Aroma dan Rindu.
Ruangan dapur sedikit berbeda. Tidak ada lelaki tinggi berlalu lalang yang sibuk mengacak-acak mencari bumbu dan alat masak. Tidak ada ocehan karena takut diganggu, padahal nyatanya beliau ribet sendiri. Lucu meskipun sedikit menyebalkan.
Tak ada teguran, memberi kode untuk bersalaman. Kali ini dan seterusnya tidak ada salaman lagi dengan beliau. Jangankan bersalaman, berbincang pun tidak akan pernah. Lagi dan lagi, di situasi ini, aku merindukan aroma masakannya.
Aku merindukanmu, sebanyak rintik hujan yang turun hari ini. Aku merindukanmu, suaramu dan pertengkaran yang ternyata membuat rumah ini terasa hidup. Aku merindukanmu, terima kasih sudah berkunjung di mimpiku.
Hari ini aku makan dendeng, seraya mengingat lagakmu yang seperti tukang masak terhandal di muka bumi. Aku makan apapun itu dan selalu mengingatmu yang memastikanku untuk tetap makan. Semoga tempatmu hangat dan nyaman di sana.
─ Sunshine.
@ruangnyaman
