Get Mystery Box with random crypto!

RABU, 31 AGUSTUS 2022 1 PETRUS 4:16–19 MAZMUR 43 “Aku memik | BATAK TELEGRAM INDONESIA (BTI)

RABU, 31 AGUSTUS 2022
1 PETRUS 4:16–19
MAZMUR 43
“Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan
kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.”
JANGAN PERNAH MERASA MALU
Dalam dunia ini, manusia hidup hanya untuk mengejar kesuksesan, yaitu kehidupan yang mudah, dengan hanya sedikit pergumulan atau rasa sakit. Dalam renungan kita bulan ini, kita diingatkan bahwa orang Kristen asing terhadap cara kehidupan dunia. Penderitaan demi Kristus adalah hal yang bisa diperkirakan akan terjadi. Dan di
bagian terakhir ini kita ditantang untuk tidak merasa malu dengan kesulitan hidup yang terjadi karena kita mengikuti Kristus. Rasul Paulus yang banyak menderita dalam pekerjaannya menyebarkan Injil tidak pernah malu. Dia tahu bahwa untuk selama-lamanya dia ada dalam tangan Allah (2Tim. 1:12).
Dan oleh sebab itu Rasul Petrus bersukacita bahwa dia dianggap layak untuk menderita demi nama Yesus (1Ptr.4:16). Namun, penderitaan tidaklah selalu terjadi karena kesaksian orang percaya bagi Tuhan. Kadang-kadang penderitaan diizinkan untuk datang ke dalam kehidupan orang Kristen
oleh Allah karena efek pemurniannya untuk membuat kita lebih seperti Kristus (Yak. 1:2–4). Allah tidak akan menoleransi dosa. Dalam kasus orang percaya, Dia akan
menghukum kita ketika kita tidak taat (Ibr. 12:6). Ini adalah tanda bahwa kita adalah anak-anak-Nya (Ibr. 12:6–7). Meskipun tidak menyenangkan untuk menanggung
hukuman karena tidak taat, disiplin seperti ini menghasilkan kehidupan dalam kebenaran dan damai sejahtera, dan dari penghukuman ini kita mendapatkan pelajaran yang Tuhan ajarkan kepada kita (Ibr. 12:11). Jika Tuhan menghakimi dosa dengan cara sedemikian rupa
dalam kehidupan anak-anak-Nya sendiri, betapa mengerikannya penghakiman terakhir atas orang-orang yang menolak Injil (1Ptr. 4:17–18). Paulus berbicara tentang
saat yang mengerikan ketika Sang Hakim yang adil akan turun dalam pembalasan terhadap mereka yang telah menganiaya gereja dan menolak Injil (2Tes. 1:6–9).
Oleh karena itu, perantau Kristen yang menderita dapat merasa terhibur ketika mengetahui bahwa meskipun ada kejahatan di dunia, Allah tetap bertakhta. Dia mampu
untuk membebaskan umat-Nya dari setiap pencobaan dan akan menyelesaikan dalam diri kita pekerjaan besar yang telah Dia mulai (Flp. 1:6). Kita kemudian dapat
menyerahkan jiwa kita kepada pemeliharaan-Nya, menantikan hari yang agung dan mulia ketika Dia akan memanggil kita untuk menghadap diri-Nya.
RENUNGKAN: Apakah aku selalu mengingat bahwa Allah tidak akan menoleransi dosa?
DOAKAN: Bapa, aku bersyukur kepada-Mu bahwa Engkau mampu melepaskanku!