2022-01-17 10:36:12
Ada Ulama yang Menikah, Ada Ulama yang Tidak Menikaholeh Ustadz Zaky A. Rivai
Ketika ditanya kenapa tidak menikah, Imam an-Nawawi menjawab:
ذُبِحَ العلمُ بين أفخاذِ النساءِ
"Ilmu itu mati di antara kedua paha perempuan."
Ketika ditanya kenapa menikah, Imam as-Suyuthi menjawab:
عندي يعيش العلم بين فخذي النساء
"Menurutku, ilmu itu hidup diantara dua paha perempuan."
Keduanya ulama besar tapi punya pendapat berbeda soal menikah. Dan itu biasa. Zaman sekarang ini, kok banyak akhi-akhi dan ukhti-ukhti yang merasa menikah adalah solusi dari segala masalah? Jadi baginya menikah adalah harus kudu wajib. Heuheu
Menikah itu ibadah, termasuk sunnah Nabi yang mulia. Tapi ia bukan wajib sebagaimana shalat 5 waktu yang haram ditinggalkan jika sudah aqil baligh. Jadi, yang masih belum dapat jodoh di usia-usia yang mulai menggelisahkan padahal sudah berusaha, santai saja. Kamu tidak berdosa.
Bahkan Ibnu Qasim al-Ghazi dalam kitabnya Fathul Qarib menyebutkan bahwa menikah adalah sunnah yang dianjurkan bagi mereka yang sudah membutuhkan. Kalau belum butuh? Ya tidak masalah belum menikah. Kalau belum butuh tapi tetap menikah dengan tujuan memuliakan sunnah, dan mengharap ridho Allah subhanahu wa ta'ala, maka Insya Allah pahalanya sangat besar. Nah, bagi Imam as-Suyuthi, menikah itu makin memudahkan dirinya untuk menyelami samudera hikmah ilmu-ilmu Allah.
Sementara bagi Imam an-Nawawi yang pengembara ilmu sejati, menikah akan menyulitkan dirinya menyelami samudera hikmah. Jadi, nanti-nanti dululah. Bagaimanapun, takdir berkata bahwa Sang Imam wafat sebelum menikah. Yang tidak menikah selainnya juga tidak sedikit. Sebut saja Ibnu Jarir ath-Thabari, hingga Ibnu Taimiyah.
Yang menarik adalah pengakuan dari istri 'Umar bin Abdul 'Aziz, yakni Fathimah binti 'Abdul Malik. Katanya: "Umar ibn Abdul Aziz tidak pernah mandi besar baik karena janabah atau mimpi basah sejak dia diangkat menjadi khalifah sampai dia meninggal". Padahal dia sudah menikah. Nah, kira-kira bagaimana kesimpulan antum sekalian?
Setiap manusia berbeda-beda dalam ibadahnya. Ada yang sangat ringan bersedekah, ada yang sangat ringan tahajjud, ada yang sangat ringan merutinkan zikir pagi dan petang. Tidak bisa dipaksakan setiap muslim harus baik dalam segala amalnya. Begitu pun dalam soal menikah. Karena menikah itu ibadah, tidak semua muslim pasti baik jika dia menikah.
Tugas kita hanya melakukan sebaik- baiknya dalam setiap kesempatan amal kebaikan. Untuk menikah, persiapkan diri sebaik-baiknya. Kalau belum mau, jadilah berkualitas sebagaimana Imam an-Nawawi. Kalau mampu, gas. Kalau tak mampu tak perlu fafifu. Kalau sudah berusaha tapi tak kunjung menikah, mungkin memang nasib.
Rasul mengajarkan agar kita jangan ekstrem dalam segala sesuatu. Ada orang yang bilang mau shalat malam terus tanpa tidur, ada yang mau puasa terus tanpa berbuka, ada yang mau menjauhi perempuan dan tidak menikah selamanya. Rasul menyanggah ketiganya; karena Rasul pun tidur di malam hari, tidak puasa terus-menerus, dan Rasul juga menikah.
Jadi, kalau memang menikah, maka disyukuri dan jangan dipamer-pamer terus di depan para jomblo. Yang jomblo pun jangan terlalu ekstrem sampai bertekad menjomblo seumur hidup. Heuheuheu
_
hastag: #prinsipmarriageclass #pmc #kelaspranikah #pmcbyprinsip_id #siapkannikah #nikahmuda #nikahsiap
393 views07:36