Get Mystery Box with random crypto!

Contoh lain adalah Syaikh Kabir (Orang Tua Renta), ada 4 keada | hijrαh bαreng 🌷

Contoh lain adalah Syaikh Kabir (Orang Tua Renta), ada 4 keadaan :
Pertama : Mampu untuk berpuasa, maka tetap wajib untuk berpuasa
Kedua : Tidak mampu, dan masih normal ingatannya (tidak pikun), maka wajib bayar fidyah
Ketiga : Pikun, tidak wajib puasa dan tidak wajib bayar fidyah
Keempat : Terkadang pikun, terkadang waras, maka wajib puasa ketika ingat, dan tidak wajib puasa dan tidak wajib bayar fidayah ketika datang pikunnya.

5. Mukim, bukan Musafir
Musafir ada beberapa keadaan,
Pertama : Mengalami kesulitan berat ketika diperjalanan, wajib untuk berbuka puasa
Kedua : Kesulitan tidak terlalu berat namun tetap mengalami kesulitan, tetap dianjurkan berbuka, makruh untuk berpuasa
Ketiga : Kesulitannya ringan, atau imbang dengan kemudahan, maka sebagian para ulama mengatakan disunnahkan tetap berbuka untuk mengambil rukhsoh keringanan, sebagian ulama lain menganjurkan untuk tetap berpuasa dan ini yang rojih, karena beberapa sebab :
- Hal ini dilakukan oleh Nabi
- Berpuasa di waktu yang mulia (di bulan Ramadan)
- Segera menuntaskan kewajiban (yaitu puasa Ramadhan)
- Lebih semangat dan lebih mudah, karena semua kaum muslimin berpuasa, jadi terasa ringan. Berbeda jika puasa sendiri dengan qodho, maka akan terasa berat.

6. Bersih dari Haid dan Nifas

Pembatal Puasa ada 7:
1. Makan dan Minum
2. Apa saja yang menyerupai makan dan minum, semisal infus pengganti makan dan minum dll
3. Jima' siang hari bulan Ramadhan
Ada 5 hal yang berkaitan dengan ini,
A. Berdosa
B. Puasanya batal
C. Wajib menahan Pembatal puasa lainnya sampai magrib
D. Wajib Qodho' di hari lain
E. Wajib Kaffaroh

Kaffaroh jima ditunaikan secara urut, tidak bisa berpindah ke yang lain, kecuali tidak mampu, di antaranya
Membebaskan Budak (zaman sekarang tidak ada, maka boleh berpindah ke kafarot nomer 2)
Puasa selama dua bulan secara berturut-turut (Tidak boleh berpindah ke No 3, jika mampu melakukannya)

Puasa dilakukan secara urut, jika tidak maka di ulang dari awal, ada tiga hal yang tidak membatalkan urutan
- Jika bertabrakan dengan puasa wajib (bulan Ramadhan), misal seorang mulai puasa kafarot bulan Sya'ban, ketika masuk bulan Ramadhan maka wajib puasa Ramadhan, dan kafarot boleh di lanjutkan di bulan Syawal, jadi tidak terputus.
- Jika bertabrakan dengan hari wajib berbuka, haram berpuasa semisal hari raya dll
- Jika ada udzur syar'i, semisal sakit, safar dll

Memberi makan 60 orang miskin

4. Onani
5. Muntah dengan sengaja
6. Bekam, begitu juga dengan donor darah
7. Keluar darah haid atau nifas

Pembatal puasa dari nomer 1-6 dikatakan batal pada seseorang jika terpenuhi salah satu dari tiga syarat :
1. Mengetahui ilmunya
Jika seorang onani, namun dia belum tau ilmunya jika itu merupakan Pembatal puasa, maka puasanya tidak batal. Jika sudah tau, namun melakukan, maka puasanya batal

2. Dalam keadaan ingat
Jika seorang lupa makan di siang hari bulan Ramadhan, maka puasanya sah. Ketika di pertengahan makan dia ingat maka tidak boleh diteruskan, wajib diludahkan makanan yang berada di mulutnya.

Wajib bagi yang melihat orang lupa melakukan Pembatal puasa di siang hari bulan Ramadhan untuk mengingatkannya.

3. Melakukan karena pilihannya, bukan paksaan

Hanya ini ringkasan Kajian beliau selama 50 menit, semoga bermanfaat dan bisa diamalkan

Mohon maaf jika ada kesalahan

Barokallah fikum wa Jazakumullah khoiron

Kota Madinah, 26 Sya'ban 1443 H