Get Mystery Box with random crypto!

Andai hari ini kita mendengar, ada ledakan terjadi di Masjidil | Felix Siauw Official

Andai hari ini kita mendengar, ada ledakan terjadi di Masjidil Haram, tentara-tentara bersepatu masuk hingga di depan Ka'bah, menendangi dan memukuli mereka yang thawaf dan shalat disana, adakah kita peduli?

Saya yakin, tiap kaum Muslim akan mengarahkan hati dan pandangnya kesana. Sudah pasti semua negara Muslim akan mengutuk, bahkan menyiapkan tentaranya membela kehormatan tanah suci mereka

Sebab Masjidil Haram adalah kiblat kita, lambang kesucian ummat Muslim sedunia, yang takkan dibiarkan dihinakan dan dinista. Penduduknya saja kita muliakan, menziarahinya adalah impian semua kita

Tahukah kita, begitulah Masjidil Aqsha bagi Rasulullah Muhammad. Ia menjadi kiblat bagi Rasulullah Muhammad selama 14 tahun lebih, Beliau shalat menghadap Masjidil Aqsha lebih lama ketimbang beliau shalat menghadap Masjidil Haram

Maka wajar Rasulullah senantiasa menanamkan kecintaan yang besar terhadap Masjidil Aqsha, menyemangati para sahabat agar bersiap dan berlomba membebaskannya, sekalipun mereka saat itu masihlah lemah

Membela Masjidil Aqsha tidak selalu harus punya solusinya. Menaruh hati pada Baitul Maqdis tak mesti harus kesana berjihad. Memperhatikan Muslim disana itu wajib meski kita belum kesana, walau mereka tak satu negara

Karena kita mencintai Rasulullah, maka kita mencintai apapun yang beliau cinta. Termasuk wilayah, kota, tempat yang beliau selalu sebut-sebut: Baitul Maqdis, sumber berkah dunia

Dari cinta itu muncul perhatian, dari perhatian akan muncul kecenderungan, yang akan jadi pembelaan, dan akan jadi perjuangan

Bila cinta saja tidak, kita perlu menelisik hati, apa arti Rasulullah Muhammad bagi kita?