Kupandangi pahatan asmaraloka yang kini halai-balai ditebas le | RENTIK
Kupandangi pahatan asmaraloka yang kini halai-balai ditebas lengkara. Sudah hilang kehangatan, hanya tinggal kehampaan. Harusnya kita tak pernah bertemu, maka kau takkan menjadi kambing hitam dari kemurkaan hatiku. Aku tidak akan merasa perih akibat ruang yang menjadi kosong sepeninggalnya dirimu. Pun kau tidak akan merasa kecewa, atas diriku yang pengecut; melepasmu demi berpaling dari rasa sesak.
Lantas bagaimana jika sedari awal rasa itu tak menunjukkan eksistensinya? Kau tak menyambutku, dan aku terbebas dari asmara janardana. Nyatanya semakin keras aku menyembunyikan, gejolak cinta tetap menguar kuat—sebab aku bukan pembohong ulung yang handal menutupi jejak semu di pipi. Selayaknya senja pada swastamita, keindahannya sukar dimiliki. Kamu- ketidakmungkinan yang selalu aku nantikan.
