Get Mystery Box with random crypto!

EMBEDDED QUESTIONS Embedded questions, atau juga dikenal se | Free English Course

EMBEDDED QUESTIONS

Embedded questions, atau juga dikenal sebagai indirect questions, digunakan untuk menanyakan sesuatu dengan lebih sopan dan meminta atau menyuruh seseorang melakukan sesuatu dengan kesan tidak memaksa.

Contoh:
Normal (Direct) question: What is your name?
Embedded (Indirect) question: Would you tell me what your name is?

Ketika menggunakan embedded question, kesannya jadi lebih sopan kan?
.
.
.
Cara Menyusun Embedded Question

Biasanya (meskipun tidak selalu), embedded questions diawali dengan frasa berikut ini:
Can/Could you tell me…? (Bisakah Anda memberitahu saya …)
Do you know…? (Apakah Anda tahu …)
Would you mind…? (Apakah Anda keberatan…)
Do you have any idea…? (Apakah Anda tahu …)
Would it be possible…? (Apakah memungkinkan …)
I wonder… (Saya penasaran/ingin tahu…)

Kemudian tambahkan kalimat tanya, tapi dengan susunan S + V.
Contoh:
Could you tell me where the bank is?
(Bisakah Anda memberitahu dimana lokasi bank?)


Dalam kalimat ini, kata tanya where berperan sebagai kata hubung kemudian diikuti dengan subject (the bank), lalu verb (is).

Susunan seperti ini biasa digunakan ketika kalimat tanya versi normalnya menggunakan kata tanya, seperti what, when, where, why, who, which, whose, dan how.
.
.
Lha terus gimana donk kalau gak pake kata tanya? Kan ada tuh pertanyaan yang diawali oleh do, does, did, dll?

Kamu hanya perlu menggunakan kata hubung whether atau if dan hilangkan auxiliary verb-nya. Dan jangan lupa gunakan tenses yang sesuai dengan konteks, ya.

Contoh:
Normal question: Has the meeting begun yet? (Apakah rapatnya sudah dimulai?)
Embedded question: Do you know whether the meeting has begun yet? (Apakah Anda tahu rapatnya sudah dimulai atau belum?)

Normal question: Does he love me? (Apakah dia mencintaiku)
Embedded question: I wonder if he loves me. (Aku penasaran apakah dia mencintaiku)
Pada contoh embedded question di atas, auxiliary verb “Does” dihilangkan dan diganti dengan kata hubung “if”. Kemudian, verb-nya muncul setelah subject dan menggunakan simple present tense sesuai dengan konteks.