Aku mulai lupa suaramu,
aku mulai lupa tekstur kulitmu,
aku mulai lupa banyak hal,
dan ketika berusaha mengingatnya,
sulit, seperti mustahil, kepalaku sakit.
Kebisingan itu musnah,
berganti rasa sepi luar biasa,
kali ini sepinya sangat menusuk,
rongga-ronggaku terisi kerinduan,
namun, sudah tidak bisa bersua.
Apakah sekarang rembulan bersamamu?
Apakah di sana kamu tidak kesepian?
Apakah di sana kamu menjumpai orang tuamu?
Semoga saja hal-hal baik yang terjadi,
terima kasih sudah menemaniku sampai sebulan kemarin.
Dalam setiap detak jantungku,
hembusan napasku, kedipan mataku,
aku selalu merindukanmu.
Hanya doaku yang dapat memelukmu,
malam ini, bersama sepi, aku merindukanmu.
Lagi dan lagi, setiap hari, setiap waktu.
Bahkan rasanya, aku bisa mati karena ini.
Karena sibuk merindukanmu terus menerus.
Maaf,
tidak tau sampai kapan.
─ Sunshine.
@ruangnyaman
