah hari sialku.

"Kemari...!" Tanganku di tarik mendekat, "kepalkan tanganmu!" Aku menuruti, dan tiga puluh pukulan mendarat di kepalan tangan kecilku. Menangis? Ya, aku menangis, tentu saja, kalian boleh mencobanya, kalau tidak percaya, rasanya sakit!

"Aku akan laporkan pada ayahku!" Aku menangis dan berteriak, mengambil tas di kelas dan berlari pulang.

Tiba di rumah, aku menceritakan semuanya dengan jujur. Apa tanggapan ayahku? Dia menggandeng tanganku, dan kembali ke sekolah. Aku tersenyum penuh kemenangan.

"Rasakan ...." kataku dalam hati.

Tapi ... tiba di sekolah, Ayah menghampiri Bu Hernita, dan berkata, "hukum dia lebih keras lagi, Bu, karena dia tidak sadar apa kesalahannya." Ayah meraih penggaris dan memukul tanganku berulang kali. Dan Bu Hernita menghentikan tindakan Ayah. "Di sekolah, hanya kami yang boleh menghukum. Bapak boleh pulang...!" tegas Bu Hernita.

Setelah Ayah pulang, Bu Hernita membawaku ke lapangan. Mengumpulkan semua siswa.

"Dengar semuanya! Mulai hari ini, Ibu tidak mau ada yang berteman dengan Adi ... kalau ada yang berteman, akan Ibu hukum! Faham?" Tatapan Bu Hernita beralih padaku, "dan kamu, kalau masih bersikap seperti ini. Ibu akan keluarkan kamu dari sekolah!" Kemudian beliau berlalu begitu saja.

Terhitung sejak hari itu, aku tidak memiliki satu orang teman pun. Semua teman menjauh setiap kali aku mendekat.

Aku sudah kelas lima menuju kelas enam waktu itu, usiaku bukan balita lagi. Aku sudah remaja, seharusnya sikapku tak seburuk itu.

Sampai pada puncak yang membuat aku terpukul lebih keras dari pukulan Bu Hernita, sore itu sepulang sekolah aku di panggil kepala sekolah. Saat aku masuk, ada Bu Hernita di sana.

"Adi, nilai kamu sejak kelas satu tidak buruk. Kelas satu sampai kelas dua, kamu selalu juara umum. Apa kamu tidak bertanya-tanya, kenapa di kelas tiga sampai kelas lima kamu tidak juara?" Kepala sekolah ku bernama Pak Sudirman, orangnya sangat lembut. Berbicara dengan penuh kasih sayang, "nilai kamu masih tinggi. Bahkan lebih tinggi dari peraih juara umum kita. Tapi perilaku kamu ini, yang membuat nilai angka rapormu tidak ada gunanya."

Aku tertunduk, Bu Hernita mengusap kepalaku. "Kemari, dengarkan Ibu." Jujur baru sekali itu aku melihat Bu Hernita selembut kapas berbicara padaku.

"Kamu tahu, Adi? Apa yang paling berguna? Bukan angka-angka di rapor itu. Melainkan ... ini." Tangan beliau menyentuh dadaku. Aku sudah remaja waktu itu, dan sudah sangat memahami maksud beliau. Bagaimana rasanya? Malu! Ingin menangis, tapi tidak bisa. Jadinya? Sesak di dada!
2.6K viewsedited  05:19
Buka / Bagaimana
2022-08-07 05:19:27 MINDSET

Oleh: Muhammad Supriadi

hampir di semua kelas kita sering mendengarkan pentingnya sebuah mindset.

Dalam kelas bisnis didapati bagaimana pentingnya mindset.

Di dunia kerja, bagaimana membangun mindset yang satu.

Ilmu berkeluarga atau parenting, tentang mindset.

Lalu apakah mindset itu?

Definisi mindset dari berbagai literatur disimpulkan bahwa mindset adalah sekumpulan pemikiran atau keyakinan.

Mindset sangat berpengaruh bagi nasib seseorang. Bukan sekedar bisa mengubah tingkah laku tapi juga perasaan.

Contoh sederhana :
Antara seorang muslim dan non muslim akan berbeda sikap dan perasaannya dalam hal makan, berpakaian, ibadah, dan muamalah. Sebabnya adalah mindset.

Sikap kita terhadap orang yang kita cintai akan berbeda dengan sikap kita terhadap orang yang kita benci atau bahkan tidak kita kenal sama sekali. Sebabnya adalah mindset.

Sikap orang yang mempunyai bakat sukses dengan seorang yang "pecundang" akan berbeda. Sebabnya adalah mindset.

Sikap orang yang serius mengarungi kehidupan ini dengan yang berleha-leha tentu akan berbeda. Sebabnya adalah mindset.

Sikap orang yang mau ikut berjuang dalam dakwah atau tidak tentu berbeda. Sebabnya adalah mindset.

Namun bagi saya, setelah mengamati dan terjun dalam dunia rihlah ilmu. Mindset itu diibaratkan seperti sebuah bangunan. Untuk membangunnya perlu proses. Perlu perjuangan. Perlu keseriusan. Perlu keikhlasan. Perlu hati yang lapang.

Karena ibarat sebuah bangunan, mesti ada pondasi yang kokoh. Maka mesti ada pondasi yang menopangnya. Yakni, perkara fundamental yaitu Aqidah.

Perkara yang paling mendasar dalam bab fundamental adalah jawaban atas pertanyaan simpul besar manusia. Dari mana saya berasal? Untuk apa saya hidup? Dan akan kemana setelah saya mati?

Dari jawaban aqidah tersebut barulah dibangun mindset bisnis, mindset sukses, mindset berkeluarga, mindset perjuangan dll.

Tapi klo mindset-mindset kita tidak ditopang dengan akidah. Maka mudah rapuh, mudah roboh atau hancur.

So, mulailah kita benahi mindset-mindset kita dengan ilmu. Berusaha untuk komitmen setiap waktu : ilmu apa yang sudah saya dapatkan hari ini? Ilmu yang sudah saya dapatkan pada jam atau detik ini? Ilmu apa yang saya dapatkan di peristiwa ini?

Jangan berhenti belajar. Berhenti belajar berarti mati.

Cermati baik-baik ayat berikut :

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Surat ArRa'du :11)


Ubah mindset. Untuk kebaikan dunia dan akhirat.

=========================

Jangan lupa juga untuk Follow Aplikasi pencari pasangan sesuai syariat islam,
Instagram: (@)taarufonline.id

Informasi lebih lanjut : linktr.ee/Taarufonline.id

Share dan join grup Ta'aruf dan Pernikahan: https://t.me/taarufdanpernikahan
2.5K views02:19
Buka / Bagaimana
2022-08-04 05:15:01 Hadir kembali....
*Cek Kualitas CV ta'arufmu : DAFTAR SEKARANG, TERBATAS !!!*

Beberapa orang 'merasa' sudah mengisi CV ta'aruf dengan baik tanpa pernah mengevaluasinya.
Padahal, dengan mengisi CV secara baik dan benar ia sudah mengantongi 80% keberhasilan ta'aruf

Apakah kamu yakin CV ta'arufmu sudah baik dan benar?

Yuk! Cek kualitas CV ta'arufmu
Bersama :
Ustad Yoppy Alghifari (CEO Ta'aruf Online Indonesia)
: Sabtu, 6 Agustus 2022
: 19.30 - 21.00 WIB
: Zoom meeting

*FREE! Limited 40 seat only*
*Available for Ikhwan & Akhwat*

Untuk mendaftar, klik :
bit.ly/WorkshopCVTaaruf

Segera daftar ya!
#SampaiJumpadiPelaminan #2022berdua #menikahlebihbaik
3.1K views02:15
Buka / Bagaimana
2022-08-04 05:15:01
2.9K views02:15
Buka / Bagaimana
2022-07-24 19:28:55 Bukan anti kemajuan, tetapi mengapa kemajuan hanya selalu diidentikkan dengan sesuatu yang melanggar gaya hidup kita sebagai seorang muslim?
Dan orang-orang yang menjalankan aturan kehidupan menurut agamanya justru di konotasikan ketinggalan?

Kasian kalau pada akhirnya, generasi masa depan yang akan jadi korbannya. Padahal kita tahu, bahwa menjalani kehidupan itu tidak mudah. Dan tidak selalu berisi kesenangan-kesenangan saja.

Belum lagi penyikapan yang tidak pernah adil pada dua fenomena tersebut.

Benar bila didalam Al Quran dikatakan bahwa pertempuran yang akan terus berlangsung sampai berakhirnya kehidupan adalah tentang haq dan bathil.

Dan selamanya, keduanya tidak akan pernah bersatu.
Tinggal pilihannya kita dan keluarga kita mau ambil bagian yang mana?

=========================

Jangan lupa juga untuk Follow Aplikasi pencari pasangan sesuai syariat islam,
Instagram: (@)taarufonline.id

Informasi lebih lanjut : linktr.ee/Taarufonline.id

Share dan join grup Ta'aruf dan Pernikahan: https://t.me/taarufdanpernikahan
4.9K views16:28
Buka / Bagaimana
2022-07-24 19:28:50
4.1K views16:28
Buka / Bagaimana
2022-07-24 05:00:49 *[Insyaallah bertemu Jodoh!]*
Sudah banyak ikhtiar yg dilakukan, namun kita tidak pernah tau lewat ikhtiar mana Allah berikan jawaban.

Lalu, apa salahnya mencoba?
Barangkali Allah titipkan jodohmu melalui Ta'aruf Online Indonesia!

Yuk, siapkan CV mu sekarang juga!
Free mengajukan total 4 CV di waktu berikut :

Sabtu, 30 Juli 2022
Hanya pada pukul 12.00 - 20.00 WIB
*Free mengajukan 2 CV*

Ahad, 31 Juli 2022
Hanya pada pukul 09.00 - 17.00 WIB
*Free mengajukan 2 CV*

Mau ikut? Gampang banget!
Pastikan kamu sudah buat CV di aplikasi Ta'aruf Online Indonesia, dan ajukan ta'aruf secara *GRATIS* di jam tersebut!

Klik linktr.ee/taarufonline.id untuk Download aplikasi Taaruf Online Indonesia

Dan kunjungi instagram instagram.com/taarufonline.id untuk informasi lebih lanjut!

Sampai jumpa di Pelaminan! #MenikahLebihBaik
4.4K views02:00
Buka / Bagaimana