Get Mystery Box with random crypto!

Penerapan budaya positif dalam kurikulum Merdeka dapat dilakuk | Guru Era Digital

Penerapan budaya positif dalam kurikulum Merdeka dapat dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai budaya positif ke dalam materi pembelajaran dan pendekatan pengajaran yang digunakan.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan budaya positif dalam kurikulum Merdeka:

Pendidikan karakter: Kurikulum Merdeka dapat menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter yang positif seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, kerjasama, dan rasa tanggung jawab. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, pengajaran langsung, dan pengalaman nyata, siswa dapat belajar dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.

Peningkatan kesadaran budaya: Kurikulum Merdeka harus mempromosikan kesadaran akan keragaman budaya di Indonesia. Siswa harus diajarkan untuk menghargai dan menghormati perbedaan budaya antar etnis, agama, dan suku bangsa. Melalui pembelajaran tentang budaya-budaya yang berbeda, siswa dapat mengembangkan toleransi, pengertian, dan kemampuan untuk hidup dalam masyarakat yang multikultural.

Kegiatan kreatif dan seni: Kurikulum Merdeka juga harus memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka melalui kegiatan seni dan budaya. Keterlibatan dalam seni dan budaya dapat membantu siswa mengungkapkan diri, memperluas wawasan, dan membangun rasa percaya diri. Melalui seni dan budaya, siswa dapat mempelajari nilai-nilai positif seperti rasa keindahan, ekspresi diri, dan apresiasi terhadap seni dan warisan budaya.

Pengajaran sejarah lokal: Kurikulum Merdeka harus memperkuat pemahaman siswa tentang sejarah lokal dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Siswa perlu belajar tentang tokoh-tokoh inspiratif, peristiwa penting, dan nilai-nilai budaya yang telah membentuk masyarakat mereka. Hal ini dapat membantu siswa mengembangkan rasa kebanggaan, identitas, dan kecintaan terhadap budaya mereka sendiri.

Kolaborasi komunitas: Kurikulum Merdeka dapat mendorong siswa untuk berkolaborasi dengan komunitas lokal dalam kegiatan yang mempromosikan budaya positif. Misalnya, siswa dapat terlibat dalam proyek kebersihan, kampanye sosial, atau program pengabdian masyarakat yang melibatkan aspek-aspek budaya lokal. Melalui kolaborasi ini, siswa dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat sekitar dan mempraktikkan nilai-nilai budaya positif dalam tindakan nyata.